Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Bola

Timnas Kembali Memble

10 November 2018   07:09 Diperbarui: 10 November 2018   07:31 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Jumat, 9 November 2018, sore. Saya sengaja pulang cepat lebih awal dari tempat kerja supaya bisa tiba di rumah sebelum pukul 19.00 WIB. Ini Jakarta Bung, pada jam-jam sibuk kita sering tidak bisa diprediksi kapan tiba di tujuan. Keinginan saya waktu itu hanya satu: ingin menonton siaran langsung pertandingan antara timnas PSSI melawan Singapura dalam turnamen AFF Cup. 

Bukan apa-apa. Hanya saya tiba-tiba sangat kepincut dengan timnas semenjak menyaksikan penampilan mereka di ajang cabang sepakbola ASIAN Games XVIII, Agustus-September lalu. Di bawah asuhan Luis Milla, pelatih kala itu, anak-anak Nusantara kok bisa tampil memikat di lapangan hijau? Kerja sama yang apik, umpan-umpan akurat dan skill individual dribbling cukup membuat hati kagum. 

Rasanya seperti menonton La Liga atau Liga Primer saja. Meski akhirnya Evan Dimas cs hanya sampai pada babak delapan besar, hal itu tidak menyurutkan rasa bangga. Maka ketika tiba musim perhelatan ASEAN Footbal Federation (AFF) Cup, keinginan untuk menyaksikan penampilan anak-anak ini sangat besar, sekalipun mereka sudah tidak bersama coach Luis Milla lagi.

Saya masih mujur, sudah nongkrong di depan televisi pada saat babak kedua dimulai. Tapi saya sedikit kecewa sebab di papan skor terpampang kedudukan sementara 1-0 untuk keunggulan tuan rumah, Singapura. 

Tapi waktu masih panjang, saya ingat bagaimana kemarin dini hari di siaran Liga Champions, MU yang tertinggal oleh gol tunggal Cristiano Ronaldo sejak menit 65, akhirnya melipat Juventus di menit-menit akhir. Skor 1-2 untuk MU. Sehingga Mourinho dan pasukannya bisa meninggalkan Allianz Arena, markas Si Nyonya Tua, dengan membawa angka penuh.

Maka saya menonton pertandingan di layar televisi dengan tenang dan yakin Lilipaly dkk akan bisa membalikkan keadaan. Namun saya sontak kecewa sebab timnas yang tampil ini kok beda dari timnas Asian Games yang lalu? Padahal skuatnya nyaris masih sama, hanya beda pelatih. Sepeninggal Milla, timnas dipercayakan kepada Bima Sakti, asisten Luis Milla saat mengasuh timnas.  

Hingga paruh waktu, saya tidak melihat permainan yang saya bayangkan sebelumnya diperagakan oleh Beto Goncalves dkk. Bahkan sebaliknya timnas Singapura yang tampil memikat dan menghibur. Miris sekali, anak-anak Singapura tampak seperti sedang mengajari Evan Dimas dkk bagaimana bermain sepakbola dengan baik dan benar.

Dongkol? Yes! Sampai-sampai rasa malu yang sudah klise itu muncul juga. Negara dengan penduduk 260 juta jiwa kok tidak bisa melahirkan sebelas pemain sepakbola yang mumpuni? Singapura yang jumlah penduduknya saja hanya separuh dari penduduk DKI Jakarta kok bisa saja mempermalukan tetangganya yang besar luas dan punya penduduk bejibun itu. Pelatihnya pun bukan orang asing, tetapi mantan pemain timnas mereka juga: Fandi Ahmad yang di masa edarnya pernah menjadi bintang sepakbola di Asia Tenggara.

"Kalian sih, sukanya berdemo. Apa-apa didemo. Soal bendera pun didemo, lalu kapan latihan sepakbolanya?" sindir seorang teman medsos, warga Singapura tampang India, meski wajahnya item sangar, tapi dia bebas-bebas aja keluar-masuk hotel berbintang lima, gak ada satpam yang berani ngusir. 

Di ajang Piala AFF 2018 ini, PSSI berada di Grup B bersama Thailand, Filipina, Timor Leste, dan Singapura. Artinya perjalanan timnas kita untuk jadi juara kali ini sungguh terjal mengingat tim-tim calon lawan setara kualitasnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun