Pernyataan skeptis dalam memantik perubahan kurikulum dan dilegitimasi oleh Subkhan (2018) yaitu "Ganti Menteri, Ganti Kurikulum". Menurutnya, bahwa pendidikan didasari oleh visi ideologi tertentu serta telah dikoordinasi oleh pemerintahan dalam sebuah negara. Dalam hal ini, ideologi dan kurikulum telah dijelaskan oleh Michael Apple (2004) dalam Subkhan (2018) yang mengungkapkan bahwa kurikulum tidak hanya sebatas penyampaian pengetahuan formal, namun juga mengenai nilai-nilai yang tidak tampak jelas sehingga kurikulum tersembunyi dapat mendominasi ideologi yang mempengaruhi cara pandang siswa mengenai fenomena sosial, politik, dan kurikulum.
Pendidikan formal sering kali menjadi alat strategis utama dalam mentransfer pengetahuan dan nilai ideologi kepada siswa melalui buku pelajaran, sehingga tidak hanya berperan penting dalam pengajaran teoritis namun juga menyiratkan dominasi ideologi yang hadir di masyarakat. Secara tidak langsung buku-buku tersebut dapat mempengaruhi cara pandang siswa mengenai realitas sosial menjadi pengingat siswa sebagai generasi muda dalam lingkungan akademik yang rentan disusupi oleh pengetahuan dominasi dari struktur kelas tertentu. Menurut Althusser, 2007, dalam Khanifah & Mudzakkir (2024) bahwa siswa hanya menjadi medan arena pendidikan yang disusupi ideologi, namun juga berpotensi menjadi agen ideologi dalam mereproduksi nilai yang telah tertanam kepada generasi yang lebih muda sehingga mendukung struktur sosial yang membentuk subjek ideologi yang ada.
Maka, kurikulum dalam konteks pendidikan dapat menjadikan nilai-nilai yang menyusupi ideologi. Dalam hal ini, kurikulum tidak hanya menjadi alat untuk pembelajaran dalam pendidikan saja, namun juga menjadi alat kekuasan dan medan dominasi ideologi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI