Mohon tunggu...
Hanifah Tarisa
Hanifah Tarisa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketika Kampus Menjadi Sarana Liberalisasi Pemuda

20 Oktober 2023   20:46 Diperbarui: 20 Oktober 2023   21:22 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika Kampus Menjadi Sarana Liberalisasi Pemuda

Oleh: Hanifah Tarisa Budiyanti

Kampus atau perguruan tinggi sejatinya memiliki visi misi tinggi yang secara garis besar adalah untuk membentuk mahasiswa menjadi calon pemimpin yang akan menjadi garda terdepan dalam membangun peradaban. Namun apa jadinya jika visi misi besar tersebut tercederai dengan kegiatan yang diselenggarakan kampus yang sarat dengan aroma pembajakan potensi dan liberalisasi pemuda? Seperti yang terjadi baru-baru ini di salah satu kampus Islam di Samarinda, Kalimantan Timur. Kampus tersebut menghadirkan event musik besar yang bertujuan mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya mahasiswa dan mahasiswi agar berpartisipasi dalam meningkatkan perekonomian lokal.

Event musik ini diharapkan mampu menciptakan keseruan dan semangat kolaboratif di antara peserta dan menjadi wadah inspiratif bagi kaum muda dalam berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kawasan, khususnya di lingkup kampus tersebut. Sebagaimana event musik pada umumnya, event tersebut mengundang beberapa penyanyi tanah air terkenal yang akan memeriahkan acara tersebut.

Sekilas tujuan diadakannya acara tersebut memang baik karena untuk memajukan ekonomi dan menginsipirasi mahasiswa. Namun apa cukup dengan mengadakan konser, ekonomi Negara akan maju dan problem pemuda akan selesai? Bukankah hal ini dapat menambah masalah baru? Tak cukupkah hari ini kita melihat segudang problem pemuda yang menuntut untuk diselesaikan seperti maraknya kekerasan seksual, biaya UKT yang tinggi, bullying, dan penyimpangan seksual? Cukupkah dengan mengadakan konser maka seluruh masalah tersebut akan selesai?

Warning Liberalisasi Pemuda

Konser musik yang kian hari kian diminati pemuda sejatinya adalah bentuk pengeksploitasi jiwa pemuda dan sebagai alat untuk menguras kantong mereka. Bagaimana tidak disebut eksploitasi, jika potensi besar mereka justru diarahkan kepada aktivitas hiburan yang sia-sia dan mengandung maksiat ketimbang memikirkan bagaimana menyelesaikan kompleksnya permasalahan umat saat ini. Mirisnya event musik ini justru diadakan oleh perguruan tinggi Islam yang bercita-cita menghasilkan lulusan berkarakter yang berpijak pada nilai-nilai kesilaman. Bagaimana bisa mewujudkan lulusan berkarakter Islam jika konser menjadi solusi untuk melampiaskan kesenangan mereka?

Generasi muda Muslim mesti waspada akan strategi liberalisasi oleh para kapitalis bahwa potensi dan jumlah mereka yang besar hari ini telah dibidik oleh sistem kapitalisme liberal yang menghiasi negeri ini. Sistem ini menjadikan berbagai hiburan seperti tayangan film, pertandingan olahraga, diskotek, pameran dan sebagainya dibebaskan beredar di kalangan masyarakat karena terbukti dapat menyumbang pendapatan Negara dalam bentuk pajak. Akibatnya Negara tentu akan memberikan karpet merah kepada pemilik usaha atau masyarakat yang mengadakan aktivitas hiburan. Negara nampak tidak peduli pada dampak yang dari kebebasan aktivitas hiburan seperti sifat konsumtif dan hedonis pada masyarakat karena prinsip dalam kapitalisme hanyalah meraih cuan sebesar-besarnya dengan segala cara.

Sungguh ironi, kekayaan alam yang sedemikian besarnya justru diserahkan kepada asing sementara rakyatnya disuruh meningkatkan ekonomi Negara dengan mengadakan kegiatan-kegiatan tak berfaedah. Walhasil tidak heran jika pemuda hari ini kian terbajak potensinya karena aktivitasnya hanya disibukkan dengan dunia kampus dan kesenangan semata tanpa tau tujuan ia diciptakan sebagai seorang Muslim yaitu menjadi khalifah (pemimpin) dan beribadah kepada Allah. Dampak dari semua ini menjadikan pemuda tidak memiliki pegangan hidup yang benar sesuai agamanya yaitu Islam. Mereka mejadi pemuda yang liberal yaitu menganggap semua aktivitas boleh dilakukan asal memuaskan kesenangan mereka. Ilmu semasa kuliah tidak membuat mereka bertakwa kepada Allah dengan berkontribusi untuk agamanya dan umat, melainkan justru menjauhkan mereka dari identitasnya sebagai seorang Muslim. SDM pintar namun minus moral. Hal ini kah yang kita inginkan?

Hiburan dalam Islam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun