Mahasiswi Universitas Negeri Semarang (UNNES) bekerja sama dengan ibu-ibu PKK RT 6 RW 10 Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, dengan menggelar kegiatan pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi dengan aroma kayu manis. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong gaya hidup ramah lingkungan sekaligus memberikan keterampilan baru yang dapat meningkatkan kesadaran lingkungan warga sekitar. Program ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu sosialisasi dampak negatif minyak jelantah terhadap lingkungan dan pengenalan cara pemanfaatan limbah minyak jelantah pada tanggal 12 April 2025, serta demonstrasi pembuatan lilin aromaterapi pada tanggal 26 April 2025. Kegiatan tersebut dilaksanakan di wilayah RT 6 RW 10 Kelurahan Wonosari dan melibatkan partisipasi aktif ibu-ibu PKK bersama mahasiswi UNNES.
Sosialisasi pada pertemuan pertama membahas bahaya limbah minyak jelantah yang sering dibuang sembarangan sehingga mencemari lingkungan dan berpotensi merusak ekosistem. Ibu-ibu diberikan pemahaman mengenai pentingnya pengelolaan limbah yang benar serta peluang pemanfaatan minyak jelantah menjadi produk ramah lingkungan seperti lilin aromaterapi. Pada pertemuan kedua, dilakukan praktik langsung pembuatan lilin aromaterapi berbahan dasar minyak jelantah dengan kayu manis, yang selain ramah lingkungan juga memiliki nilai jual ekonomis. Melalui pelatihan ini, ibu-ibu PKK tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga pengalaman dan ketrampilan baru yang dapat digunakan dalam memanfaatkan limbah rumah tangga.Â
Ketika ditanya tentang bagaimana biasanya mengolah minyak jelantah yang sudah tidak terpakai, Ibu Ruli Akroni, Sekretaris PKK RT 6 RW 10, mengaku bahwa dulu ia kadang membuang minyak jelantah di luar rumah atau di pekarangan. Namun, beberapa bulan terakhir ini, ia mulai mengumpulkan minyak jelantah di botol untuk kemudian dijual. Pernyataan ini menunjukkan adanya kesadaran yang mulai tumbuh di masyarakat terkait pengelolaan limbah rumah tangga yang lebih bertanggung jawab. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran tersebut dan menginspirasi warga lain untuk memanfaatkan limbah secara kreatif dan berkelanjutan.
Salah satu peserta dari PKK RT 6 RW 10, juga memberikan testimoni positif mengenai produk lilin aromaterapi dari limbah minyak jelantah tersebut. Ia mengatakan, "Produk ini sangat inovatif dan bermanfaat,baunya juga enak wangi. Bahan-bahannya juga mudah didapat, cara pembuatannya gampang dan mudah diingat. Lilin ini bisa menginspirasi ibu-ibu untuk dibuat menjadi souvenir unik yang dapat diproduksi sendiri." Pendapat ini menunjukkan antusiasme dan optimisme warga terhadap potensi produk ramah lingkungan yang sekaligus memiliki nilai ekonomis.
Melalui kegiatan yang dilakukan oleh Hanna Shafira, mahasiswi Universitas Negeri Semarang, bersama dosen pengampu mata kuliah IPA Terapan, Ibu Aldina Eka Andriani, S.Pd., M.Pd., dan dosen pembimbing lapangan, Bapak Arif Widagdo, S.Pd., M.Pd., berhasil menunjukkan kolaborasi yang apik dalam pengabdian masyarakat. Kolaborasi ini tidak hanya berhasil memberikan edukasi dan keterampilan, tetapi juga mendapatkan respons yang sangat positif dari ibu-ibu PKK yang antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Antusiasme tersebut menjadi motivasi tersendiri untuk terus mengembangkan inovasi dan pelatihan serupa di masa mendatang.
Program kolaborasi ini merupakan bentuk nyata pengabdian masyarakat dari mahasiswi UNNES yang dibimbing oleh dosen pengampu serta didukung oleh dosen pembimbing lapangan. Mereka berupaya menjembatani pengetahuan akademik dengan kebutuhan masyarakat, terutama dalam hal pengelolaan dan pemberdayaan lingkungan. Dengan memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi yang menarik, program ini mendorong pengurangan limbah rumah tangga sekaligus menanamkan gaya hidup ramah lingkungan yang dimulai dari lingkungan sekitar warga RT 6 RW 10.
Melalui kegiatan ini, diharapkan warga RT 6 RW 10 Kelurahan Wonosari semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan menerapkan gaya hidup ramah lingkungan mulai dari hal-hal sederhana di rumah. Kolaborasi antara mahasiswa UNNES dan PKK setempat menjadi bukti bahwa inovasi dan edukasi dapat berjalan beriringan untuk menciptakan perubahan positif yang berdampak luas.