Andongrejo, Tempurejo – Mahasiswa KKN UIN Khas Jember dari Kelompok 36 telah melaksanakan kegiatan monitoring terhadap program kerja (proker) yang telah dijalankan bersama pengurus sanggar di Andongrejo. Kegiatan monitoring ini bertujuan untuk mengevaluasi kemajuan pelaksanaan program digitalisasi, pendokumentasian, dan pengembangan aset budaya berupa sanggar seni tradisional yang menjadi ikon sejarah dan identitas masyarakat setempat.
Dalam pertemuan yang diadakan di Balai Desa Andongrejo, tim KKN bersama pengurus sanggar mengulas secara mendalam hasil kerja selama beberapa minggu terakhir. Kegiatan proker yang telah berjalan meliputi pendataan arsip budaya, pengambilan foto dan video dokumentasi kegiatan sanggar, serta pembuatan konten digital untuk publikasi melalui media online. Monitoring ini diharapkan dapat memberikan gambaran jelas mengenai capaian dan kendala yang dihadapi dalam proses pelaksanaan program.
“Kami merasa sangat antusias melihat respon positif dari pengurus sanggar terhadap inisiatif digitalisasi ini. Kegiatan yang telah kami lakukan bukan hanya untuk mendokumentasikan sejarah, tapi juga sebagai upaya meningkatkan daya tarik wisata budaya di Andongrejo,” ungkap Fajar, salah satu perwakilan mahasiswa KKN dari Kelompok 36. Ia menambahkan bahwa proses monitoring merupakan momen penting untuk menyamakan persepsi antara tim KKN dan pengurus sanggar, serta menyusun langkah-langkah perbaikan agar program kerja berjalan lebih optimal.
Dalam rapat evaluasi tersebut, bapak suyadi, salah satu pengurus sanggar yang telah lama berkecimpung di bidang pelestarian seni tradisional, menyampaikan apresiasi terhadap kerja sama yang terjalin. “Kami sangat bersyukur adanya inisiatif ini. Dengan adanya dokumentasi digital, cerita dan nilai-nilai budaya sanggar yang selama ini menjadi kekayaan desa akan tersaji secara lebih menarik dan dapat diakses oleh masyarakat luas,” ujarnya. Bapak suyadi juga mengemukakan beberapa saran, antara lain penambahan sesi pelatihan penggunaan perangkat digital bagi para pengurus agar pengelolaan konten lebih mandiri.
Hasil monitoring juga menunjukkan bahwa fasilitas pendukung, seperti ruang dokumentasi dan akses internet, perlu ditingkatkan guna menunjang kegiatan digitalisasi yang semakin intensif. Tim KKN Kelompok 36 dan pengurus sanggar pun sepakat untuk bersama-sama mencari solusi, seperti pengajuan bantuan dari dinas pariwisata dan kebudayaan setempat, agar kendala tersebut dapat segera diatasi.
Kegiatan monitoring ini tidak hanya menjadi evaluasi atas capaian program, tetapi juga sebagai momentum untuk merencanakan langkah strategis ke depan. Tim KKN berencana untuk mengintegrasikan hasil dokumentasi ke dalam sebuah portal digital resmi yang nantinya akan menjadi referensi sejarah dan daya tarik wisata budaya di Andongrejo. Portal tersebut diharapkan mampu menyebarluaskan cerita tentang sanggar sebagai pusat kegiatan seni yang telah ada sejak lama, sekaligus meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelestarian budaya lokal.
Dengan semangat kolaboratif antara mahasiswa, pengurus sanggar, dan aparat desa, program kerja pengembangan aset budaya di Andongrejo diharapkan mampu menciptakan sinergi positif dalam membangun desa pariwisata yang kental dengan nilai-nilai tradisional dan inovasi digital. Monitoring hasil kerja proker ini menjadi bukti nyata bahwa pengembangan budaya lokal dapat berjalan efektif melalui kerja sama lintas sektor, menggabungkan semangat pendidikan, pelestarian seni, dan pengembangan pariwisata.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI