Misalnya, yang berhubungan dengan perjalanan. Dulu, sewaktu ayah dan ibu masih ada, saya mengendarai sepeda motor andalan dari Samarinda ke Balikpapan. Pulang kampung di saat Lebaran, Natal, dan Tahun Baru.
Jarak tempuh dari Samarinda ke Balikpapan adalah sekitar seratus kilometer lebih. Oleh karena itu, saya harus memastikan segala sesuatunya "beres", terutama tunggangan sepeda motor yang saya akan kendarai.
Ganti oli, kencangkan rantai, periksa tekanan udara ban depan-belakang, periksa rem belakang-depan, berfungsinya lampu depan-belakang-kiri-kanan, isi penuh tangki motor dengan bensin, dan lain sebagainya.
Seperti peribahasa berkata, "Lebih baik mencegah daripada mengobati."
Puji Tuhan, selama dalam perjalanan, saya tidak pernah mengalami kendala. Tidak pernah mengalami ban bocor, habis bensin di tengah jalan, atau kecelakaan lalu lintas. Perjalanan berjalan lancar dan sampai tujuan dengan selamat tanpa kurang suatu apa pun.
Berhati-hati dalam segala situasi adalah suatu keniscayaan, menjaga diri dari hal-hal yang tidak diinginkan.
* * *
Demikianlah 3 pesan moral krusial di dalam cerita rakyat "Asal Mula Kota Balikpapan.
Kiranya bermanfaat bagi Anda dalam menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada putra-putri tercinta supaya hidup mereka kelak bisa bermakna dan bernilai, baik bagi diri sendiri maupun bagi sesama.
Akhir kata, perkenalkan cerita rakyat kepada putra-putri tercinta supaya ananda bisa mengetahui betapa tinggi nilai keluhuran yang terdapat di dalam berbagai cerita rakyat di bumi Indonesia ini.
Semoga putra-putri kita menjadi generasi yang unggul, tangguh, dan berbudi luhur.
Salam Kompasiana