Mohon tunggu...
Hamdan Fajri
Hamdan Fajri Mohon Tunggu... mahasiswa aktif ilmu politik

konten kreator

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kritik Terhadap Penjarahan Rumah Sahroni Pada Aksi Demo Masyarakat

8 September 2025   12:23 Diperbarui: 8 September 2025   12:23 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Demonstrasi merupakan salah satu instrumen penting dalam demokrasi. Melalui aksi turun ke jalan, masyarakat dapat menyuarakan aspirasi, kritik, maupun tuntutan kepada pemerintah dan lembaga negara. Namun, kebebasan berdemonstrasi harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Peristiwa penjarahan rumah Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, dalam gelombang aksi protes terbaru, justru mencoreng wajah demokrasi Indonesia.

Penjarahan bukan sekadar merusak properti, tetapi juga memperdalam jurang ketidakpercayaan publik terhadap gerakan sosial. Rumah Ahmad Sahroni memang milik seorang pejabat, tetapi tindakan main hakim sendiri tidak bisa dibenarkan. Kekerasan dan perusakan justru membuat masyarakat luas---yang tidak terlibat---ikut dirugikan karena konflik sosial kian meluas, dan tuntutan demonstran menjadi tidak dipandang serius.

Salah satu kekuatan utama demonstrasi adalah legitimasi moralnya: keberanian rakyat menuntut keadilan. Namun, dengan adanya penjarahan, legitimasi itu runtuh. Tuntutan yang sebenarnya rasional dan sah menjadi sulit diperjuangkan karena dibayang-bayangi stigma "anarkis" dan "perusuh." Hal ini tentu memberi peluang bagi pihak berwenang untuk mengabaikan aspirasi mahasiswa dan masyarakat dengan alasan menjaga keamanan.

Adapun Dampak Sosial Dan Politik

Aksi anarkis seperti ini juga memunculkan dampak politik negatif. Alih-alih DPR atau pemerintah merasa ditekan untuk mengakomodasi tuntutan rakyat, mereka justru mendapat alasan untuk memperkuat aparat keamanan dan menekan ruang kebebasan sipil. Dengan kata lain, para pelaku penjarahan secara tidak langsung melemahkan perjuangan rakyat sendiri.

Maka Dari itu Pentingnya Etika Dalam Aksi

Setiap aksi massa memerlukan komitmen terhadap etika perjuangan. Menyuarakan aspirasi bukan berarti bebas melakukan kekerasan. Oleh karena itu, penting bagi kelompok demonstran untuk menegakkan disiplin gerakan, mencegah provokasi, dan mengedepankan jalur damai agar pesan yang disampaikan benar-benar diterima oleh publik dan pihak yang dituju.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun