Manusia hidup dalam kebudayaan, kebudayaan tidak dapat dipisahkan dengan ruamg dan waktu karena melalui ruang dan waktu pula isi kebudayaan itu diceritakan melalui warisan dari generasi ke generasi berikutnya. Akan tetapi, kebudayaan tidak dapat menceritakan semua hal tentang manusia, sehingga kebudayaan juga mempunyai potensi untuk menyembunyikan banyak hal yang tidak dapat diungkapkan (yang dikatakan atau yang diceritakan).Â
Uniknya, apa yang disembunyikan oleh kebudayaan itu paling efektif dari apa yang diungkapkan oleh setiap orang dalam komunikasi. Berkomunikasi dengan pesan-pesan komunikasi melalui bahasa yang tersembunyi dapat menjadikan bahasa semakin berperan sebagai pengontrol perilaku komunikasi, termasuk mengontrol dan mengendalikan perilaku komunikasi yang tidak disadari oleh individu.
Di era milenial seperti ini, komunikasi dan pertemuan antar individu menjadi berkurang, namun dengan adanya suatu budaya tradisional, dapat dijadikan sarana bertemu dan komunikasi antar masyarakat. Tradisi bersih desa contohnya, tradisi ini telah dilakukan berabad-abad lamanya. Di Jawa, tradisi ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur  oleh warga desa atas berkat yang diberikan Tuhan kepada masyarakat desa.Â
Baik dari hasil panen, kesehatan, dan kesejahteraan yang telah diperoleh selama setahun dan juga sebagai permohonan akan keselamatan dan kesejahteraan satu tahun mendatang. Ritual bersih desa dilakukan satu tahun sekali setelah musim panen tiba, waktunya saat bulan Suro (kalander Jawa).
Ritual bersih desa tidak selalu sama di setiap daerah atau desa, oleh karena itu tahapan upacara adat yang dilaksanakan pun berbeda tergantung pada tradisi turun-temurun
di setiap desa, hari pelaksanaannya pun berbeda-beda sesuai kesepakatan masing-masing warga desa. Di Desa Pelemrejo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali sendiri, ritual bersih desa memiliki beberapa tahapan, diawali dengan kerja bakti membersihkan lingkungan desa yang dilakukan oleh seluruh warga.ÂSelain itu biasanya warga juga membersihkan area pemakaman, filosofinya adalah untuk membersihkan halangan atau kesusahan yang ada (resik sukerta/ sesuker) agar kehidupan seluruh warga tenang dan tenteram. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan persiapan upacara adat, seluruh warga akan bergotong royong untuk memasak dan juga menyiapkan seluruh keperluan dalam acara. Di malam hari akan diadakan kegiatan jagongan, lalu keesokan harinya adalah kenduri. Biasanya warga setempat juga mengundang organ tunggal, pertunjukan wayang kulit, dan lain sebagainya untuk hiburan.