Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

5 Kegiatan Selingan yang Berguna bagi Putra-Putri Tercinta Saat #BelajarDiRumahSaja

3 April 2020   14:06 Diperbarui: 3 April 2020   14:10 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : parenting.orami.co.id

Bete? Bosan?

Tak heran kalau putra-putri tersayang merasakan kebosanan yang tak terkira, meskipun ada smartphone di genggaman. Tubuh terasa terpenjara. 

Namun apa daya. Karantina mandiri masih berlaku. #Belajardirumahsaja tetap harus dijalankan dengan kesungguhan hati. PR? Sudah jelas ada. 

Pertanyaannya : Apakah tidak ada waktu lowong bagi anak? Apakah anak selalu sibuk dengan PR? 

Tentu saja, ada waktu lowong. Anak tidak selalu belajar terus. Anak tidak selalu mengerjakan PR terus. 

Pertanyaan lanjutan adalah : Kalau begitu, apa yang anak lakukan di saat tidak belajar? Nonton TV? Main game online? Nonton video Youtube? 


Sepertinya ketiga kegiatan yang disebutkan di atas yang kebanyakan dilakukan generasi zaman now ini, dan kebanyakan orangtua seakan tidak punya pilihan lain, selain membiarkan anak-anak mereka melakukan ketiga aktivitas di atas setelah selesai belajar.

Bagi saya pribadi, sangat disayangkan kalau anak-anak hanya melakukan kegiatan selingan yang bersifat "menghibur" sesaat, tapi tidak berimbas kepada pengembangan diri.

Pengembangan diri yang dimaksud di sini adalah peningkatan kualitas diri, baik dari segi perilaku, pengetahuan, wawasan, maupun keterampilan. 

Dalam hal ini, daripada menonton tv, main game online, atau nonton video hiburan di youtube, lebih baik mengarahkan anak untuk melakukan kegiatan selingan yang berguna untuk pengembangan diri mereka ke depan.

Dari sekian banyak kegiatan selingan yang positif, saya menimbang, lima kegiatan selingan berikut sangat berguna dan penting untuk anak lakukan, bukan hanya untuk saat ini, tapi untuk kehidupan mendatang saat mereka dewasa. 

Apa saja lima kegiatan selingan tersebut?

1. Membaca

Sumber Gambar : www.pbs.org
Sumber Gambar : www.pbs.org
Sudah bukan rahasia lagi kalau membaca tidak membudaya di Indonesia. Kebanyakan anak yang saya temui mempunyai minat baca yang rendah. Pengetahuan mayoritas dari mereka sangatlah kurang. Terlihat sewaktu mengerjakan soal sekolah yang berawalan "Jelaskan...", atau "Bagaimana...", atau "Mengapa...", jawaban mereka teramat sangat singkat dan tidak jelas. 

Saya bersyukur kepada Tuhan karena orangtua saya gemar membaca buku. Buku sangat berlimpah di keluarga kami. Novel, komik, majalah, surat kabar, dan lain-lain. Tiada hari tanpa membaca. Bisa dibilang, itu motto keluarga kami. 

Setelah badai corona berakhir, sedapat mungkin, ajaklah putra-putri Anda ke toko buku. Biarkan anak memilih buku yang ingin mereka beli dan baca (dalam hal ini, tentu saja, membaca buku-buku yang mendidik ^_^).

Dana terbatas? Bawalah keluarga ke perpustakaan terdekat di kota Anda. Saya sendiri masih sering ke perpustakaan, sampai-sampai petugas perpustakaan hafal dengan nama saya ^_^.

Untuk saat ini, perpustakaan masih tutup karena mencegah penyebaran covid-19. Tapi, itu tidak akan menghalangi budaya baca. Anda bisa membaca buku lewat aplikasi iPusnas di smartphone Anda. Putra-putri bisa membaca buku-buku elektronik di aplikasi ini (dengan catatan, Anda pastikan mereka membaca, bukan main game online atau nonton video youtube ^_^).

Tujuan membaca sudah jamak diketahui orang. Membuat dari yang tidak tahu menjadi tahu. Membuka wawasan pemikiran. Meningkatkan skill tertentu, misalnya saya membaca buku tentang pengajaran bahasa Inggris untuk meningkatkan skill mengajar bahasa Inggris.

Dengan banyak membaca, wawasan pun jadi bertambah luas. 

2. Menulis 

Sumber Gambar : sunshinehouse.com
Sumber Gambar : sunshinehouse.com
Ini juga yang menjadi keprihatinan saya. Selama 20 tahun lebih mengajar di beberapa SD, urusan tulis-menulis anak usia dini sangat memprihatinkan. 

Contohnya, salah satu murid saya dulu, sewaktu kelas 5 SD (sekarang sudah kelas enam), sebut saja Agus, mendapat PR mengarang dari gurunya.

"Ini ada PR buat karangan tentang apa yang dilakukan saat liburan semester barusan, Pak," katanya

"Ya udah. Tulis kalau begitu," kata saya, lugas.

Tunggu punya tunggu. Lima, sepuluh, lima belas, dua puluh menit, dan tidak ada yang terjadi! Tak ada satu kata pun yang tertuang di kertas. Kertas masih polos, putih seperti salju.

"Lho, kok gak ada yang ditulis?" tanya saya, heran. 

"Mau nulis apa, Pak?" jawabnya polos. 

Lho. 

Saya cuma bisa melongo, dan pada akhirnya, saya memberi contoh karangan, dan si Agus ini "menyontek" apa yang saya tulis, lebih tepatnya mengganti beberapa kata dalam tulisan saya. 90 persen adalah tulisan saya. Hanya sekitar 10 persen yang dia ganti kata-katanya!

Menulis, terutama menulis dengan tangan, bisa memicu otak kiri dan kanan secara bersamaan. Bisa Anda cari di mbah Google tentang manfaat menulis lainnya. Banyak sekali manfaat menulis. 

Anak tidak suka menulis? Sangat disayangkan.

Anjurkan anak untuk menulis. Kalau perlu, Anda sebagai orangtua juga suka menulis. Dengan begitu, biasanya anak jadi suka menulis juga. 

Tulisan apa? Yah, untuk di awal, yang ringan-ringan saja dulu, seperti cerpen tentang berkebun dengan ibu, atau puisi tentang sekolah, dan lain sebagainya. 

Setelah itu, tempel karya anak di dinding ruang tamu atau posting di media sosial sebagai kenangan indah saat anak masih kecil. 

3. Menggambar

Sumber Gambar : education.abc.net.au
Sumber Gambar : education.abc.net.au
Menggambar bisa menjadi selingan yang menyenangkan. Selain juga melatih otak kanan, menggambar juga seperti halnya menulis. Menuangkan ide dalam gambar, secara visual. 

Pada dasarnya, manusia itu makhluk visual. Hal yang tidak terpampang secara nyata lewat mata, susah untuk membayangkannya di benak, apalagi kalau anak-anak.

Saya dulu juga suka menggambar, meskipun hanya dengan pensil biasa. Tanpa warna. Jadi hitam putih saja. Saya yang orang dewasa saja merasakan manfaat dari menggambar, apalagi anak-anak. Salah satu manfaatnya, anak lebih sabar dalam mengerjakan sesuatu, karena lewat menggambar, anak belajar, kalau ada proses panjang sebelum gambar terbentuk dengan sempurna. 

4. Memainkan alat musik 

Sumber Gambar : www.equilibriumfans.com
Sumber Gambar : www.equilibriumfans.com
Nah, kalau yang ini, masyarakat awam sudah tak meragukan manfaatnya. Bisa memainkan alat musik membawa manfaat untuk pengembangan otak kanan, dan selain itu, timbul rasa senang dan memberi efek menenangkan (seperti mendengar lagu instrumental piano, misalnya) kalau mendengar musik mengalun. 

Sayangnya, tidak semua keluarga mempunyai alat musik di rumah. Kemungkinan pertama, karena tidak ada dana untuk membeli alat musik. Kemungkinan kedua, karena tidak ada spesifik mata pelajaran seni musik di sekolah sehingga kebanyakan masyarakat tidak melihat urgensi perlunya anak bisa memainkan alat musik. 

Alangkah baiknya kalau anak bisa bermain salah satu alat musik. 

Meskipun orangtua saya cuma lulusan SMP, namun mereka sangat ingin anak-anak mereka, kami semua, bisa memainkan alat musik. Ayah saya dulu dibilang berbakat dalam memainkan piano oleh orang Belanda waktu dia sekolah dulu, namun karena harus mencari nafkah sejak muda (kakek, ayah dari ayah saya, meninggal saat ayah berusia belasan tahun), sehingga ayah tidak melanjutkan sekolah. Sampai lulus SMP saja, dan berhenti juga pelajaran piano ayah. 

Namun kami, anak-anaknya, mempunyai piano di rumah. Gitar dan organ pun ada. Ayah mendatangkan guru les piano dan organ saat kami masih kecil. Meskipun tidak lanjut belajar piano dan organ, saya merasakan manfaat memainkan alat musik untuk hidup saya, karena setelah itu, saya malah tertarik mempelajari cara memainkan gitar.

Kenapa saya suka gitar? Karena simpel, mudah dibawa ke mana saja, dan harga relatif terjangkau. Berbeda dengan piano dan organ yang harganya lebih mahal dan "lumayan" sukar untuk dibawa kemana-mana.

Ada beberapa video di channel youtube saya sebagai pengingat akan kebisaan saya kalau kelak saya tua dan tidak bisa memainkan gitar lagi. 

Ini salah satu video gitaran saya ^_^.

Yah, paling tidak, kalau anak Anda sudah besar nanti, dia bisa menghibur dirinya sendiri saat karantina mandiri seperti sekarang ini (mudah-mudahan tidak terjadi lagi karantina seperti ini kelak).

5. Memasak

Sumber Gambar : www.cookinglight.com
Sumber Gambar : www.cookinglight.com
Nah, penting bagi anak untuk bisa memasak. Tidak peduli laki-laki atau perempuan. Kenapa? Supaya paling tidak, anak bisa mandiri, bisa masak sendiri, kalau sudah besar nanti, kalau harus kuliah atau kerja di kota lain. 

Selain itu, memasak bisa mengajarkan satu hal, yaitu untuk mendapatkan hasil masakan yang enak, butuh pengetahuan dan proses latihan yang terus-menerus. Bukan sebentar. Bukan instan. 

* * *

Demikianlah lima Kegiatan Selingan yang Berguna bagi Putra-Putri Tercinta Saat #BelajarDiRumahSaja. 

Masih banyak kegiatan selingan lain yang juga bermanfaat, namun menurut saya, lima ini selain berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, juga dikarenakan bisa dilakukan di dalam rumah. 

Semoga bermanfaat. 

Apa kegiatan selingan yang berguna untuk putra-putri tercinta versi Anda?

Silakan menuliskan di Kompasiana, supaya bisa memberikan inspirasi dan alternatif lain bagi para orangtua untuk bisa memfasilitasi kegiatan selingan yang positif untuk putra-putri tercinta. 

Salam Kompasiana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun