Mohon tunggu...
Handra Deddy Hasan
Handra Deddy Hasan Mohon Tunggu... Pengacara - Fiat justitia ruat caelum

Advokat dan Dosen Universitas Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

"Bekas" yang Sexy

19 Maret 2023   11:03 Diperbarui: 27 Maret 2023   07:00 1910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah)

Praktik ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang ingin menemukan barang-barang berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau daripada membeli barang-barang baru di toko-toko ritel.

Selain itu, thrifting juga dianggap sebagai cara untuk mengurangi limbah dan memberikan kesempatan kedua pada barang yang masih memiliki nilai.

Bagi yang berdomisili di kota-kota besar di Indonesia dengan mudah menjangkau lapak-lapak penjual baju bekas misalnya mereka hadir dan siap melayani konsumen pemburu baju bekas antara lain ada di Pasar Senen Jakarta, Pasar Baru Jakarta, Pasar Karat Surabaya, Pasar Atom Surabaya, Pasar Klewer Solo, Pasar Beringharjo Yogyakarta, Pasar Pagi Bandung, Pasar Cikapundung Bandung, Pasar Kembang Semarang, Pasar Tanah Abang Jakarta.

Yang disebutkan barusan sebatas kota-kota besar di Indonesia. Meski sebetulnya kehadiran penjualan baju bekas juga merambah kota-kota kecil seperti mereka juga hadir di Pasar Lereng Bukittinggi, sehingga fenomena penjualan baju bekas telah masif di Indonesia.

Bahkan beberapa artis Indonesia tidak malu-malu menyatakan bahwa mereka pernah berbelanja baju bekas impor.

Beberapa artis Indonesia yang pernah menyatakan bahwa mereka menyukai pakaian bekas impor antara lain: Luna Maya, Raisa Andriana, Afgan Syahreza, Bunga Citra Lestari, Gading Marten, Dian Sastro, Ayushita Nugraha dan Nadine Chandrawinata.

Alasan mereka membeli pakaian bekas tentunya bukan karena murah harganya, akan tetapi karena modis dan unik.

Keunikannya ternyata terletak pada selain alasan bermerk juga karena ada barang jenis tertentu sudah tidak diproduksi lagi oleh produsennya. Jadi motivasi pemburu baju bekas jenis ini akan sangat puas bila bisa menemukan baju bekas bermerk yang sudah langka.

Namun, impor pakaian bekas juga memiliki dampak negatif bagi industri tekstil dalam negeri. Pakaian bekas yang diimpor dapat bersaing dengan produk-produk pakaian dalam negeri yang masih baru, sehingga mengurangi permintaan dan penjualan pakaian buatan dalam negeri.

Selain itu, impor pakaian bekas juga dapat mengancam kesehatan dan lingkungan karena dapat membawa masalah kesehatan dan lingkungan dari negara-negara asalnya.

Oleh karena itu, pemerintah Indonesia telah menerapkan berbagai kebijakan untuk mengurangi impor pakaian bekas, termasuk larangan impor pakaian bekas dengan tujuan komersial pada tahun 2019. Namun, praktik impor pakaian bekas masih tetap terjadi di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun