Mohon tunggu...
Hana Aulia Rahmah
Hana Aulia Rahmah Mohon Tunggu... Author wattpad

Menulis adalah salah satu Seni bertahan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pancasila Sebagai Sarana Dakwah dan Pendidikan Karakter dalam Perspektif IsIam

23 September 2025   23:35 Diperbarui: 23 September 2025   22:35 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Islam, pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting. Wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah membaca, yang menunjukkan bahwa ilmu menjadi pintu utama dalam kehidupan. Pendidikan bukan hanya untuk menambah pengetahuan, tetapi juga sebagai sarana dakwah dan pembentuk karakter umat.

Dakwah tidak terbatas pada ceramah, tetapi juga bisa dilakukan melalui pendidikan. Guru, orang tua, dan lingkungan menjadi media dakwah dengan menanamkan nilai-nilai Islam. Menurut Abdurrahman an-Nahlawi, pendidikan Islam adalah upaya menanamkan nilai iman, akhlak, dan amal saleh agar manusia menjadi hamba Allah yang taat. Dengan demikian, pendidikan menjadi jalan dakwah yang sistematis dan menyentuh hati.

Selain itu, pendidikan berfungsi sebagai pembentuk karakter. Imam al-Ghazali menegaskan bahwa tujuan utama pendidikan adalah menyempurnakan akhlak manusia, sebab akhlak mulia adalah cerminan keimanan. Tanpa akhlak, ilmu tidak bernilai dalam pandangan Islam. Dengan pendidikan yang benar, peserta didik tidak hanya cerdas, tetapi juga jujur, disiplin, amanah, dan menghargai sesama.

Pandangan ini sejalan dengan Quraish Shihab yang menekankan pentingnya integrasi ilmu dan nilai. Dalam tafsir Al-Mishbah, beliau menjelaskan QS. Al-Mujadilah [58]: 11, "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." Menurutnya, ayat ini menunjukkan bahwa ilmu harus berjalan bersama iman agar pendidikan melahirkan pribadi berkarakter, bukan sekadar orang pintar.

Ki Hajar Dewantara pun menekankan bahwa pendidikan sejatinya adalah upaya menuntun kekuatan kodrat anak agar mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya. Pandangan ini sejalan dengan Islam yang menekankan keseimbangan antara ilmu, iman, dan amal.

Dengan demikian, pendidikan dalam perspektif Islam memiliki peran ganda sebagai sarana dakwah dan pembentuk karakter. Melalui pendidikan, nilai-nilai Islam dapat disampaikan secara sistematis, sehingga peserta didik tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak mulia seperti jujur, disiplin, amanah, dan peduli terhadap sesama. Pendekatan ini sejalan dengan pandangan para tokoh seperti Imam al-Ghazali yang menekankan penyempurnaan akhlak, Quraish Shihab yang menekankan integrasi ilmu dan iman, serta Ki Hajar Dewantara yang menekankan pengembangan seluruh potensi anak untuk mencapai kebahagiaan dan kebaikan. Dengan demikian, pendidikan Islam bukan sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga upaya membentuk generasi yang beriman, berilmu, berakhlak mulia, serta siap menjadi manusia yang bermanfaat bagi masyarakat dan selalu dekat dengan Allah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun