Mohon tunggu...
Ragil WIrayudha
Ragil WIrayudha Mohon Tunggu... Freelancer - melihat, mencatat dan mengingat

Hidup hanya sekali namun sejarah akan mengingatmu selamanya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Berita Bohong Berita

24 Mei 2010   18:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:59 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Banyaknya liputan dan informasi yang selalu datang seperti badai besar faktanya mampu mempengaruhi opini publik dan proses negara. Adu argumen akhirnya hanya didasarkan pada pilihan literasi media yang digunakan, adapun telaah kritis personal begitu jarang dilakukan, bahkan sering diabaikan. Tidak mustahil ini terjadi, mengingat di era teknologi tanpa batas ini, manusia sudah pasti tenggelam dalam arus informasi yang sesungguhnya harus dianalisa ulang kebenarannya.

Yang pantas diberi perhatian lebih adalah apakah latar belakang dari sebuah informasi yang bergulir itu? Fakta adanya konspirasi global dewasa ini tidak bisa disangkal lagi, hal itu menuntut sebuah kesadaran baru. Semangat untuk menganalisa what is the behind of story? (apa yang sesungguhnya terjadi?).

Latar belakang itu dapat dikaji dengan mengenali jenis taktik yang mungkin saja digunakan sebagai dasar pembentukan informasi. Berikut ini adalah ragam taktik yang telah sering difungsikan di banyak negara.


  1. The Omission Tactic (Taktik Penghapusan)

Karena politik syarat dengan pemusuhan, maka pesan-pesan politik justru lebih selektif dibandingkan kebanyakan pesan lain. Secara khusus, pesan-pesan politik memiliki lubang-lubang terbuka di mana seorang menerapkan Taktik Penghapusan dan menyingkirkan fakta-fakta yang relevan atau fakta-fakta penyeimbang ke luar negeri dari pesan-pesan tersebut.


  1. The Generality Tactic (Taktik Umum)

Sebuah rincian yang dapat menimbulkan oposisi birokratik atau politik yang dilapis dengan abstraksi yang dibuat-buat. Komunike diplomatik penuh dengan contoh seperti itu, yang menyebabkan gaya mereka sering kali mematikan otak dan membingungkan.


  1. Timing Tactic (Taktik Penetapan Waktu)

Pendekatan yang paling umum ialah dengan menunda pengiriman sebuah pesan hingga bagi pihak penerima terlalu telambat untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh adalah berbagai dokumen anggaran yang tebal, yang sengaja dikirim terlambat ke meja anggota DPR, sehingga mereka hanya memiliki waktu singkat untuk menganalisa dengan baik.


  1. The Dribble Tactic (Taktik Menggiring Bola)

Dalam taktik ini, data, informasi, dan pengetahuan diberikan sedikit-sedikit dalamwaktu yang berbeda-beda. Dokumen dijauhkan dari keutuhannya. Dengan cara ini, pola peristiwa menjadi terpecah dan menjadi kurang jelas bagi pihak penerima.


  1. The Tidal Wave Tactic (Taktik Gelombang Pasang)

Kalau seseorang mengeluh karena tidak diberi tahu mengenai sesuatu, maka “pemain” yang lihai akan mengirimkan data sebanyak-banyaknya sehingga si penerima akan tenggelam dalam informasi, dan tidak bisa menemukan fakta penting di tengah buih gelombang data tersebut.


  1. The Vapor Tactic (Taktik Asap)

Disini, asap desas-desus banyak sekali dilepaskan, bersama dengan beberapa fakta yang benar, sehingga penerima tidak bisa membedakan antara yang pertama dan yang tersebut belakangan. Akhirnya, sulit membedakan antara issue dan fakta.


  1. The Blow-Back Tactic (Taktik Memukul dari Belakang)

Sebuah kisah palsu disebarkan ke luar negeri, sehingga kisah itu akan diambil dan dimuat oleh pers. Taktik ini diterapkan oleh mata-mata dan agen propaganda. Sebagai contoh, CIA pernah membuat kisah palsu di pers Italia mengenai teroris Brigade Merah. Kisah ini diambil dan dimasukkan dalam sebuah buku yang diterbitkan di Amerika Serikat, dengan pruf kotor yang dibaca oleh Menteri Luar Negeri saat itu, Al Haig. Ketika Haig mengomentari kisah tersebut di sebuah konferensi pers, komentarnya kemudian dimasukkan ke dalam versi akhir buku itu.


  1. The Big Lie Tactic (Taktik Bohong Besar)

Dipopulerkan oleh Menteri Propaganda Hitler, Josef Goebbels, taktik ini berdasarkan gagasan bahwa jika sebuah kebohongan cukup besar, maka ia akan lebih cepat dipercaya ketimbang sejumlah kebohongan kecil. Yang termasuk dalam kategori ini ialah laporan tahun 1987 yang disebarkan oleh Moskow, yang menyatakan bahwa wabah AIDS dunia sengaja dilancarkan oleh CIA sewaktu dilakukan percobaan atas bahan-bahan perang biologis di Maryland. Kisah ini tersebar luas ke seluruh dunia, tetapi disangkal sengit oleh para ilmuwan Soviet.


  1. The Reserval Tactic (Taktik Pembalikan)

Hanya sedikit contoh fakta-fakta perusakan yang bisa melebihi Taktik Pembalikan ini. Taktik ini bermodus memberikan pesan tertentu dari dalam ke luar negeri. Sebuah contoh, dahulu di Israel, tersebar berita bahwa tidak ada “cinta” yang hilang antara Perdana Menteri YitzhakShamir dengan Menteri Luar Negeri Shimon Peres. Suatu kali, Shamir memerintahkan Menteri Luar Negeri guna memberitahu kedutaannya di seluruh dunia, bahwa Peres tidak memiliki kewenangan untuk mengajukan konferensi internasional yang bertujuan untuk memecahkan masalah Arab-Israel. Staf Peres di Kementrian Luar Negeri menerima pesan Perdana Menteri itu, tetapi cuma merobeknya dan mengirim telegram yang isinya justru menyatakan kebalikan isi pesan itu. Ketika seorang pejabat senior kemudian ditanya, bagaimana hal itu bisa terjadi, ia menjawab, “Bagaimana anda bisa bertanya seperti itu? Ini perang.”

Dengan kumpulan data strategi informasi tersebut seyogyanya masyarakat lebih waspada, berhati-hati dan kritis dalam menerima, memahami, dan merespon informasi. Menjadi harapan bahwa Indonesia menjadi bangsa yang tumbuh besar dari kecerdikan yang cerdas, bukan sekedar menjadi kerumunan rumput kering yang mudah dibakar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun