Mohon tunggu...
HANANG SEPTIOYUDHO
HANANG SEPTIOYUDHO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prodi Jurnalistik, 11220511000083

musik, entertainment, film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Generasi Z Mengguncang Bisnis Online: Tren Belanja Digital yang Memikat

7 Januari 2024   17:18 Diperbarui: 7 Januari 2024   17:20 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era digital yang terus berkembang, Generasi Z telah menjadi kekuatan utama yang merombak dunia bisnis online. Dengan semangat kreatif dan kecakapan teknologi yang luar biasa, generasi ini tidak hanya menjadi konsumen, melainkan pendorong utama di balik tren belanja digital yang memikat. Keberadaan Generasi Z menciptakan pola bisnis yang dinamis, memaksa perusahaan untuk beradaptasi dan merespons keinginan serta kebutuhan yang terus berubah.

Pemilik toko online, Rachmad Wirahadi menjelaskan, perkembangan tren belanja digital Generasi Z. "Tren belanja online Generasi Z tidak sekadar tentang transaksi semata, melainkan sebuah pengalaman yang melibatkan kebutuhan estetika dan nilai personal. Mereka tidak hanya mencari produk, tetapi juga mencari cerita di balik merek, menciptakan ikatan emosional yang mendalam dengan pengalaman berbelanja mereka," jelas Rachmad, saat diwawancarai pada Selasa (26/12/2023).

Lebih lanjut, menurut Rachmad, dengan meningkatnya preferensi terhadap brand yang berfokus pada keberlanjutan dan etika, Generasi Z memberikan tekanan baru bagi pelaku bisnis online untuk berinovasi dan memperhatikan aspek-aspek tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, platform e-commerce dan media sosial telah menjadi wahana utama di mana Generasi Z mengekspresikan gaya hidup dan kepribadian mereka. Mereka bukan hanya pembeli pasif, tetapi juga kreator konten yang memengaruhi dan diikuti oleh ribuan bahkan jutaan pengguna lainnya.

Generasi Z menjadi pionir kreatif dan penggerak utama dalam menciptakan arah baru dalam ekosistem belanja online. Fenomena ini mencerminkan pergeseran signifikan dalam cara perusahaan berinteraksi dengan konsumen, dengan Generasi Z menjadi agen perubahan yang menuntut pengalaman belanja yang lebih personal dan terhubung.

Sakha Dwi Ramadhan, seorang Generasi Z, mengungkapkan pandangannya terhadap fenomena ini. "Bagi kami, belanja online bukan hanya sekadar transaksi, melainkan bentuk ekspresi diri. Saat kami menjelajahi platform e-commerce dan berbagi temuan mode atau produk favorit di media sosial, itu adalah cara kami berinteraksi dengan dunia, memberikan warna pada gaya hidup kami sendiri. Kami tidak hanya konsumen pasif, kami adalah kreator konten yang berkontribusi pada tren dan gaya. Melalui postingan kami, kami berbagi inspirasi dengan ribuan bahkan jutaan orang, menciptakan komunitas yang terhubung oleh minat dan gaya serupa," ujar Sakha, saat diwawancarai di Taman Literasi Martha Crishtina Tiahahu pada Selasa (26/12/2023).

Dirinya menambahkan, saat ini, tren belanja digital tidak lagi hanya sekadar mengikuti arus, tetapi menjadi manifestasi kolektif dari kepribadian dan minat. Setiap pembelian dan rekomendasi produk di platform e-commerce atau media sosial bukan hanya tentang gaya fashion atau kebutuhan sehari-hari, melainkan juga bentuk pengakuan akan identitas. Generasi Z menciptakan tren yang saling memengaruhi, setiap individu turut berkontribusi dalam menentukan apa yang dianggap "in" atau "out". Fenomena ini menciptakan dinamika unik dalam belanja digital, di mana kekuatan Generasi Z melebur menjadi suara kolektif yang mengubah arah bisnis online.

Dengan kecenderungan untuk mencari pengalaman belanja yang unik dan berharga, Generasi Z mendorong perusahaan-perusahaan online untuk menyediakan produk dan layanan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan fungsional, tetapi juga memberikan nilai tambah dalam bentuk keunikan dan kecerdasan emosional.

"Generasi Z memotivasi kami untuk lebih dari sekadar menyediakan produk dan layanan fungsional. Mereka menginginkan pengalaman belanja yang tidak hanya memenuhi kebutuhan praktis, tetapi juga memberikan nilai tambah melalui keunikan dan kecerdasan emosional. Kini, kami fokus pada inovasi yang dapat membangun hubungan emosional dengan pelanggan, memahami keinginan mereka, dan memberikan pengalaman berbelanja yang tak terlupakan," ungkap Racmad, sebagai respons terhadap tantangan yang dihadapi, pada Selasa (26/12/2023).

Kondisi tersebut, menurut Rachmad, dalam dunia bisnis online, Generasi Z tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga agen perubahan. Tren belanja digital yang terus berkembang menciptakan peluang baru dan tantangan baru bagi pemilik toko online.

"Kami harus selalu beradaptasi dengan cepat, memahami keinginan dan kebutuhan Generasi Z, serta berinovasi agar dapat tetap relevan dalam persaingan yang semakin ketat. Yang pasti, perusahaan yang mampu membaca dan merespons perubahan ini akan mampu mengambil keuntungan besar dari pasar yang dinamis ini," pungkasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun