Mohon tunggu...
Hanifan Ma'ruf
Hanifan Ma'ruf Mohon Tunggu... -

IG : @hanivan_m twitter : @hanifzifan Blog : hanivanid.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Bola

Garuda Nusantara, Raja Tanpa Mahkota

18 September 2017   13:30 Diperbarui: 18 September 2017   14:19 1560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo Credit: @timnasindonesiamedia

Turnamen Piala AFF U-19 2017 Myanmar telah berakhir. Kompetisi yang selama beberapa hari diselenggarakan di Stadion Thuwunna , Yangoon, Myanmar ini berhasil ditaklukkan oleh timnas U-18 Thailand yang tampil sebagai juara setelah mengalahkan Malaysia U-18  dengan skor 2-0 pada minggu malam, 17 September 2017. Beberapa jam sebelum kick off Champion Match dimulai, kita sebagai masyarakat Indonesia  mampu tersenyum, bersorak sorai, bersyukur dan berbangga karena pada pertandingan perebutan peringkat ke-3, Timnas U-18  kita yang berjuluk "Garuda Nusantara" sukses mempecundangi tuan rumah Myanmar dengan 7 gol yang hanya mampu dibalas "sebiji" gol oleh tuan rumah. 

Secara rank prestasi emang tidak ada yang spesial bagi siapapun peraih peringkat ke-3. 3rd Place Match seringkali hanya menjadi pertandingan gengsi ataupun momen yang tepat bagi pelatih untuk memberikan jam terbang bagi pemain bench yang jarang diturunkan pada pertandingan-pertandingan sebelumnya. Namun persepsi tersebut tidak berlaku bagi head coach Timnas U-18 Indonesia, Indra Sjafri. Pelatih yang pernah merasakan titel juara pada kompetisi yang sama di tahun 2013 bersama Evan Dimas dkk ini tidak ingin ogah-ogahan dalam laga yang memperebutkan medali perunggu tersebut. Hal ini terbukti sejak awal pertandingan Coach Indra tetap menurunkan skuad full team untuk menghadapi Myanmar. 

Praktis hanya nama kapten Rachmat Irianto di barisan belakang yang digantikan oleh Julyano dan Irsan di sayap kiri sebagai pengisi kekosongan posisi tersebut karena Feby Eka Putra yang masih belum fit dan Saddil Ramdani yang tidak tampil akibat kartu merah yang didapatnya pada saat melawan Thailand di semi final. 

Begitupun pola permainan dan strategi yang diterapkan anak-anak Garuda Nusantara sepanjang pertandingan yang tidak berubah bahkan lebih progresif dan agresif dibandingkan pertandingan-pertandingan yang pernah kita saksikan sebelumnya. Alhasil, selama 90 menit lebih, 7 gol berhasil dilesatkan anak-anak muda nusantara ke gawang "Sang Host" Myanmar.

Terlepas dari "Missing Target" untuk tampil di final setelah terjegal Thailand di semi final dan "hanya" mampu menempati peringkat ketiga, saya pribadi menilai banyak prestasi lainnya yang berhasil ditorehkan oleh skuad Timnas U-18 kita pada turnamen kali ini. Secara permainan saya yakin semua audience di tanah air sangat terpukau atas apa yang di tampilkan oleh anak asuh Indra Sjafri di atas lapangan hijau sepanjang berlaga di turnamen AFF U-18. 

Rasanya mata tak bisa lepas dari layar kaca apabila para punggawa Timnas U-18 sedang menguasai bola berkat kolektifitas tim dan skill individu setiap pemain yang hampir semuanya hebatt dan diatas rata-rata. Belum lagi gelontoran gol yang diproduksi oleh Tim yang dipimpin oleh Rachmat Irianto ini, total Timnas U-18 berhasil membobol gawang lawan sebanyak 26 kali dan hanya mampu kecolongan 4 kali. Torehan gol ini merupakan yang terbanyak dibanding tim-tim lainnya yang berlaga di AFF U-18 ini bahkan dari sang juara Thailand. 

Selain itu juga "The Rising Star" Timnas Indonesia U-18 Egy Maulana Vikri mematrikan diri sebagai pembobol gawang terbanyak dengan 8 gol di turnamen ini. Pencapaian tersebut adalah nilai plus yang membuat para pemain, pelatih, official dan seluruh supporter di Indonesia pantas berbangga dan bersyukur meski Garuda Muda gagal membawa pulang Trophy juara ke tanah air pada tahun ini.

Pada momentum ini pula kita masyarakat Indonesia menemukan talenta baru dalam pesepakbolaan tanah air. Wajah Egy Maulana Vikri menjadi sorotan paling hangat oleh media, netizen dan pecinta sepakbola tanah air. Selain gelar top scorer yang disabetnya, skill luar biasa yang ditampilkan selama hadir di lapangan bersama timnas mampu memukau siapa saja yang menyaksikannya, bahkan tak jarang orang-orang mensejajarkannya dengan pemain sekelas Lionel Messi. 

Pemain kelahiran Belawan, Sumatera Utara tersebut menjadi sosok penting bagi kesuksesan timnas U-18 selama turnamen ini, dan sontak saja namanya langsung banyak dikaitkan dengan klub-klub besar Indonesia. Meski nama Egy yang paling sering menjadi perbincangan, kita tak juga bisa menampikkan kemampuan personel lainnya di timnas U-18 ini. Nama seperti Muhammad Rafli Mursalim, Witan Sulaiman, Hanis Saghara Putra dan lainnya juga sangat berkontribusi bagi pencapaian timnas di turnamen ini. Usia mereka yang masih sangat muda kembali menumbuhkan optimisme rakyat Indonesia terhadap masa depan sepakbola tanah air. 

Berbagai harapan muncul dan disematkan kepada setiap pemain untuk mampu selalu konsisten di masa yang akan datang. Bila mengacu pada hasil statistik, apa yang dihasilkan oleh timnas Indonesia U-18 pada gelaran AFF ini, sudah lebih mengungguli tim-tim lainnya. Maka banyak saja yang berkata jika Indonesia lebih pantas untuk juara. Permainan sepakbola yang atraktif, skill dan materi pemain yang matang juga kemenangan dengan "skor tega" yang beberapa kali diraih Garuda Muda telah cukup membuktikan bahwa Garuda Nusantara pantas disebut "Raja" namun hanya hingga saat ini belum mampu menemukan mahkotanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun