Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ketika Ustadz Bicara tentang Salib

21 Agustus 2019   14:26 Diperbarui: 21 Agustus 2019   14:30 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertepatan pada peringatan kemerdekaan RI yang ke-74, Sabtu 17 Agustus 2019 lalu, kita dihibur oleh sebuah video ceramah agama dari seorang ustadz kondang, bernama Abdul Somad. Kita tidak tahu kapan sebenarnya ceramah itu berlangsung, apakah sekarang-sekarang ini, atau memang sudah dulu banget? Tapi zaman now memang begitulah. 

Gara-gara laju kemajuan teknologi informasi atau information technology (IT) yang tidak dapat dibendung, peristiwa yang sudah tahunan lalu pun bisa saja dibikin ramai hari ini. Jejak digital, istilahnya. Bila video peristiwa tahunan lalu ditayangkan sekarang di Youtube, bisa menciptakan heboh, apalagi kalau kejadian itu relevan dengan saat ini. Hal itu pula agaknya yang terjadi dengan video Ustad Abdul Somad (UAS) yang ramai sekarang ini. 

Bila melihat konten ceramah itu, yang bersangkutan memang sangat layak terkena pasal penistaan atau penodaan agama.  Dalam hal ini beliau dianggap telah menista agama Kristen. Dalam acara ceramah itu, Pak Ustadz menjawab pertanyaan seorang jemaahnya yang "menggigil kalau melihat salib". 

Pak Ustadz pun menjelaskan tentang bagaimana hukumnya kalau melihat salib. Menurut Pak Ustadz, salib itu tempatnya jin kafir. Dan jawaban Pak Ustadz sangat menohok keyakinan umat kristiani yang sangat memuliakan dan mengagungkan salib. 

Sebab salib adalah lambang pengorbanan Kristus Yesus untuk keselamatan umat manusia yang percaya kepada-Nya. Tetapi kok teganya orang lain mengatakan itu tempatnya jin kafir.

Entah siapa yang menyebarkan video itu pertama sekali ke Youtube sehingga menciptakan heboh. Dan kita tidak tahu bagaimana reaksi UAS atas banyaknya protes dan kecaman terhadapnya menyusul viralnya video itu. 


Bisa saja beliau hanya tenang-tenang dan senyum-senyum sambil menyeruput kopi sore? Sudah tidak terhitung sebenarnya seberapa banyak atau seberapa sering keyakinan umat Kristen dinista atau dilecehkan oleh oknum-oknum yang tidak punya hati nurani.

Beberapa waktu lalu, bertepatan dengan musim Natal, ada tokoh agama yang dengan nada sinis menyoal tentang kelahiran Yesus. "Siapa yang membantu proses kelahiran Yesus ketika itu? Siapa bidannya?" demikian tokoh tersebut yang disambut derai tawa pendengarnya. 

Kejadian ini sekitar tiga tahun silam, dan sempat menimbulkan protes keras dari umat yang merasa terhina oleh statemen yang lebih tepat disebut olok-olok itu. Namun hingga kini, tidak pernah ada proses hukum terhadap oknum tersebut. Atau apakah karena memang tidak ada orang yang melaporkan perbuatan nista itu ke pihak yang berwajib? Sebab pihak kepolisian memang bertindak berdasarkan laporan anggota masyarakat.

Akan halnya kasus yang sedang menimpa UAS, apakah ada orang yang akan melaporkannya? Dan kalau nanti sudah sampai di tangan pihak yang berwajib, apakah diproses sebagaimana mestinya? Sulit menjawabnya mengingat di negeri ini kadang-kadang hukum itu hanya ada di atas kertas. Pasal-pasal hukum terbaca garang di atas kertas, tetapi kekuatan massa jua yang akhirnya berkuasa. 

Kasus Ahok yang dituding menista agama Islam pada tahun 2017 itu bisa menjadi contoh segar. Lalu ada lagi Ibu Melliana di Tanjung Balai (Sumatera Utara) yang "hanya" gara-gara mengeluhkan suara bising dari tempat ibadah dekat rumahnya, dijebloskan ke penjara, 15 bulan! 

Bagaimana dengan Pak UAS? Adalah lebih baik tidak mengharapkan beliau ditangkap, apalagi sampai dijebloskan ke penjara selama beberapa tahun. Karena jika bersandar pada realita, itu sesuatu yang mustahil. 

Kita lebih tepat mendoakan supaya semua pihak bisa mengendalikan diri dan emosi, dan tidak perlu bereaksi berlebihan. Semangat kekristenan adalah kasih dan pengampunan. Inilah sebaiknya yang didahulukan di saat-saat seperti ini.

Dan kepada pihak-pihak yang sebenarnya "tidak berkepentingan" pun disarankan supaya tidak terlalu mudah menafsirkan ajaran agama lain sekehendak hati, sebab hasilnya akan kacau dan sesat seperti yang terjadi saat ini. 

Bagi umat Kristen, salib itu bukan tempat jin. Salib itu lambang kasih dan pengorbanan Kristus Tuhan bagi keselamatan umat manusia yang percaya kepada-Nya. 

Dalam iman kristiani, Yesus yang adalah wujud manusia Allah di muka bumi, memang sudah diskenariokan oleh Sang Pencipta sendiri untuk mati di kayu salib, dikuburkan, bangkit dari kematian pada hari yang ketiga, naik ke surga, dan akan datang lagi kelak untuk menghakimi semua orang yang pernah hidup di dunia ini. Tanpa pengorbanan Yesus di salib, tanpa kebangkitan-Nya dari kematian, maka sia-sialah iman kepercayaan umat kristiani.

Maka ketika ada yang kebablasan mengatakan bahwa salib itu adalah tempatnya jin kafir, wajar saja banyak orang yang merasa kecewa dan ternista. Tetapi kita adalah umat Kristen, yang selalu mengingat salah satu ucapan Yesus di kayu salib: "Ampuni mereka, sebab mereka tidak mengerti apa yang dikatakan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun