Mohon tunggu...
Hanifah Khairunnisa
Hanifah Khairunnisa Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi Komunikasi\r\n\r\nAkun Sebelumnya http://www.kompasiana.com/Bebe_HK

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Love Is Blind?

26 Oktober 2014   19:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:40 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak anak muda sekarang yang sudah berpacaran bahkan bukan jaman sekarang saja tapi memang dari dahulu. Bedanya dahulu dan sekarang adalah ke agresifan para muda-mudi ini dalam berpacaran. Ada yang sudah layaknya "suami-istri" , ada yang berani melakukan kekerasan baik fisik maupun verbal. Pacaran saja sudah begitu apalagi menikah?. Saya akan bahas tentang, "Kekerasan Dalam Berpacaran". Beberapa hari yang lalu , saya menonton film "Cinta?" yang mengangkat kisah nyata dari korban kekerasan dalam berpacaran. [caption id="" align="aligncenter" width="200" caption="evapinky.blogspot.com/"][/caption]

Nama dari korban dan pelaku sudah disamarkan Tokoh yang melakukan kekerasan terhadap kekasihnya bernama Jaka. Tokoh yang mengalami tindakan kekerasan saat berpacaran bernama Melati. Saya akan menghubungkan Film ini dengan psikologi komunikasi dalam aspek : 1) Pendekatan Tentang Perilaku Manusia ; 2) Persepsi dan Atribusi ; 3) Sikap dan Perilaku ; 4) Diri Jaka adalah kekasih yang penuh perhatian dan sayang dengan Melati namun memiliki sifat yang temperamental, posesif, pencemburu. Jika Jaka sudah emosi maka ia akan memaki bahkan memukul kekasihnya. Di Keluarga Jaka sendiri , pada saat orangtuanya bertengkar maka sang ayah akan memaki dan memukul si ibu. Jika kita lihat dari penjelasan tadi maka Jaka berada pada, "Pendekatan Behavior" yang memiliki penjelasan bahwa perilaku manusia berasal dari proses belajar dan juga pengaruh lingkungan, baik dari keluarga , kelompok bermain , sekolah , dll. Faktor yang menimbulkan kekerasan terjadi disini adalah faktor situasional dimana Jaka bertindak kasar jika Melati tidak memenuhi keinginan Jaka atau Jaka sedang cemburu. Faktor lainnya adalah Faktor temporal dimana kondisi emosional Jaka yang mudah berubah. Melati yang bertahan walaupun Jaka sudah memukuli dan mencacinya ini serta berkeyakinan bahwa Jaka bisa berubah menjadi baik karna pada saat awal Melati kenal dengan Jaka, Jaka adalah sosok yang penuh perhatian dan juga penyayang. Melati ini mengalami yang namanya "Recency Effect" , dimana Melati ini berpegang pada persepsi awal tentang Jaka yaitu baik, perhatian serta penyayang. Walaupun ia sudah mengalami kekerasan baik fisik, ekonomi dan verbal tetapi ia tetap yakin bahwa Jaka adalah orang yang baik. Sifat Jaka bisa kita hubungakan dengan, "More Expossure" yaitu Manusia bersikap dan berperilaku dari pengalaman yang berulang-ulang seperti manusia dan lingkungan yang seringkali ia temui. Disini pengalaman berulang-ulang yang Jaka terima adalah dari lingkungan keluarga yaitu orangtua jaka yang sering bertengkar dan ayah jaka saat bertengkar sering memaki dan memukuli ibunya. Hal ini menyebabkan Jaka bersikap dan berperilaku sama seperti ayahnya saat ia dan melati bertengkar. Potensi Sikap ini pada Jaka sangat kuat karna sikap ini terbentuk melalui pengetahuan pribadi , yaitu pengetahuan bahwa "Jika sepasang suami-istri atau kekasih saat bertengakar maka sang lelaki akan memaki dan memukul sang wanita". Jaka juga mengalami, "Persepsi Diri" yaitu Ia akan bertindak dahulu dan berpikir belakang. Saat emosi Jaka akan memaki dan memukuli pacarnya dan saat ia sudah selesai memaki dan juga memukuli pacarnya serta melihat Melati menangis maka Jaka langsung sangat menyesal dan meminta maaf kepada melati. Pelaku dan Korban kekerasan bisa berasal dari mana saja baik miskin atau kaya, berpendidikan atau tidak, lelaki atau perempuan, tua atau muda. Pendidikan keluarga adalah sumbernya seseorang itu bisa tumbuh menjadi pribadi yang baik atau tidak. Jadi, untuk para orangtua sebisa munngkin hindari bertengkar didepan anak apalagi sampai memakai kekerasan karna hal itu bisa berdampak pada kondisi anak dimasa mendatang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun