Mohon tunggu...
Hanan Wiyoko
Hanan Wiyoko Mohon Tunggu... Saya menulis maka saya ada

Suka membaca dan menulis, bergiat di literasi digital dan politik, tinggal di Purwokerto, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Mendorong Kenthongan Banyumas Bisa Mendunia

29 September 2025   09:14 Diperbarui: 29 September 2025   09:34 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenthongan atau disebut juga thek-thek merupakan kesenian musik tradisional. Tiap tahun gelaran festival selalu sukses menggaet ribuan penonton. Tidak hanya warga lokal, di tahun ini turut disaksikan wisatawan asing. Perlu didorong agar bisa mendunia.

RIBUAN penonton menyemut di rute Festival Kenthongan 2025 yang diadakan Pemkab Banyumas, Sabtu 23 Agustus lalu. Di sepanjang rute festival -dari Alun-alun Purwokerto hingga Pasar Wage- dipadati para penoton. Tua-muda, laki-laki dan Perempuan, serta warga kota dan desa, tumpah ruah di sepanjang jalan Sudirman, Purwokerto. Udara dingin malam tak menyurutkan minat untuk menyaksikan kepiawaian para pemain membunyikan alat musik kenthongan yang terbuat dari bilah bambu.

Festival yang diadakan memeriahkan HUT ke-80 RI Tingkat Kabupaten Banyumas ini turut menarik perhatian David Sanders dan seorang rekannya. Jauh datang dari Belgia, David mengaku tertarik dan ingin menonton festival kentongan.

"Saya suka budaya Indonesia, orang-orangnya dan budayanya termasuk musik," kata David Sanders menyebutkan alasan datang kembali ke Banyumas. Rencananya, dia ingin mengamati dan merekam suara kenthongan. Pada saat kunjungan ke Banyumas sebelumnya ia merekam beberapa bebunyian yang dianggapnya unik.

Ketertarikan menyaksikan kenthongan turut disampaikan Mila (33), asal Susukan, Banjarnegara. Dia yang datang bersama rombongan 15 orang dari desanya mengaku sengaja datang untuk melihat festival tersebut. Ia berangkat dari rumahnya di perbatasan Banjarnegara dan Banyumas selepas maghrib dan memilih menonton di perempatan eks Sri Ratu.

"Musiknya ramai, penari dan pemainnya kompak-kompak. Ini seru," katanya. Di tempatnya menonton, sudah penuh orang duduk lesehan di atas aspal maupun berdiri menunggu rombongan regu kenthongan melintas dari arah barat.

Acara dimulai pukul 20.00 WIB dengan dilepas oleh Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono. Di depan panggung kehormatan, tiap regu menampilkan atraksi kesenian dalam berolah gerak dan tari serta kebolehan mengkreasikan lagu dengan gerakan. Terlihat rancak dan alunan kenthongan yang bertalu. Panggung kehormatan menjadi spot favorit warga untuk menonton. Di tempat ini, para peserta akan tampil sekitar 3-5 menit.

Festival Kenthongan tahun ini diikuti 29 regu dari 27 kecamatan dan dua instansi. Sama seperti tahun sebelumnya, acara rutin tahunan ini diikuti grup kenthongan dari kecamatan se-Banyumas. Tiap regu kecamatan mendapat dampingan dari dinas atau organisasi pemerintah daerah (OPD). Para peserta harus menunjukkan penampilan terbaik karena festival ini dilombakan.

Tak hanya disaksikan ribuan warga, acara siaran langsung media TV lokal juga ditonton ribuan pemirsa. (Tangkapan layar Youtube Satelit TV)
Tak hanya disaksikan ribuan warga, acara siaran langsung media TV lokal juga ditonton ribuan pemirsa. (Tangkapan layar Youtube Satelit TV)

Sejarah Kenthongan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun