Sejak siang saya sudah berangkat dari Bekasi menuju Balai Sidang Jakarta dengan modal surat tugas dari Kepala Perwakilan Bekasi Koran Dharma Semarang saya nekat meliput kegiatan Ulang Tahun Golkar yang di hadiri oleh Presiden Republik Indonesi Soeharto dengan Wakil Presiden Soedarmono. SH serta Ketua Umum Golkar nya Harmoko, waktu itu. Selasa, (20/10/92)
Dengan ketatnya saya diperiksa ketika mau masuk ke Balai Sidang Jakarta mulai dari petugas depan sampai di dalam oleh Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres), hampir saja dilarang, namun wartawan Televisi Pendidikan Indonesia ibu Yanti mengatakan bahwa saya termasuk groupnya padahal saya juga membawa surat tugas dari Kantor, namun mungkin tau kalau wartawan tulis tidak boleh masuk ke dalam meliput presiden dan wakil presiden pada saat itu. Alhamdulillah akhirnya lolos bisa meliput walaupun bisa menggunakan kamera poket sesekali saja, waktu itu belum seperti sekarang bisa menggunakan HP Android untuk memotret.
Sebelum acara dimulai saya berusaya banyak menemui para menteri berphoto karena itu kesempatan yang sangat langka bagi saya Alhamdulillah bisa mengabadikan presiden dan wakil presiden, photo bersama Harmoko, Bj. Habiebie dan banyak menteri serta pejabat lainnya dengan menggunakan camera poket dengan tetap posisi dibelakang reporter dan kameramen TPI agar tidak dilarang oleh Paspamres.
Perjuangan yang melelahkan namun mendapat hasil yang luar biasa bisa membuat acara setelah puluhan tahun berlalu acara ini bisa sebagai kenangan menjadi Wartawan.
Digedung tersebut ternyata banyak bertemu dengan pejabat di Bekasi yang sudah kenal sebelumnya diantaranya H. Hasym pemilik Yayasan Almuhajirin Perumnas III Bekasi Timur, Pak H. Mendon yang sekarang Pemilik SMK Telkom Mangun Jaya Tambun Bekasi, Pak Munir Kepala Sekolah SMA Al Muhajirin dan banyak lagi pejabat lainnya saya hanya mencoba mengingat kejadian puluhan tahun tersebut.
Hasil berita yang saya liput pada malam itu pada hari selasa 20 Oktober 1992 presiden Soeharto selaku Pembina Golongan Karya (Golkar) memberikan amanat yang intinya mengucapkan terima kasih kepada para anggota Fraksi di MPR yang sebagian besar sudah mencalonkan dirinya sebagai presiden masa bakti 1993 - 1998.
Waktu itu saya status di wartawan Koran Mingguan Dharma Semarang Jalan Dargo dan belum melepas status wartawan Majalah Persada Nusantara (MPN) Tasikmalaya merasa bangga bisa meliput kegiatan nasional karena sejak jadi wartawan selalu meliput di Kabupaten Bekasi saja.
Masih banyak pengalaman saya yang akan di ceritakan lewat media online ini namun tidak di tulisan ini karena dalam satu bahasan sangat banyak yang perlu di tuliskan. Agar tidak membosankan tunggu di tulisan berikutnya. Salam Sukses Buat Semua Pembaca !!!
