Mohon tunggu...
Nadim AlLande
Nadim AlLande Mohon Tunggu... Penulis - Study Sosiology

Penulis adalah Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Raja Haji Tanjungpinang. Bercita-cita ingin abadi, dengan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik BazerRp, Kekuasan, dan Dunia Simulakra

14 Mei 2020   00:36 Diperbarui: 14 Mei 2020   00:42 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa Sosiology. Sekolah Tinggi ilmu sosial dan politik Raja Haji -Tanjungpinang

Beranjak dari pandangan Foucault tentang kekuasaan, "sistem pengetahuan berada dalam hubungan timbal balik dengan sistem kekuasaan yang mampu menciptakan dan mempertahankan kebenaran sehingga kebenraran sebenarnya hanyalah produk praktik-praktik tertentu", (Foucault, 1990 ). Bahakan menurut Bertens (1985) ada empat tesis utama faucault mengenai kekuasaan, yaitu : kekuasan bukanlah unsur kemilikan melainkan ia adalah sebuah strategi yang dimanfaatkan sekelompok tertentu; kekuasaan tidak dapat dilokalisasi di wilayah tertentu, akan tetapi mampu menyebar di setiap tempat; tidak selamanya kekuasaan bekerja melalui penindasan dan represi, akan tetapi dapat melalui noramalisasi dan regulasi; dan kekuasaan bukan bersifat destruktif melainkan refroduktif, ia mampu menghasilakan sistem-sistem pengetahuan baru. Kekuasaan adalah sebuah rezim yang dapat melakukan control untuk menguasai pihak lain.. (Nanang, 2016). Bukan tidak mungkin, Mengingat kekuasan mempunyai peralatan yang cukup lengkap.

Media dalam Dunia Simulacra
Sebagaimanah sudah dijelaskan, kesimpulanya kurang lebih begini, Negara Indon adalah mangsa pasar bagi kekuatan globalisasi-kapitalis, tak terelakan. Era digitalisasi iyalah era sosial media, Keceptaan dan ketepatan sering kali menjadi identik dalam moderenisasi. Namun tidak bagi Jean Baudrillard, media massa perlahan hadir sebagai keberhasilan globalisasi dalam mempengaruhi masyrakat dalam berbagai aspek kehidupan, alih-alih menciptakan masyrakat yang konsumtif.

Bahkan modern mengubah pandangan hidup manusia dari apa yang disebut Jean baudrilliard dunia "simulacra", lebih kurang "apa yang dianggap realitas sesungguhnya bukan realitas, apa yang dianggap asli ternyata tidak asli", term ini juga disebut hiperrealitas. Apa lagi logika masyrakat modeeren cenderung melihat sesuatu masalah pada tataran oposisi biner (hitam putih). untuk itu pentingnya Jaques Derida dan Jean sebagai rujukan buat memilahpilah kebenaran. Teori Derida ini nantinya dikenal dalam  sosiologi disebut  "dekonstuksi".

Buzzer sebagai pion kekuasan, dalam sosial media iya memperluas suatu informasi melalui aktivitas retweet terkait narasi yang dibangun dengan hashtag harian hingga dapat dilihat oleh masyarakat dalam bentuk trending topic dan menjadi viral. Tak juga sampai disitu peran mereka dalam memanipulasi menciptakan kebenaran yang semu, tak nyata, kadang kebanykan blunder.

Di era post-truth demikian, sosial media sangat berpengaruh dalam tindakan sosial, prilaku ini seringkali membahayakan bila ketepatan dan kebenaran sebuah informasi yang di konsumsi ternyata adalah hoax. Untuk itu pesan Tuhan yang paling luhur diajarkan kepada kita untuk memilah pilah dalm menerima informasi : Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kamu seorang fasik membawa suatu berita, maka bersungguh-sunguhlah mencarik kejelasan agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa pengetahuan yang menyebabkan kamu atas perbuatan kamu menjadi orang-orang yang menyesal.

Politik BuzeerRP kerab kaitanya terhadap kekuasan. Bisa dilihat dari:  Pertama, Cara-cara iya menangkis sekaligus membendung kebenaran umum sangat merusak tatanan demokrasi. Kedua, Kebenaran dibikin liyar, kebusukan kekuasan di tutupi. Ketiga, akun tanpa identitas yang jelas, sering menyerang user akun asli. Keempat, manipulasi dan menguntungkan kekuasaan.

Masyrakt maya yang budiman mesti harus memiliki kapasitas literature dan juga daya kritis agar bijak dan tidak mudah terpropokasi. Politik buzerRP  banyak merugikan hidup orang banyak, kebenran dibikin begitu sering tak nampak. Apalagi didukung peran media dalam mengkonstruksi simulacra.

Analisis ini tidak diupas secara medalam dan lebih tajam. Penulis hanya menjabarkan untuk pembaca, agar belajar mencarik kebenaran sendiri dan lebih mandiri.

Daptar pustaka : - Nanang, 2016, "Sosiologi Perubahan Sosial, perspektif klasik, modern, postmodern, dan postcolonial". Jakarta; PT RajaGrafindo Persada

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun