Mohon tunggu...
HDK
HDK Mohon Tunggu... Operator - Orang Sawah

Jadilah manusia yang memanusiakan manusia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sahabat Neitzsche Tidak Salah

24 Maret 2021   02:57 Diperbarui: 24 Maret 2021   03:37 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsuf asal jerman Friedrich Wilhelm Neitzsche, merupakan filsuf yang sangat kontroversial karena pemikirannya tentang eksistensialisme yang dianggap sebagian orang salah dan arogan. Karena ke kontroversialan Neitzsche, PMII komisariat Unsera membuat diskusi eksistensialisme dengan maksud mencari benang merah atas pemikiran Neitzsche.

Pemantik diskusi eksistensialisme adalah Adam Hujaj selaku ketua umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Unsera. Menurut Adam pemikiran  eksistensialisme Sahabat Neitzsche ini luar biasa dimana ia berani mengatakan Tuhan telah mati dengan maksud menyentil orang-orang yang tidak percaya akan kemampuan dalam dirinya sendiri.

Diketahui bahwasanya Neitzsche menulis dengan konsep aforisme labirin dimana setiap pembaca akan bingung memahami tulisannya dikarenakan kalimat satu dan kalimat lainnya tidak saling berkaitan. Neitzsche juga tidak ingin menjadi contoh untuk ditiru tapi mengingkan orang lain menjadi contoh bagi dirinya sendiri. Yang dimaksud Neitzsche bila kita ingin mengikutinya jadilah diri sendiri. 

Neitzsche juga tidak ingin bukunya dipahami karena menurutnya jika mereka tidak memahami tulisannya hanya dirinya yang sedikit luka, tetapi apabila dipahami Neitzsche merasa iba bahwa hidupnya sama sepertinya. Neitzsche pun menginginkan manusia mempunyai jalannya sendiri sehingga tidak mengikuti orang lain. 

Dalam bukunya juga Neitzsche mengisyaratkan bahwa manusia harus mempunyai gagasannya sendiri sehingga tidak mengikuti arus. Hal ini mengingatkan perkataan dari seorang budayawan yang bernama Emha Ainun Najib (Cak Nun) dimana menurutnya, hidup itu melawan arus hanya sampah dan ikan mati yang mengikuti arus.

Hasil dari diskusi ini juga meluruskan pandangan eksistensialisme yang mana maksud dari Neitzsche ingin orang-orang tau bahwa yang membunuh tuhan itu manusia itu sendiri dikarenakan kecanggihan jaman dan berkembangnya ilmu pengetahuan, membuat manusia jauh dari tuhannya. Karena manusia sudah tau segalanya yang ada di bumi sehingga lebih sainstifik dan kritis yang membuat sebagian orang hidup tidak ada maknanya lagi. Oleh karena itu Neitzsche dengan pemikiran eksistensialisme ingin memberitahu bahwasanya agama merupakan salah satu kunci kehidupan.

Mengapa Neitzsche menganggap Agama menjadi kunci kehidupan? Karena Agama yang membuat hidup memiliki makna dengan teori true world, bahwa sebenarnya ada dunia yang nyata dari dunia saat ini (surga&neraka). Menurut Neitzsche teori Inilah yang membuat hidup memiliki makna, hal ini juga yang membuat nilai dan norma tidak menjadi relatif. Jadi intinya aforisme Neitzsche tentang "God is death. God remains dead and we have killed him" dimaksudkan agar setiap orang mempunyai makna hidupnya dengan cara berpegang teguh terhadap agamanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun