" Pemerintah menyatakan telah menyiapkan satu juta kit untuk test massal." ( BBC NEWS/26 Maret 2020)
Semua media setelah #Indonesia positif corona atau #Indonesia darurat corona hampir beberapa bulan belakangan ini sibuk membicarakan #pandemi covid-19 , asal muasalnya, gejala-gejalanya, dan cara pencegahannya yaitu dengan #social distancing #phisycal distancing dan banyak lagi hingga aturan-aturan lainnya seperti cuci tangan, tidak bersalaman, jaga jarak dan lainnya yang harus di lakoni dan di buat untuk memutus rantai penularan virus ini.
Namun tahukah bahwa selain gejala - gejala yang menunjukan kita terpapar atau terkena virus ini kita bisa mengetahui tubuh kita terjangkit atau tidaknya dengan melakukan #rapid test covid-19 secara mandiri atau sendiri, kok bisa? Ya bisa, tentunya dengan menggunakan alat rapid test Covid-19 seperti pada contoh gambar di atas.
Apa Itu Alat Rapid Test Covid-19?
Berdasarkan Kamus Bahasa Inggris (klik disini) alat test rapid adalah alat yang di buat dan di pergunakan untuk pengujian cepat atau pendeteksi cepat virus dalam tubuh manusia seperti Covid-19 dan hasil dari test tersebut 99% dapat membuktikan orang tersebut terkena Covid-19 atau 1% tidak, alat ini juga terbilang cepat mendeteksi cepat hanya dalam waktu ada yang 5 menit dan ada yang 10 menit.
Berbeda halnya dengan alat test kehamilan atau untuk narkoba yang hanya menggunakan sampel test urin (air kencing) maka test rapid Covid-19 ini yaitu dengan menggunakan sampel darah seperti halnya ketika kita hendak melakukan test golongan darah. Bedanya sampel darah kita di campurkan dengan sejenis cairan yang nantinya di teteskan kedalam alat dan menunggu apakah hasilnya nanti positif ataukah negatif dari Covid-19.
- Dilansir dari kompas.com sejauh ini hanya ada dua metode untuk test pemeriksaan mengenai Covid-19 berdasarkan standar WHO.(Kompas.com/03 April 2020)
Berapakah Harga Rapid Test Covid-19?
Sejauh ini yang saya ketahui dan berdasarkan hasil pengamatan pribadi yaitu beragam macam harga rapid test Covid-19 yang di tawarkan untuk sebuah alat ini, yaitu berkisar antara Rp.160.000,- hingga mencapai harga Rp.xxx.xxx,- ribu rupiah. Wow! Fantastis bukan? Ya itulah kenyataannya entah itu memang harga yang melambung akibat #selflockdown maka perekonomian ikut lockdown juga atau entah kesempatan dalam kesempitan entahlah saya juga tidak mengerti, padahal ada sanksi pidana bagi yang nekat menjual lebih dari harga sekian dan sekian.
Di saat orang-orang berburu dan membeli alat ini, tetapi saya pribadi tidak begitu tertarik membeli alat ini bukan karena takut atau apapun sebab saya pribadi lebih kepada berfikir positif selama tidak mengalami gejala (lah wong diem di kampung gak kemana-mana) untuk tidak terpengaruh dengan hal yang memicu kekhawatiran dan mungkin saja dapat menjebol imunitas tubuh saya sendiri dengan menjadi parno atau paranoid.
Karena saya pribadi belum memakainya, hanya saja melihat dan menyaksikan hasil test teman saya sendiri, sejauh mana test ini efektif atau tidaknya yaitu tergantung pada kondisi tubuh orang tersebut apabila sudah mengalami gejala minimal sudah terdeteksi mengalami ciri-ciri gejala Covid-19 (batuk, demam lebih dari 38°, sesak nafas,dll) karena jika belum mengalami gejala tersebut saya rasa kemungkinan kecil hasil yang di dapat belum cukup akurat sebab melihat dan mendeteksinya justru setelah mengalami gejala minimal 7 hari atau maximal 14 hari baru dapat di lakukan rapid test tersebut.
Saat ini beramai-ramai orang membeli alat ini berapapun harganya akan mereka beli entah itu murah ataupun mahal mereka tak peduli yang penting bisa membuktikan bahwa mereka tidak terkena virus mematikan ini.
Hal ini tentunya akan sangat berpengaruh bagi kesenjangan ekonomi masyarakat kita, dimana orang kaya atau dengan kondisi keuangan berlebih bisa mendapatkan dan membeli alat test ini berapapun harganya sedangkan bagi kaum ekonomi menengah kebawah saya rasa mereka akan pikir-pikir dahulu karena untuk sekedar kebutuhan sehari - hari saja pada masa ini harus memutar otak dan menguras tabungan bahkan apalagi yang #dirumahaja bagi yang tidak memiliki tabungan adalah hal yang mustahil membelinya, jangankan untuk membeli alat test tersebut, bisa makan untuk keluarga saja sudah bersyukur amat dalam.
Jadi, mengingat APD sudah langka biarkan tim medis dan nakes (tenaga kesehatan) yang menggunakannya dengan baik.
Semoga bermanfaat
