Mohon tunggu...
Hanung Hanindhito
Hanung Hanindhito Mohon Tunggu... -

hanya manusia biasa :)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Petarung Terhormat

29 Desember 2010   15:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:14 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1293637489245551830

Lega.... Senang... Bahagia... Gembira... !!! Itu yang saya rasakan ketika menyaksikan 90 menit laga menegangkan yang dipertontonkan oleh anak-anak asuhan Alfred Riedl di tengah lapangan hijau Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta,  Republik Indonesia tercinta. 22 pemain sepakbola terbaik dari 2 negeri saling berjibaku menunjukkan siapa yang terhebat diantara mereka malam ini.  Seluruh aksi individual terbaik yang mereka punya dipertontonkan kepada kita malam ini. Bermacam momen penting pun dipertunjukkan kepada kita. Penalti yang gagal, sekali ( hanya sekali ) bias sinar laser diarahkan kepada kiper Malaysia,  pemain sayap kita yang beberapa kali hampir mencetak gol, kemelut di mulut gawang, dan adegan yang nyaris menjurus ke arah permainan kasar pun terlihat. Namun pada akhirnya, ketika peluit panjang ditiupkan untuk terakhir kalinya, kita ternyata memang harus menghadapi kenyataaan, bahwa kita kalah. Ya...kalah. Tidak ada kata "kalah terhormat", "kemenangan yang tertunda", "belum saatnya menang", dan sebagainya. Kalah adalah kalah. bukan menang. Tapi, ada satu pelajaran penting yang dapat diambil dari pertandingan tersebut...  yaitu mengenai arti dari sebuah kata berjuang. 11 orang pemain yang berada di tengah lapangan bertarung sampai dengan tetes darah yang terakhir, untuk dapat memberikan yang terbaik, walaupun hati kecil mereka juga tahu bahwa adalah tipis kemungkinan Tim Garuda untuk bisa menang, walaupun di depan publik sendiri. Satu contoh yang seharusnya ditiru. Bahwa kita harus tetap berjuang, bertahan, dan jangan menyerah terhadap keadaan, walau  sekecil apapun peluang yang kita miliki saat ini. Dan, kita tidak perlu berfikir mengenai apapun hasil dari perjuangan kita itu. Sehingga kita bisa tetap bersemangat untuk tetap bisa berjuang, sampai  akhirnya kita memang diharuskan untuk berhenti. Tetap bisa konsentrasi untuk mengintrospeksi bisa diri kita, dan menjadikan kita lebih baik pada langkah berikutnya. Menjadi petarung terhormat yang bisa mencapai kemuliaan hidup " Kita boleh kalah dalam pertempuran-pertempuran kecil. Tapi kita yang akan memenangkan perang ini" ... Jend.  Mc Arthur. Dan percayalah bahwa tetes airpun dapat melubangi batu karang. Sekali lagi ... salut kepada kawan2 kami di tim sepakbola Indonesia dan pelatih Alfred Riedl :) *Refleksi malam sebelum shalat malam* Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun