Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

SDM Unggul, Indonesia Maju? Mudah-mudahan Bukan Slogan Kosong Belaka

17 Agustus 2019   22:01 Diperbarui: 17 Agustus 2019   22:06 3756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : www.paradigmabintang.com 

"Kue yang besar dan menggoda" dalam bentuk dana projek bisa digerogoti oleh "tikus-tikus garong" yang ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk keuntungan diri sendiri.

 Mudah-mudahan KKN tak terjadi. Semoga tidak terjadi korupsi yang bakal menggagalkan visi dan misi lima tahun ke depan ini.

Bambang Brodjonegoro tidak hanya menyebutkan tentang empat projek utama untuk lima tahun ke depan, namun juga tantangan yang menghadang di hadapan.

Beliau menyebutkan ada tiga tantangan utama :

Tantangan #1 - Daya saing SDM saat ini masih tertinggal bila dibandingkan negara Asia lainnya

Data yang diungkapkan oleh Bambang memang cukup atau malah bisa dikatakan memprihatinkan. Kenapa? Karena posisi kompetensi SDM Indonesia sangatlah tidak menggembirakan, baik di antara semua negara di dunia, maupun di level Asia.

Untuk tingkat dunia, Indonesia berada pada peringkat 65 dari 130 negara. Namun di level Asia, negara-negara di Asia lebih baik tingkatnya dibanding Indonesia. 

Indonesia kalah dengan Vietnam yang berada di posisi 64, Filipina di level 50, Thailand di urutan 40, bahkan kalah jauh dengan negara tetangga yaitu Malaysia yang berada di peringkat 33.

Miris melihat hal ini. 

Tantangan #2 - Masih banyaknya pekerja Indonesia yang berada di sektor informal, dengan produktivitas yang rendah

Ini menjadi PR besar untuk Jokowi di periode 2. Kebanyakan pekerja Indonesia mengambil porsi terbesar,  berkecimpung di sektor informal.

Sektor informal erat konotasinya dengan upah yang lebih rendah, lingkungan kerja yang lebih buruk, dan kesempatan pelatihan yang lebih sedikit.

70 persen pekerja Indonesia berada di sektor informal, menurut laporan The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) di tahun 2018 lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun