Kini waktunya kita membangun kembali. Bukan sekadar mengenang masa lalu, tapi menata arah budaya yang lebih adil, inklusif, dan berakar kuat pada sejarah kita sendiri. Dari guru-guru di kelas, dari pemuda-pemudi yang menulis dan berdiskusi, dari pemerintah desa yang berani berpihak pada rakyat, dari tokoh adat yang mengayomi lintas batas, dan dari warga biasa yang memilih untuk tidak diam.
Karena sejarah, sekecil apa pun, tidak akan pernah benar-benar hilang,-selama ada yang bersedia menghidupkannya kembali.
SALAM....!
 Tulisan ini merupakan refleksi dari seorang anak Lembata yang percaya bahwa sejarah lokal adalah kekuatan, bukan kenangan semata. Mari kita rebut kembali sejarah kita sebelum ia benar-benar pergi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI