Mohon tunggu...
Hana Hanifah
Hana Hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi

Seseorang yang mudah penasaran dan memiliki banyak kesukaan. Tertarik dalam bidang komunikasi dan bidang lain yang menunjang khususnya seperti psikologi dan multimedia. Senang melatih kemampuan mendengar dengan baik, berpikir kritis, berbicara dengan efektif, berkolaborasi aktif dalam setiap tempaan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan. Memiliki sejumlah hobi, beberapa yang paling disukai dan sering ditekuni, yakni menulis, melukis, menyanyi, membaca, berlari, berepeda, memasak, dan bermain dengan hewan, baik hewan peliharaan maupun hewan yang ditemukan di jalan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Literasi Media Digital pada Isi Berita Kesehatan di Media Sosial

29 Juni 2022   11:23 Diperbarui: 29 Juni 2022   11:44 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dosen Universitas Negeri Jakarta yaitu Dr. Kinkin Yuliaty Subarsa Putri, M.Si., CICS, CPR bersama dengan mahasiswa menggelar sosialisasi mengenai model literasi komunikasi digital. 

Sosialisasi yang dilaksanakan pada Jumat tanggal 24 Juni 2022 di Kelurahan Baktijaya, Depok tersebut bertujuan untuk memperkenalkan dan membina masyarakat mengenai literasi digital seperti pengertian literasi digital, pemahaman literasi digital di era disrupsi, hingga perlindungan data pribadi untuk memberdayakan komunikasi kesehatan masyarakat di area pandemi yaitu Indonesia.

Pada kegiatan sosialisasi tersebut turut mengundang Dr. Dr. Widyo Nugroho, MM yang merupakan dosen di Universitas Gunadarma. Dr. Dr. Widyo Nugroho, MM memaparkan mengenai literasi digital secara mendasar mulai dari pengertian, tujuan, dan manfaat literasi digital. Beliau juga menyampaikan mengenai literasi digital di era disrupsi. Dalam penyampaiannya beliau menegaskan bahwa pada era disrupsi, terdapat efek dari perkembangan internet yang justru tidak disadari oleh penggunanya.

"Apabila tidak segera beradaptasi, (pengguna teknologi) akan ketinggalan jauh. Hal ini juga mengakibatkan efek dari penggunaan internet, baik itu positif maupun negatif. Akan tetapi, kebanyakan pengguna tidak mengetahui konsekuensi dari penggunaan internet," ujar beliau.

Pengetahuan literasi digital yang baik diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas pengguna internet yang sehat sehingga juga mampu memberikan pendidikan internet sehat kepada generasi muda sehingga meningkatkan harkat martabat bangsa. Selain itu, Dr. Dr. Widyo Nugroho, MM juga menambahkan dengan adanya kreativitas yang tinggi dari pengguna internet, tentu akan membawa amal jariyah kepada penggunanya.

"Tapi kalo kita berbuat baik di dunia digital, (membuat) orang termotivasi, orang mau berubah sikap, insyaallah akan menjadi amal jariyah kita, jadi itu harapan lainnya."

Masifnya perkembangan internet mendorong masyarakat untuk beradaptasi dengan literasi digital.  Dr. Dr. Widyo Nugroho, MM turut menjelaskan mengenai kerangka literasi digital Indonesia, yaitu proteksi, hak-hak, dan pemberdayaan.

"Nah kita lihat kerangka literasi digital Indonesia. Jadi, Indonesia ini juga sudah punya kerangka literasi digital. Ada proteksi, ada hak-hak, ada pemberdayaan," ucapnya.

Pada sesi tanya jawab, Dr. Dr. Widyo Nugroho, MM membagikan pengalamannya bagaimana meningkatkan literasi anak. Menurut beliau, untuk meningkatkan literasi anak harus dilakukan sejak dini dengan membiasakan anak-anak membaca sejak dini.

"Jadi berbagi pengalaman lagi, saya membiasakan anak-anak membaca sejak dini, jadi saya sendiri yang bacain. Lalu saya berikan mereka buku yang dari plastik, pokoknya (supaya) baca buku, pegang buku. Agak besar dikit, saya belikan buku ensiklopedia, yang mahal, yang tebal, dan anak mulai membaca. Dibacakan atau membaca sendiri yang penting dia sudah berinteraksi dengan buku, dengan gambar-gambar yang menarik," ujar Dr. Dr. Widyo Nugroho, MM.

Orang yang kerap disapa Dr. Dr. Wid juga menyarankan pendekatan strategis untuk bisa mengarahkan anak-anak agar bersedia untuk mendengar pandangan orang tua, yakni dengan memperlakukan mereka (anak-anak) sebagai teman sehingga dapat meminimalisir jarak dalam hubungan walaupun masih dengan batasan-batasan tertentu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun