Mohon tunggu...
Nabilah Hana S
Nabilah Hana S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saat ini sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta di Bantul, DI Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyikapi Masyarakat Minoritas dan Mayoritas di Indonesia

4 Januari 2023   17:38 Diperbarui: 4 Januari 2023   17:39 5863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai negara dengan keberagaman suku dan budayanya, Indonesia menjadi negara terbanyak yang memiliki masyarakat dengan kehidupan multikultural dan memiliki warna tersendiri bagi negara lain. Sayangnya, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum siap menerima keberagaman tersebut. Sehingga, menimbulkan konflik-konflik yang disebabkan oleh perbedaan dan hal itu membuat terpecah-belah demi kepentingan beberapa pihak.

Di masyarakat ini, terbagi menjadi dua kelompok yaitu masyarakat mayoritas dan minoritas. Dimana pembagian ini tidak melulu tentang ras, etnis, keyakinan, orientasi seksual, harta, tapi bisa pula berdasarkan kondisi khusus. Misalnya hal-hal yang menimbulkan diskriminasi maupun stigmasisasi, seperti hak-hak minoritas atau yang biasanya di dapatkan oleh masyarakat minoritas yang hidup di Indonesia.

Rasanya berhadapan dan mengomentari orang lain lebih mudah dibanding mengomentari diri sendiri. Tapi akan ada satu fase dimana kamu harus berdialog dengan isi kepalamu, terutama ketika merasa dirinya minoritas dan terisolasi karena terkekang oleh lingkungan. Yang jelas-jelas adanya perlindungan hukum terhadap hak asasi kelompok minoritas di Indonesia diatur dalam pasal 28 D dan pasal 28 I UUD 1945, serta tercantum juga di pasal 3 Ayat (3) UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM. Berfokus pada beberapa hal seperti kebebasan untuk mengekspresikan kebudayaan nya, hak untuk menggunakan bahasa daerah, hak untuk meyakini kepercayaan, hak untuk mendapatkan kebebasan berekspresi. Dampaknya menyebabkan orang tersebut merasa tidak percaya diri ketika berada di sebuah lingkungan, apalagi jika harus berinteraksi sosial.

Sedangkan mayoritas merupakan suatu kalangan atau himpunan dari suatu himpunan besar yang jumlah masyarakatnya kebih dari separuh nya. Jelas akan lebih mendonominasi, maka individu yang menjadi bagian dalam masyarakat mayoritas dimudahkan untuk melakukan apa yang diinginkankannya karena tidak adanya larangan atau stigma buruk dikarenakan aktifitas tersebut dimaklumi di kalangannya. Adanya perasaan nyaman dalam lingkungan yang mayoritas, terbiasa diistimewakan atau dimudahkan daripada masyarakat minoritas juga membuat adanya dampak tidak baik, seperti mengagungkan segala aspek kehidupan yang di rasa lebih baik.

Dalam sebuah studi kasus tentang masyarakat Bali yang menjadi kalangan minoritas di Indonesia yang kaya akan segala budaya dan kepercayaan nya. Pulau Bali dengan segala perkembangan kehidupan modern nya pun cukup massif di mata dunia. Terutama dalam aspek pariwisata nya membuat Bali yang menjadi dunia kecil, namun mampu untuk merepresentasikan keberagaman di seluruh belahan bumi. Walau penduduk asli Bali secara umum tergolong homogen, namun masyarakat nya sangat mencintai identitasnya sebagai orang Bali, walau masuk ke kalangan minoritas di Indonesia karena beragama Hindu.

Tapi jangan salah, dengan beragama Hindu yang justru hampir mayoritas nya masyarakat Bali memang menganut agama Hindu, membuat posisi tersebut dominan, terutama dalam hal keyakinan. Seluruh aspek masyarakat Bali mendukung dan memfasilitasi kebutuhan dalam ritual keagamaan, dimana setiap rumah dan jalanan yang mudah untuk ditemukannya pura dan sesajen.

Meskipun kita semua menyadari bahwa negara Indonesia sangat rawan dan sensitif dengan isu-isu agama, segala pembahasan dilakukan dalam ranah akademik dan sangat mendidik sangatlah perlu secepat mungkin untuk disampaikan kepada anak. Membuka mata dan mengembangkan sudut pandang yang berbeda dalam memandang suatu permasalahan terkait dengan agama dan keyakinan tertentu. Sehingga, adanya keterbatasan media nantinya yang diharapkan mampu untuk memberikan informasi mengenai agama-agama minoritas tersebut kepada pemeluk agama yang bersangkutan, sumber informasi.

Pola pikir dan stigma masyarakat terkait kelompok mayoritas dan minoritas cenderung membuat seseorang berpikir bahwa akan diuntungkan jika menjadi kelompok mayoritas, dan akan dirugikan jika menjadi kelompok minoritas. Akan tetapi, itu semua kembali lagi kepada setiap individu nya untuk tetap dapat menyikapinya dengan baik sehingga mendapatkan manfaat dari perbedaan itu dan mampu mencari, serta menghargai setiap proses pembelajaran yang ada nantinya. Maka dari itu, sangat diperlukan kesadaran masyarakat untuk mengubah pola pikir mayoritas-minoritas tersebut, dan mempertahankan nilai-nilai budaya dan tradisi menjadi kekayaan penting yang harus terus dijunjung.

Memang tidak mudah mengubah pola pikir masyarakat luas yang telah tumbuh begitu dalam di kurun waktu yang lama. Tapi, kita harus ingat bahwa semuanya bisa dimulai dengan saling menghormati dan menghargai orang lain. Perpecahan akibat pola pikir yang cenderung terbentuk dalam masyarakat dapat mulai dilanjutkan dengan dimulai dari pemikiran kaum terpelajar. Generasi terpelajar termasuk orang-orang yang dikatakan memiliki pengaruh besar di masyarakat, sehingga pemikirannya akan diikuti oleh masyarakat luas. Selain itu, perkembangan media berita yang pesat tentunya dapat memudahkan terbentuknya pola pikir bersama agar tidak terjadi perpecahan. Semua pihak sangat perlu menyadari hal ini dan bersama-sama berupaya menghentikan perpecahan.

Hambatan harus ditemukan dalam berbagai upaya yang membutuhkan perubahan dari banyak orang. Namun, selama kita mau berusaha melakukan perubahan, pasti ada perubahan yang terjadi dalam skala yang sangat kecil. Keyakinan bahwa semua hal besar dimulai dari hal kecil juga dapat memicu semangat yang tiada henti untuk melakukan perubahan kecil. Selama kita mengiringinya dengan cinta dan ketulusan, tidak ada usaha yang sia-sia.

Dengan segala perbedaan yang ada tersebut diharapkan Indonesia akan semakin kaya akan budaya, dan mampu hidup akur bersama seperti arti dari Bhinneka Tunggal Ika. Toleransi bukan masalah minoritas mengalah pada mayoritas, atau sebaliknya. Toleransi adalah menjalankan keyakinan masing-masing tanpa saling mengusik satu sama lain, tanpa saling menghalangi, atau adanya sikap berkuasa karena mayoritas atau merasa harus dikasihani karena minoritas. Simpel nya semua masyarakat di Indonesia memiliki kesetaraan sama, baik itu masyarakat mayoritas dan masyarakat minoritas.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun