Mohon tunggu...
Hana Ramadhan
Hana Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ilmu Politik 2021

Selanjutnya

Tutup

Politik

Brexit: Penyebab dan Dampaknya Terhadap Imigran di Inggris

7 Desember 2022   16:40 Diperbarui: 9 Desember 2022   07:51 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Britania Raya adalah suatu negara berbentuk kesatuan yang menganut monarkhi konstitutional yang mana raja atau ratu hanya ditempatkan sebagai simbol kedaulatan sehingga tidak memegang kekuasaan pemerintahan, dan sistem pemerintahan yang digunakan adalah parlementer dengan berdasarkan kekuasaan dari perdana menteri dan menteri (kabinet) yang dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu. Terdapat empat negara dalam kedaulatan Britania Raya yang masing-masing negaranya telah bersatu sendiri yakni Inggris, Irlandia Utara, Skotlandia dan Wales.

Salah satu negara bagian dari Britania Raya yaitu Inggris merupakan negara yang beribukota di London. Inggris menjadi salah satu negara di Eropa yang tergolong maju yang merupakan negara bagian terbesar dan juga terpadat dalam negara-negara bagian yang membentuk Britania Raya. Inggris menjadi negara dengan penduduk imigran terbesar di Britania Raya.

Penyebab Britania Raya Keluar dari Uni Eropa

Inggris yang merupakan bagian dari Britania Raya resmi menjadi bagian dari Uni Eropa pada 1 Januari 1973. Pada saat itu terjadi krisis minyak yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi negara Inggris mengalami penurunan. Bergabungnya Inggris dengan Uni Eropa memiliki tujuan untuk memperbaiki kondisi perekonomian negaranya. Hal yang menyebabkan Inggris menjadi tertarik untuk bergabung dengan Uni Eropa adalah karena Inggris melihat kesenjangan pendapatan yang cukup jauh antara Inggris dengan negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa.

Dengan diterimanya Inggris menjadi bagian dari Uni Eropa, maka Inggris harus melakukan penyesuaian tentang kebijakan-kebijakan yang diatur oleh Uni Eropa dan harus tunduk dengan kebijakan-kebijakan Uni Eropa. Salah satunya adalah kebijakan tentang imigran, di mana dalam kebijakan ini Inggris harus membuka dengan lebar dan bebas garis perbatasannya sehingga imigran bisa dengan mudah memasuki dan menetap di  wilayah Inggris. Namun, hal ini membuat Inggris kehilangan kontrol atas wilayah perbatasannya dan menyebabkan peningkatan yang sangat drastis dalam kasus arus imigran.

Pada perkembangannya, kebijakan yang diatur oleh Uni Eropa tidak selalu membawa pengaruh yang positif. Sistem pasar tunggal Uni Eropa memiliki  dampak  negatif di bidang ekonomi, yaitu terjadi resesi besar pada tahun 2008 sampai 2011 yang menunjukkan kerentanan negara-negara dalam zona euro terhadap kebijakan moneter umum. Selain itu, dengan diterapkannya visa Schengen justru menyebabkan keamanan negara menjadi terancam, diataranya yaitu meningkatnya kasus kriminalitas, dan krisis imigran.

Mudahnya akses imigran untuk masuk ke wilayah Inggris, baik dari wilayah Uni Eropa itu sendiri atau dari luar Uni Eropa yang diakibatkan oleh kebijakan imigrasi dan free movement persons memberikan dampak yang merugikan Inggris, karena hal tersebut membuat kian bertambahnya imigran dari negara anggota Uni Eropa ke Inggris yang disebabkan oleh adanya peluang yang besar dan bagus di Inggris.

Salah satu penyebab paling besar dalam masalah imigran adalah Belgia yang mengharuskan negara anggota Uni Eropa untuk membantu dalam penanganan imigran yang telah masuk ke Eropa. Sebagian imigran yang telah berada di Belgia dan Perancis, diberi perintah untuk dipindahkan ke Inggris dengan menggunakan jalur kereta api yang membuat jumlah imigran di Inggris semakin melampaui batas. Hal ini membuat kelompok pendukung Brexit berpendapat bahwa Inggris dapat mengatur perekonomian dan masalah domestiknya sendiri, termasuk masalah imigrasi.

Dalam kebijakan yang diterapkan Uni Eropa, imigran berhak untuk mendapatkan kesempatan dan fasilitas yang sama dengan masyarakat di negara penerima, hal ini kemudian menyebabkan kecemburuam sosial bagi masyarakat Inggris. Masyarakat Inggris juga khawatir akan berkurangnya lapangan pekerjaan bagi warganya, serta peningkatan tindakan kriminal karena adanya latar belakang yang heterogen dari para imigran. Sehingga pada akhirnya terjadilah referendum untuk mengetahui opini masyarakat Inggris terkait keanggotaan Inggris dalam organisasi Uni Eropa.

Inggris mengadakan referendum terakhirnya pada 23 Juni 2016 setelah sebelumnya juga pernah mengadakan referendum pada 1975. Hasilnya 52% masyarakat Inggris setuju untuk keluar dari keanggotaannya sebagai bagian dari Uni Eropa.

Dampak Brexit Terhadap Imigran di Inggris

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun