"Yaaaahhh... Godek, janganlah dihabiskan di atas, aku juga pengen ngerasain gimana rasanya"
Dengan mulut penuh pisang, Monyet menjawab "Iya sebentar dulu, ini belum kerasa manisnya". Begitu terus Monyet tanpa rasa puas memakan buah pisang si Katak.
"Yaudah Godek, cobak paling tidak kulitnya lah kamu kasih ke aku, biar ada yang aku jilat-jilat" pungkas Katak dengan raut wajah sedih.
"Hahaha..... abisnya siapa suruh kamu kasih aku buat ambilin kamu buah pisangnya, kulitnya yang kamu minta, kulit-kulitnya yang aku makan" jawab Monyet tanpa rasa bersalah.
Dengan perasaan sedih dan kesal, Katak pun pergi meninggalkan Monyet dan membawa sarung si Monyet. Setelah lama asik makan buah pisang si Katak, Monyet pun tersadar bahwa Katak sudah pergi dan membawa sarungnya. Monyet pun segera mengambil semua buah pisang tersebut dan kemudian dibawa turun.
"Lepang, oooo Lepang"
"Telepang-Lepang....... mana kamu? Mana sarungku? Ini pisangmu"
"Ooooo Telepang-Lepang..... mana sarungku? Ini pisangmu" teriak monyet karena si Katak pergi entah kemana.
Monyet kemudian keliling mencari Katak karena sarungnya telah dibawa oleh Katak.Â
"Oooooo Lepang, dimana kamu? Ini pisangmu, dimana sarungku?"
Katak yang pergi membawa sarung tadi kemudian sembunyi di bawah batok kelapa.Â