Mohon tunggu...
Handi Aditya
Handi Aditya Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja teks komersil. Suka menulis, walau aslinya mengetik.

Tertarik pada sains, psikologi dan sepak bola. Sesekali menulis puisi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Merayakan Kepulangan Liga Italia ke RCTI, Merayakan Kembali Romantisme Masa Kecil

7 November 2019   17:03 Diperbarui: 7 November 2019   17:13 1888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
soccerticketsonline.com

Di kepala saya, mendadak muncul kembali kenangan-kenangan masa kecil, seperti keseruan menonton bola dengan Ayah, bermain sepakbola gawang sendal bareng teman, bahkan yang paling sulit saya percayai, ada beberapa teman yang sudah lama sekali saya lupakan, hari ini mulai saya ingat kembali satu per satu nama dan kejahilannya. Saya pun tak mengerti, berita ini bisa se-ajaib itu membawa banyak kenangan lama.

Liga Italia memang pernah sangat digemari, dulu, ketika RCTI menyuguhkan pertandingan-pertandingannya dengan tidak asal-asalan. Tak hanya live match, highlight pun mereka sajikan. Kualitas pengemasan acaranya pun luar biasa jempolan. Analisa sebelum dan sesudah pertandingan, selalu menjadi sajian yang menarik ditunggu. Favorit saya? Tentu kolabs antara Bung Olan Fatah & Bung Kusnaeni.

Lewat RCTI pula, kita semua mengenal sosok Wulan Guritno, perempuan yang di mata saya lebih dari sekadar presenter olah raga, melainkan juga perempuan pertama, yang membuat saya percaya bahwa sepakbola tidak hanya untuk dinikmati oleh laki-laki, tetapi juga oleh perempuan.

Berkat ia juga, pendapat saya mengenai perempuan yang tidak cocok memakai jersey sepakbola, menjadi berubah. Sebab nyatanya, perempuan bisa menjadi sangat berkali-kali lebih menarik, saat mengenakan jersey sepakbola. Terlebih jika memakai jersey Juventus. Meleleh akutu...

Hari ini, semua cuitan yang muncul di linimasa saya, tengah merayakan kepulangan Serie A kembali ke RCTI. Begitupun saya, tak ingin ketinggalan momen, bahkan untuk sekadar menyapa Wulan Guritno.

Sebab seperti yang pernah saya ungkapkan di beberapa tulisan saya sebelumnya, Liga Italia bukanlah sekadar kompetisi, melainkan sebuah rangkaian romantisme. Entah pada Ayah, pada teman-teman semasa kecil, juga pada hal-hal manis lainnya, yang cukup disimpan di dalam hati.

Barangkali kamu?

***

Penulis biasa menutupi kesedihan di akun Twitter @juve_gl

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun