Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Janji Swasembada Pangan? Bangun Irigasi Dulu

15 Januari 2019   15:49 Diperbarui: 15 Januari 2019   16:03 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Awalnya terdengar heboh, tetapi ternyata tidak ada yang istimewa. Itulah kesan penulis atas pidato Prabowo yang diberi judul: "Indonesia Menang" di JCC Senayan, Jakarta, Senin 14 Januari 2019 kemarin. Bahkan janji-janji yang diumbar pada saat itu, bisa dikatakan semuanya sudah dilakukan oleh Jokowi. Lalu apa sebenarnya yang hendak ditawarkan oleh Prabowo kepada bangsa Indonesia?

Industri mobil. Itu salah satu yang dijanjikan oleh Prabowo, seolah-olah mobil itu sesuatu yang sangat penting bagi bangsa ini, saat ini. "Kita harus bikin mobil yang benar-benar produk Indonesia, bukan mobil etok-etok (mobil-mobilan)," kata  Prabowo.  

Tidak cukup hanya mobil, capres 02 ini juga berjanji---sekali lagi berjanji--akan membuat kapal sendiri: kapal niaga, kapal penumpang, (kapal pesiar tidak dijanjikan sekalian?). Bahkan kereta api akan diproduksi sendiri. 

Dan seperti diperkirakan sebelumnya, swasembada pangan juga dijanjikan. Kalau soal ini, siapa pun presiden pasti akan mengupayakan swasembada. Bahkan semua bangsa di dunia ini, siapa sih yang mau bergantung pada negara lain? 

Tidak ada satu negara pun yang mau mengimpor minyak, bahan pangan, atau apa pun itu dari negara lain. Tapi faktanya tiada satu negara di dunia ini yang bisa memenuhi segala kebutuhannya dari dalam negeri. Semua negara melakukan impor. Jadi menjadi swasembada itu tidak mudah, seperti menciptakan hoax.

Maka janji capres akan swasembada pangan bukanlah sesuatu yang baru atau luar biasa, apalagi di era Presiden Soeharto, negeri ini pernah mengalami swasembada beras, meskipun hanya beberapa tahun saja. Setelah itu balik impor lagi. Dan catat! Soeharto bisa swasembada setelah hampir 20 tahun berkuasa.

Jadi, 10 tahun menjabat, belum tentu bisa swasembada. Di era presiden-presiden setelahnya, bahkan tidak ada cerita swasembada, sekalipun semua presiden ingin mencapainya. 

Dari sini bisa diketahui bahwa menjadi swasembada itu bukan perkara ringan, yang dapat dilakukan dengan seperti membalik telapak tangan saja, atau hanya dengan janji semata.

Bukan hanya swasembada pangan, Prabowo juga berjanji akan menjadikan negeri ini swasembada bahan energi, mampu memenuhi bahan bakar sendiri tanpa perlu lagi mengimpor dari negara lain. Terdengar manis dan serba gampang. Tetapi namanya juga janji. Siapa pun bisa berjanji. 

Maka, daripada sibuk memikirkan janji-janji capres yang kedengarannya sudah biasa dan lazim itu, dan yang belum pasti juga akan dapat direalisasikan, kenapa kita tidak memfokuskan diri dan mendukung langkah-langkah konkret yang telah dilakukan oleh pemerintah Jokowi saat ini?

Kita tahu, Jokowi juga ingin negeri ini mengalami swasembada beras, bukan hanya satu-dua tahun, tetapi selamanya. Dan untuk mencapai itu tidak bisa dilakukan hanya sekali ayunkan tongkat: simsalabim. Perlu waktu yang panjang, modal yang cukup, infrastruktur, serta mempersiapkan mental bangsa. 

Maka revolusi mental yang digagas oleh Jokowi itu tetap relevan sampai kapan pun, untuk mengubah mental bangsa kita yang malas-malasan untuk menjadi pekerja keras. 

Untuk langkah pertama, Jokowi dalam beberapa tahun sudah membangun banyak bendungan (irigasi) dan infrastruktur pendukung. Ini semua kan tujuannya untuk swasembada pangan dan kesejahteraan bangsa. Bukan seperti janji capres yang di sana itu yang seolah-olah semua langsung terpenuhi!

Mengubah mental anak-anak muda generasi penerus supaya mau bekerja di sawah dan ladang, bukan hanya ingin menjadi manajer bank, pegawai kantoran, atau artis, atau politikus. 

Harus disiapkan dulu ,mental anak-anak muda supaya mau turun ke sawah, ke ladang, menjadi petani. Dan ini butuh waktu, bukan setahun atau lima tahun. 

Kalau Wowo menjadi presiden, apakah serta-merta negeri ini swasembada pangan atau energi? Tidak! Masih perlu banyak waktu untuk mempersiapkan hal-hal pendukung, seperti irigasi, infrastruktur, dan biaya (dana). 

Kalau dana tidak ada, ya ngutang Pakde. Maka lebay sekali ketika politikus oposisi nyinyir hutang yang padahal untuk membiayai pembangunan infrastruktur. Tapi yang penting juga mempersiapkan mental warga. 

Sebab pekerjaan di sawah tidak bisa dibebankan sepenuhnya ke mesin-mesin? Lagi pula, mesinnya dari mana? Ya pasti impor dulu dari negeri lain, dan kalau mau bikin sendiri perlu waktu puluhan tahun, bukan satu tahun atau satu periode presiden. 

Maka sangat bodoh kalau rakyat menelan mentah-mentah janji swasembada pangan, sumber energi,  dan produksi mobil nasional itu hanya dalam satu dua tahun atau satu periode. 

Jangan mau dibodohi oleh janji-janji manis. Lihat saja Jokowi yang telah melakukan banyak hal dalam periode pertamanya dalam waktu yang lama, bukan dalam hitungan bulan atau minggu, tetapi tahunan. 

Dia mengambil alih Freeport, membubarkan Petral, dan menasionalisasi ladang migas di Rokan (Riau), dll. Butuh waktu yang lama, bukan begitu menjabat langsung semua rakyat menikmati beras murah, BBM gratis, dsb.  Soal janji, siapa pun bisa.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun