Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Apakah Kesaktian "The King" Jati Sudah Sirna?

14 Agustus 2019   11:03 Diperbarui: 14 Agustus 2019   18:27 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot akun K Jati | Dokumentasi Pribadi

Perkenalan dengan Kompasiana tak disengaja. Bisa dibilang, kecelakaan. Kebetulan yang membawa nikmat ^_^.

"Lho, kok bisa?"

Mungkin Anda bertanya begitu ^_^.

Dulu saya suka membaca berita-berita terkini di Kompas.com (sampai sekarang juga masih suka sih ^_^). Kompas.com merupakan rujukan yang paling aktual dan tepercaya, melebihi media daring lainnya. Itu menurut pendapat saya. 

Meskipun begitu, saya juga membaca berita-berita dari media daring lainnya sebagai pembanding, seperti Detik, Tirto, The Jakarta Post, dan lain sebagainya.

Tak sengaja, link kompasiana keluar dari pencarian di Google. Saya pikir, "Kompasiana? Apa ini?"

Saya meng-klik dan masuklah saya ke beranda depan Kompasiana.

Waktu melihat Kompasiana untuk pertama kali, saya tidak tertarik, karena saya tidak mengenal nama-nama penulis, yang saya kira wartawan. Nama-nama mereka asing bagi saya. Saya belum pernah mendengar nama-nama mereka sebelumnya. 

Di lain hari, saya membuka lagi Kompasiana. Sekadar ingin tahu lebih dalam. Saya tertarik waktu melihat bagian penilaian terpopuler dan nilai tertinggi, dan saya memilih yang terpopuler pada waktu itu, karena pasti menarik. Kalau tidak, takkan banyak yang membaca, sehingga meraih predikat terpopuler.

Saya lupa, artikel dengan judul apa yang saya baca pertama kali, namun yang pasti saya tertarik dengan isi artikel, karena penulisannya yang ringan, seperti penuturan masyarakat kebanyakan, tidak seperti jurnalis yang terkesan kaku dan formal.

Sejak saat itu, saya suka membaca Kompasiana. Apa kanal favorit saya? Humor, karena saya ingin membaca hiburan di saat malam, setelah seharian beraktivitas, dan juga, saya tidak suka menonton tv.

Karena kebanyakan acara tv tidak mendidik dan tidak menarik, jadi daripada saya menyaksikan tayangan 'sampah', saya lebih baik membaca artikel-artikel humor yang menarik, lucu, dan bermanfaat bagi 'kesehatan perasaan' saya.

Sangatlah menarik membaca artikel-artikel humor dari Jati Kumoro, Ervipi, Robbi Gandamana, dan terutama tulisan 'berbalas pantun' yang seru antara Pebrianov dan Desol yang sayangnya tidak berlangsung lama.

Mengapa saya membaca artikel humor lebih dari yang lain?

1. Mencari hiburan setelah selesai mengajar

Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, karena saya tidak suka menonton tv, maka saya lebih memilih membaca buku dan artikel-artikel menarik di media daring. Karena sulit memperoleh buku-buku tentang humor di perpustakaan kota atau provinsi, saya mencari artikel-artikel tentang humor di internet. Bertemulah saya dengan kanal humor di Kompasiana. Seperti mendapatkan oase di padang pasir. Menyegarkan jiwa ^_^.

2. Artikel humor yang ditayangkan di K cerdas dan tidak menyinggung kekurangan fisik seperti layaknya kebanyakan acara humor di beberapa stasiun tv swasta Indonesia

Keuntungan dari moderasi di K adalah artikel humor di K tidak mengeksploitasi kekurangan fisik untuk dijadikan dagelan seperti di kebanyakan acara humor di beberapa stasiun tv swasta Indonesia. Ibarat filter, artikel humor di K bisa dibilang aman dari konten negatif.

3. Tidak terlalu panjang tulisannya, tapi mengena

Biasanya artikel humor ditulis secara singkat namun mengena, sehingga tidak memakan waktu lama untuk membacanya. Kekuatan kata-kata yang padat, singkat, dan lucu yang menjadi kekuatan dari artikel humor.

Siapa Penulis Artikel Humor Favorit Saya?

Memang susah kalau disuruh memilih siapa penulis artikel humor favorit saya. Karena masing-masing penulis artikel humor mempunyai keunikan sendiri-sendiri. Tapi, kalau seandainya harus memilih, saya akan memilih "The King" alias King of Habul alias KoH, Jati atau kalau melihat akun Kompasiananya, beliau bernama lengkap Jati Kumoro.

Artikel-artikel humornya selalu renyah dan selalu mengundang tawa, serta tak terduga ending-nya.

Sayangnya, kompasianer penulis khusus setia kanal humor, Jati, yang diberi gelar 'KoH' atau kependekan dari 'King of Habul' oleh para kompasianer lainnya, yang senantiasa saya tunggu tulisan-tulisannya, agak berkurang memberikan kontribusi artikel humor saat ini.

Meskipun tercatat sejak awal bulan Agustus sampai tulisan ini dibuat, "The King" sudah menghasilkan 16 artikel, tapi itu semua artikel yang tidak fokus di satu kanal. Politik, kuliner, teknologi, kotak suara, dan lain-lain. Saya menghitung, tercatat hanya 4 (empat) artikel humor yang dibuat! 25 persen saja dari keseluruhan artikel sampai saat ini, khusus di bulan Agustus 2019.

Apa yang Menyebabkan "The King" Jati Kurang Produktif Menulis Humor?

Menurut analisa ngawur saya, setelah mandi kembang tujuh rupa, dan puasa Senin-Kamis, maka saya mendapat tiga penyebab logis yang mungkin ada dalam benak "The King".

1. Dulu pernah kanal 'Humor' hilang dari "dunia persilatan" Kompasiana. Mungkin itu yang menyebabkan 'The King' ngambek, merajuk, tidak mau menulis humor. Mungkin dia mencanangkan mogok posting sampai kanal humor muncul kembali

Nah, mungkin itu yang menyebabkan Jati mogok menulis humor, dan cukup lama pasif, sehingga menyebabkan tangannya pun tidak lincah lagi 'menarikan' jari-jari lentiknya di tuts keyboard laptop jadoel kesayangannya.

Meskipun kanal humor sudah muncul kembali (entah di tahun berapa), namun produktivitas KoH terlihat menurun drastis untuk menulis humor.

2. Bosan menulis humor

Namanya manusia bisa jenuh juga. Apalagi untuk seorang extraordinary sekelas "The King" Jati yang sampai-sampai mendapat titel kehormatan King of Habul alias KoH dari para Kompasianer pemujanya. Tentu saja, tak mungkin gelar tersebut diberikan kalau kontribusi Jati di bidang humor sekadar 'ecek-ecek' belaka.

Malah, 'The King' ikut-ikutan nulis politik. Apa tidak boleh? Ya, boleh saja. Tapi seakan mengkhianati titelnya sebagai KoH.

3. Tanggung jawab sebagai seorang kepala keluarga untuk menghidupi istri dan anak, sehingga sibuk bekerja, mencari uang

Mungkin juga karena tanggung jawab sebagai seorang kepala keluarga yang bertanggungjawab, sehingga beliau sibuk mencari uang untuk menghidupi keluarganya.

Apakah Minat Jati untuk Menulis Artikel Humor sudah lenyap? Atau 'Kesaktiannya' sudah sirna?

Tentu saja, bisa langsung dijawab dengan satu kata.

"Tidak!"

Sebelumnya sudah saya sebutkan bahwa ada empat artikel humor yang beliau hasilkan di bulan ini. Berarti minat Jati dalam menulis humor masih ada, meskipun tidak 'sederas' dulu kala. Kesaktiannya masih ada.

Nah, sekarang ada double reward untuk kanal hiburan di bulan Agustus 2019 ini. Bisa dipastikan, King Jati tak akan menemui lawan tanding yang sebanding, seandainya dia gila-gilaan membombardir K dengan artikel-artikel humornya yang ciamik, top markotop, dan jos gandos tiada terkira. 

Mudah-mudahan King Jati bisa membuktikan, bahwa dia masih perkasa di bumi humor Kompasiana.

Salam humor ^_^.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun