Mohon tunggu...
Hamdan Hamado
Hamdan Hamado Mohon Tunggu... Pelajar

Pemuda Biasa

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Ketika Gunung Berlayar: Refleksi tentang Budaya, Lingkungan dan Peran ASDP Menyatukan Nusantara

16 Juli 2025   00:18 Diperbarui: 16 Juli 2025   00:18 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KPM Ile Labalekan. Sebuah Gunung yang Ikut Berlayar (Sumber: POS-KUPANG.com, diakses Juli 2025)

Pelayaran dengan kapal feri memungkinkan konektivitas tanpa harus membelah bukit, menebang hutan, atau menggusur permukiman.

Dalam konteks ini, kontribusi ASDP untuk rakyat tidak hanya soal akses, tapi juga keberlanjutan. ASDP telah menjadi bagian dari narasi pelestarian lingkungan secara tidak langsung—dengan menyediakan transportasi laut yang andal, terjangkau, dan berkelanjutan.

Salah satu hal yang paling saya hargai dari pengalaman menggunakan ASDP adalah penggunaan Ferizy, platform digital untuk pemesanan tiket kapal feri. Bagi saya, ini bukan hanya soal kemudahan, tetapi simbol dari perubahan.

Digitalisasi sistem pemesanan adalah bagian dari visi besar ASDP dalam Transformation for Growth.

Inovasi ini memungkinkan masyarakat dari berbagai latar belakang—termasuk saya yang tinggal di daerah terpencil—untuk menikmati pelayanan yang setara dengan mereka yang tinggal di kota besar. Tidak perlu antre panjang di pelabuhan. Tidak perlu bingung soal jadwal atau kepastian keberangkatan. Semua bisa dilakukan dari genggaman tangan.

KMP Ile Ape, kapal ASDP yang menyatukan pulau-pulau di Timur Indonesia (Sumber: POS-KUPANG.com, diakses 2025) 
KMP Ile Ape, kapal ASDP yang menyatukan pulau-pulau di Timur Indonesia (Sumber: POS-KUPANG.com, diakses 2025) 

Indonesia tidak bisa dipahami hanya lewat statistik, peta, atau data kependudukan. Ia harus dirasakan—di antara pertemuan tak terduga di atas kapal, dalam nama-nama yang terpahat di lambung kapal, dalam lagu-lagu daerah yang dinyanyikan penumpang, dalam sapaan hangat dari kapten yang hendak berpindah tugas.

ASDP lewat armadanya telah menghadirkan Indonesia yang utuh: Indonesia yang menghubungkan bukan hanya daratan, tetapi juga manusia, budaya, dan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan.

Melalui slogan Bangga Menyatukan Nusantara, ASDP tidak hanya menyatukan titik-titik di peta, tetapi juga cerita, identitas, dan rasa memiliki. Dan lewat semangat Transformation for Growth, ASDP menunjukkan bahwa modernisasi tidak harus memutus akar budaya—justru bisa menjadi jembatan menuju masa depan yang lebih adil dan lestari.

Bagi saya, itulah makna Indonesia seutuhnya: bukan hanya dilihat dari pusat, tetapi dihidupi dari pinggiran. Dari kapal yang berlayar. Dari gunung yang memberi nama. Dari pelabuhan kecil di mana semuanya dimulai.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun