Kedua, Pelatih favorit sudah pensiun
Saya bukan tipikal orang yang terlalu mengidolakan sosok tertentu. Bagi saya pribadi, setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tidak ada yang sempurna.
Hanya saja, sosok pelatih yang satu ini, bagi saya, sungguh istimewa.
Sosok pelatih sepakbola ini diberi kepercayaan oleh sang empunya klub untuk membentuk tim sehingga menjadi kesebelasan yang solid dan mengusung permainan menawan.
Tahun-tahun awal nirgelar. Untung saja pemangku kebijakan di klub bersabar diri, karena mengetahui proses membentuk tim hebat tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Sayangnya, era sudah berubah. Sekarang, nirgelar di musim pertama, alamat dipecat dari jabatan sebagai pelatih.
Pelatih favorit saya adalah Sir Alex Ferguson, mantan pelatih Setan Merah, The Red Devils, Manchester United.Â
Saya terkesan dengan permainan menyerang mereka yang atraktif, terutama waktu masih berjayanya The Class of '92 dimana personel masih lengkap jaya, semisal David Beckham, Ryan Giggs, Paul Scholes, Gary Neville, dan lain-lain. Selain itu juga ada Roy Keane dan tak ketinggalan, Eric "King Eric" Cantona.
Ferguson sudah membangun skuad MU menjadi mumpuni dan disegani di kancah liga Inggris, eropa, dan dunia . Berbagai gelar juara sudah disabet. Itulah sebabnya, meskipun MU sekarang seperti yoyo, tidak stabil permainannya, kadang menang, kadang kalah, saya tetaplah seorang Mancunian. Tak akan berpaling ke lain hati.
Sayangnya, beliau memilih pensiun di tahun 2013. Yah, mau bagaimana lagi. Faktor U memang menjadi kendala. Tak apa. Anda sudah sangat berjasa memberi warna bagi penggemar MU seperti saya.
Setelah Ferguson lengser keprabon, saya kurang begitu berminat lagi membicarakan tentang sepakbola. Sekarang, saya cukuplah menjadi penyimak saja.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!