Mohon tunggu...
Nadim AlLande
Nadim AlLande Mohon Tunggu... Penulis - Study Sosiology

Penulis adalah Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Raja Haji Tanjungpinang. Bercita-cita ingin abadi, dengan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Rocky Gerung Socratesnya Indonesia

1 Februari 2020   00:31 Diperbarui: 1 Februari 2020   11:02 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nadim Al-Lande. Seketaris Umum HMI (Komisariat Stisipol RajaHaji)

tentu mereka berangkat dari realitas kesadaran yang (rasioalitas), dan menjadi penganggu kekuasaan yang menyimpang dari cita-cita negara dan amat berbeda pula dengan para kaum Sophis/ Kaum Buzeer yang menghianati ilmu pengetahuan dan rakyat atas perintah kekuasaan demi uang semata. 

Orang semacam ini, Meminjam kata Tan Malaka "lebih baik pendidikan tak usah diberikan", Sama halnya ungkapan WS. Rendra "kita ini dididik untuk memihak yang manah? Ilmu-ilmu yang diajarkan disekolah untuk jadi alat pembebasankah atau penindasan?."

Filsafat yang ku pahami

Kuriositas adalah keingitahuan. Syarat utama kecerdasan iyalah fell (rasa) yang besar tentang shopis (kebijaksanaan) atau disebut "Cinta Kebijaksanaan". Maka bisa diambil kesimpulan bahwa orang yang cerdas adalah orang yang memahami filsafat. Dalam perkembangnya, filsafat sering mengalami perubahan(dinamis) baik secara evolusi maupun perubahan yang cepat (revolusi). 

Perubahan tersebut bisa saja dari sudut pandang yang berbeda bahkan, Karna melalui pertanyaan-pertanyaan yang radikalah filosop yang satu saling membantah satu sama lainya. Namun pertanyan disini tentu pertanyan-pertanyan yang filosopis bukanlah pertanyan-pertanyan yang remeh dan cenderung ngeyel.

Melalui pembantahan atau kritikan tersebut justru kebenaran itu menjadi liar (sangat ambingu), proses ini bisa juga disebut mendekonstruksi (membongkar) ulang. Mirip tesis,antithesis, dan sitentis. 

Menurut Jostein Gaarder(123), dalam world sofie "memberi jawaban tidaklah begitu berbahaya. Mengajukan satu pertanyaan dapat lebih memancing ledakan dibandingkan dengan seribu jawaban". Begitulah filsafat sangat dinamis, hakikatnya iyalah "Tanya".

Lalu apakah melalui pertanyan-pertanyaan yang kritis, Kebenaran bisa terjadi atau didapat? Jawabku; Bisa sangat terjadi bisa juga sangat tidak terjadi. Ada ukuran tersendiri bagi sebuah kebenaran melalui tiga kerangka yang utama dalam filsafat, yaitu: Ontologis,Epistemologis, dan Aksiologis.

Ontologis
Dalam prosesnya ontologis sebagai dasar yang paling bawah dari sebuah metode filsafat. Bisa demikian, Tuhan itu dimanah? Bila dia ada diarsi, dimanahkah arsi tempat Tuhan bersemayam? Apa bila arsi itu ada dilangit, maka dilagit yang keberapakah iya berada? Dan terus Pertanyaan-pertanyaan yang mengejutkan ini, hinga sampai ada batasan-batasan tertentu dan juga sampai tak terbatas.

Epistemologis
Iya juga sebagai metode dari cara bepikir melalui pengabungan berbagai macam teor Ilmu pengetahuan. Epistemology asalkata dari bahasa Yunani , episteme artinya "pengetahuan", dan Logos, artinya "diskursus". Yang berkesimpulan cabang dari filsafat yang berkaitan dengan teori pengetahuan. Hal, ini bisa kita temukan dalam penguatan hasil reserct jurnal,makalah, dan skripsi bahkan dalam argumentasi untuk mempertahankanya.

Aksiologis
Aksiologi berasal dari kata Yunani: axion dan logos, yang berati teori tentang nilai. Ada nilai tersendiri yang menghasilkan kegunaan dan manfaat. Dalam konteks ini aksiologis berperan dalam cabang filsafat sebagai pemberi nilai (etika dan estetika).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun