Mohon tunggu...
Hans Panjaitan
Hans Panjaitan Mohon Tunggu...

Biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Jomblo Mencari Cinta (10)

16 Oktober 2014   04:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:50 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

10

BH Nomor 36

SABTU sore. Poltak mulai bersiap untuk wakuncar ke Perumahan Surga Dunia Indah. Sudah berada di luar wilayah Jakarta. Benar kata orang-orang, untuk menuju tempat ini sangat gampang. Dari terminal naik bis, lalu ganti angkot, dan turun di pintu gerbang Surga Dunia Indah.

Hari masih terang ketika Poltak turun dari angkot. Tulisan di pintu gerbang: “Selamat Datang diKomplek Perumahan Surga Dunia Indah”, membuatnya semakin percaya diri. Dia mulai membayangkan malam minggu yang syahdu, bersama Serly Yudhoyono, yang meskipun tidak ada hubungan kekerabatan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, namun bagi Poltak adalah seorang gadis yang sangat menarik.

Kini dia selangkah lagi menuju alamat Serly. Tapi dia tidak tahu alamat lengkapnya. Serly tidak memberitahu nama jalan, nomor rumah, RT berapa, RW berapa. Padahal di komplek yang luas itu ada ratusan atau mungkin ribuan unit rumah. Serly hanya memberitahu nama pemilik rumah: Pak Suka Prakosa, pamannya sendiri.

Tapi tidak masalah bagi Poltak. Mungkin Serly sedang menguji keuletan, keberanian, keseriusan dan kecerdasan Poltak. Apalagi, menurut Serly, pamannya itu cukup dikenal di komplek perumahan kelas menengah tersebut. Untuk itu Poltak hanya perlu bertanya. Siapa tahu orang pertama yang dia tanya langsung bisa memberikan petunjuk yang tepat. Sungguh malam minggu yang penuh dengan keberuntungan, bukan?

Sambil terus melangkah memasuki komplek perumahan itu, mata Poltak mencari-cari orang yang bisa dijadikan tempat bertanya.

Nah, di dekat jembatan ada beberapa anak muda yangduduk-duduk sambil berdiskusi. Sebenarnya ada yang memegang gitar. Tetapi karena diskusi sepak bola lebih seru, gitar pun tidak berfungsi.

Poltak mengayunkan langkah ke kerumunan para cowok tersebut.Mereka ternyata sedang membahas sepakbola dunia. Bahkan sangat serius membahas tentang kemungkinan Lionel Messi bermain di Liga Indonesia.

Selamat sore friends. Maaf ya, aku mengganggu sejenak. Aku cuma mau numpang tanya nih...,” sapa Poltak sok akrab. Diskusi tentang Lionel Messi segera terhenti. Semua pandangan tertuju ke Poltak seorang.

Biar cuma numpang tetapi tetap bayar lho, Mas,” jawab salah seorang dari anak-anak muda itu.Melihatpenampilannya yang dekil mungkin dia seorang sopir mikrolet.

Hahahahahaahahahahhhahhaha.....”semua tertawa berderai. Poltak senyum kecut, dan melanjutkan pertanyaannya tadi:

Saya sedang mencari alamat rumah Pak Suka Prakosa.”

Suka Perkosa? Perkosa bocah atau nenek-nenek?” balas salah seorang yang punya tampang mesum. Dia menjawab sambil tersenyum cabul.

Suka Prakosa, Mas,” ulang Poltak dengan menahan rasa dongkol. Dia menyesal telah bertanya kepada anak-anak muda yangkesannya iseng dan menganggap remeh pada dirinya itu.

Kamu mau ke rumah Pak Prakosa?” timpal seseorang yang tampangnya serius.

Ya Mas! Alamatnya di mana?” harap Poltak.

BH nomor 36!”

Hahahahahahhahaha.....” semua tertawa.

Ya, coba kau cari saja BH nomor 36!” kata si tampang mesum tadi sembari tersenyum menyeringai.

Tapi jangan dipakai loh ya...” timpal seseorang lagi.

Hahahahahaha....”

Menyadari kalaudirinya hanya jadi bahan mainan dan olok-olokan para pemuda tanggung itu, dengan muka merah padam karena menahan emosi, Poltak langsung meninggalkan mereka. Jumlah mereka ada enam orang. Mau memperlihatkan sikap marah, tersinggung dan menantang sama saja mati konyol atau minimal babak belur. Apalagi ini bukan kampungnya. Dia orang baru di Jakarta. Dia tidak punya kenalan satu orang pun di daerah perumahan itu. Bahkan Mike Tyson punakan berpikir ulang bila menghadapi situasi dan kondisi serupa. Maka Poltak pun menjauh dari mereka diiringi tawa berderai-derai.

Tampangnya yang kusut serta mulutnya yang sesekali mengeluarkan umpatan kesal, rupanya menarik perhatian tiga orang ibu-ibu yang sedang ngerumpi di depan sebuah rumah warung.

Ada apa Dik. Cari rumah siapa?” sapa salah satu ibu itu dengan ramah.

Anu, Bu...”Poltak bingung menjawab. Dia masih dongkol, sehingga kerongkongannya terasa kaku untuk menjawab dengan benar.

Anu-mu kenapa? Kejepit resleting celanamu ya...” sahut ibu berbadan gendut sambil tersenyum. Rupanya ibu yang satu ini rada genit juga.

Kamu kelihatannya suntuk berat. Setresss.Habis putus ya sama pacar kamu?” ibu yang satu lagi tak mau kalah. Sok tahu.

Enggak Bu. Saya lagi kesal saja Bu,” jawab Poltak.

Kesal gara-gara apa?”

Anak-anak muda yang di sana itu Bu. Aku menanyakan alamatrumah Pak Suka Prakosa, tetapi mereka menyuruh aku mencari BHnomor 36. Kurang ajar betul mereka itu. Mereka tidak tahu siapa saya. Saya ini mahasiswa!” kata Poltak yang tidak bisa menahan rasa dongkolnya. Kartu mahasiswanya dia cabut dari saku bajunya dan diacungkan ke ibu-ibu itu.

Kwkwkwkwkwk..,ketiga ibu itu serentak tertawa cengengesan.

Kok malah cengengesan sih ibu-ibu?” Poltakmulai merasa menyesal telah melakukan perbincangan dengan ibu-ibu gendeng ini. Jangan-jangan wanita-wanita setengah baya ini adalah ibu anak-anak badung tadi. Sama-sama sedeng. “Buah yang jatuh memang tidak jauh dari pohonnya,” kata Poltak dalam hati. Diam-diam dia mulai mengakui kebenaran peribahasa yang diajarkan guru bahasa Indonesia di SMP dan SMA dulu.

Lha, mereka kan tidak salah,” kata ibu gendut. “Mereka telah memberitahu alamat yang kamu cari itu dengan benar...,” lanjutsi ibu gendut.

Poltak semakin tidak mengerti. Dia mulai ragu jangan-jangan orang yang tinggal di komplek ini “miring” semua. Dia pun siap-siap balik kanan dan pergi. Namun si ibu gendut melanjutkan kata-katanya.

Benar Dik. Pak Suka Prakosa yang kamu cari itu memang tinggal di sini. Dia ketua RW, lho. Alamatnya di Blok B/H nomor 36. Lokasinya dua blok dari sini. Kamu lihat pohon kelapa di sana itu? Rumah Pak Prakosa ada di dekat pohon itu. Itu Blok B/H,” jelas si ibu sambil tersenyum.

Oh....begitu,” gumam Poltak, namun masih ragu. “Terimakasih. Kalau begitu saya mau ke sana sekarang, cetus Poltak.

Dan memang betul. Di ujung jalan dekat pohon kelapa itu terdapat plang bertuliskan: “ANDA MEMASUKI KAWASAN BLOK B/H. HARAP BERLAKU SOPAN & SANTUN”.

Poltak tersenyum kecut. Dia mempercepat langkah untuk tiba di rumah bernomor 36itu. Sesosok pria bertubuh gempal, kumis tebal, nongol di depan pintu. Melihat seorang pria tak dikenal memasuki halaman rumahnya, dia berdiri memperhatikan dengan cermat.

Selamat sore Pak. Apakah ini rumahnya Pak Suka Prakosa?” tanya Poltak seperti ragu.

Ya betul. Saya sendiri. Ada yang bisa saya bantu?”

Oh....Saya mau ketemu dengan Serly Yudhoyono.”

Tunggu sebentar...”

Hampir sepuluh menit berlalu. Serly baru nongol dengan pakaian santai dan transparan yang membuat napas Poltak sesak sejenak. Serly sepertikaget juga dengan kehadiran Poltak. Gadis ini tidak menyangka kalau Poltak benar-benar datang.

Tampaknya Serly baru selesai mandi. Wangi sabun mandimasih terendus hidung Poltak. Diamakin kagum dengan kemolekan tubuh Serly. Dan yang lebih penting di sore itu, Serly menyambut kehadirannya dengan senyum ramah. Lalu mengajaknya duduk di beranda depan saja. Tanaman kembang yang rapat dan rimbun di sebelah pagar, namun tertata rapi, membuat mereka terlindung dari pandangan tetangga depan.

Sungguh tempatyang ideal untuk menghabiskan malam minggu bersama kekasih hati belahan jiwa,” kata Poltak dalam hati.

Poltak lega bukan main. Malam minggu yang tadi sempat dia ramalkan berawan dankelabu, ternyata indah dan syahdu. Apakah ini berarti bahwa penantian dan pencariannya selama ini sudah berhasil dengan gemilang? Dan kinimemiliki pacar yang namanya pun seksi: Serly? Oh, semoga.

Tapi dia harus bersabar menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan rasa cintanya. Dia perlu persiapan khusus. Dia akan menunggu tibanya hari istimewa untuk menyatakan: I love you. Tapi malam minggu ini adalah awal yang baik. Dia akan memanfaatkannya untuk semakin mengenal dan dikenal oleh sang pujaan. {} BERSAMBUNG...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun