Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masyarakat Perokok, Masyarakat Gila!

15 Juni 2013   11:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:59 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1371274904487330249

[caption id="attachment_249001" align="aligncenter" width="300" caption="Akibat Merokok"][/caption]

Peringatan ini ada disetiap bungkus rokok.  Semua orang bisa membaca secara terbuka dan transparan.  Riset-riset kesehatan tidak kurang-kurangnya memperlihatkan bahaya merokok bukan saja untuk perokok tapi juga untuk lingkungan terutama second hand smoker alias yang kena asapnya.   Tapi ada daya bahkan salah satu bank terbesar di Indonesia dimiliki Pabrik Rokok.  Penyumbang-penyumbang terbesar pajak adalah rokok.

270 Milliar batang rokok per tahun menurut Kompas  http://health.kompas.com/read/2012/09/06/05573933/Konsumsi.Rokok.270.Miliar.Batang.Setahun

dikonsumi masyakarat.  Ketika saya hitung perhari adalah sekitar 770 juta batang rokok.  Dengan asumsi satu orang merokok 5 batang, maka 154 juta penduduk Indonesia adalah perokok.  Dengan asumsi 250juta penduduk, maka sekitar 62% penduduk Indonesia adalah perokok.  Tentunya ini hitungan yang sangat kasar, tapi sangat logis.  Ada apa dengan masyakarat kita?  Apakah tidak bisa membaca?  Apakah tidak mengerti?  Membuat saya berfikir, dan beropini ada sesuatu yang salah di masyarakat kita.  Kita sedang sakit!

Analisa saya mengapa peringatan itu diabaikan, ada tiga penyakit masyarakat yang harus kita waspadai bersama:

#1 Unbelief Disease

Kita mendengar, kita membaca, kita mengerti, bahkan sampai level kita tahu.  Tapi, KITA TIDAK PERCAYA.  Penyakit dalam masyarakat ini saya sebut penyakit AGNOSTIK.  Dalam masyarakat modern agnostik ini semakin parah.  Tidak hanya di twitter, facebook, dan online meda, media-media konvensional pun selalu berbau ketidakpercayaan.  Ketidakpercayaan kepada pemimpin, partner, keluarga, bahkan maraknya motivator-motivator bertarif jutaan mengindikasikan penyakit ini sudah sampai kepada taraf diri sendiri.  Artinya, ketidakpercayaan kepada diri sendiri.   Dan jangan heran, walau komunisme sudah dilarang, sebetulnya practical atheism atau atheis secara praktis yang jadi backbone komunisme itu masih mayoritas di Indonesia.   Ketidakpercayaan akan adanya Tuhan yang omnipotent (maha kuasa), omnipresent (maha hadir), dan omniscient (maha tahu) dibuktikannya dengan korupsi, manipulasi di semua bidang.

# Ignorance

Percaya tapi tidak perduli.  Mau sakit biar sakit.  Mau impoten biar impoten.  Yang penting, tetap merokok!  Itu jelas penyakit tidak perduli.  Ketidakpedulian terjadi ketika perasaan sudah menjadi tumpul.  Tidak perduli diri sendiri,keluarga, apalagi orang lain.  Ketidakpedulian inilah sumber kemiskinan.  Karena kalau yang Kaya Peduli, maka yang miskin terbantu.  Yang pintar perduli, yang bodoh terbantu.  Gerakan-gerakan inspiratif seperti Indonesia Mengajar, Solo Mengajar, Akademi Berbagi, Pencerah Nusantara, dsb berusaha menggugah semangat masyarakat untuk kembali perduli.   Mari kita dukung!

#Schizoprenia

Menurut Wikipedia Schizoprenia adalah:

is a mental disorder characterized by a breakdown of thought processes and by a deficit of typicalemotional responses

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun