Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Nana, Apakah Kamu Bersedia Seandainya Jokowi Meminangmu (Sebagai Menteri)?

8 Juli 2019   18:29 Diperbarui: 9 Juli 2019   05:33 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : www.prestigeonline.com

Nana, nama panggilan dari wanita cantik yang bernama lengkap Najwa Shihab. Sederhana, namun sosok ini teramat luar biasa kalau mau diceritakan.

Sebagai seorang perempuan, dia sudah mempunyai kehidupan yang lengkap. Mempunyai keluarga yang dicintai dan mencintai dirinya. Sebagai seorang profesional, juga sangat lengkap. Merintis karir dari dasar sebagai reporter, lalu menanjak menjadi anchor, host program, asisten produser, hingga menjabat sebagai wakil pemimpin redaksi di salah satu stasiun TV Indonesia, Metro TV, sudah pernah dia kerjakan.

Penghargaan demi penghargaan pun dia peroleh, berkat kiprahnya di bidang jurnalistik. Dari penghargaan dalam negeri sampai luar negeri sudah dia dapatkan.

Akan terlalu panjang diceritakan semua penghargaan itu di sini, yang bisa Anda semua dapatkan dengan mudah di Google ^_^.

Berkaitan dengan judul, sebenarnya isu menjadi menteri Jokowi tidak hanya beredar sekarang. Di 2014 pun sempat berhembus berita ini, namun waktu itu Nana tidak ingin berkiprah di politik dan pemerintahan. Dia cinta pada dunia yang membesarkan namanya, jurnalistik. Di sinilah cinta dia bersemi dan terus tumbuh subur.

Itu lima tahun yang lalu.

Bagaimana dengan sekarang?

Mungkin saja dia berubah pikiran. Namanya juga manusia. Seperti halnya waktu Nana memutuskan hijrah dari Metro TV ke Trans7. Siapa sangka, dia keluar pada tahun 2017. 16 tahun kebersamaan. Tentu saja, tak seorang pun yang menyangka kalau dia berani mengambil langkah itu. Meninggalkan zona nyaman, kedudukan tinggi, dan pendapatan yang mapan 

Sekarang, dia sudah menjalankan kembali program acara "Mata Najwa" di Trans7, dengan beberapa terobosan dengan memuat video-video lain yang bermanfaat di channel YouTube-nya dan juga mendirikan Narasi TV, perusahaan berita dan media omni-channel yang berisi konten-konten yang bervariasi.

Seandainya Jokowi Meminang Nana sebagai Menteri....

Saya yakin, seandainya Jokowi meminang Nana sebagai menteri di kabinet baru, bisa jadi Nana akan mengkaji kembali kiprahnya untuk bangsa dan negara selama ini dan untuk ke depan.

Dengan seabrek pengalamannya, dan juga menurut kabar yang beredar di luaran, posisi yang tepat bagi Nana sesuai dengan profesinya saat ini adalah sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo).

Tidak lengkap, kalau tidak membahas makna "Komunikasi" dan "Informatika".

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online/daring (dalam jaringan)

Komunikasi : 1. pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak; 2. perhubungan;

Informatika: 1. ilmu tentang pengumpulan, klasifikasi, penyimpanan, pengeluaran, dan penyebaran pengetahuan yang direkam; 2.hal-hal yang berkaitan dengan informasi; usaha dalam bidang informasi

Melihat dari pengertian komunikasi dan informatika, Nana mempunyai kompetensi yang mumpuni apabila menjabat sebagai Menkominfo.

Itu kalau melihat dari kualifikasi Nana sebagai jurnalis yang sangat erat kaitannya dengan komunikasi dan informatika.

Tentu saja, kalau cuma berdasarkan kualifikasi pendidikan dan pengalaman, pasti ada yang setara atau melebihi Nana.

Namun ada keunggulan-keunggulan Nana yang menjadi pertimbangan, yang membuat dia layak menjadi Menkominfo.

Apa saja keunggulan-keunggulan Nana?

Menurut saya, dari sekian banyak keunggulan, mengerucut menjadi 3 keunggulan yang mengemuka.

1. Pekerja Keras, Gigih dan Tekun dalam Melakukan Segala Sesuatu

Tak diragukan lagi, Nana seorang pekerja keras sehingga menjadikan program "Mata Najwa" berkualitas. Dari mulai promosi, matangnya persiapan isi materi, sampai yang paling berkesan adalah Catatan Najwa yang selalu menjadi poin yang ditunggu, baik di awal maupun di akhir yang membuat program "Mata Najwa" selalu berkesan di hati.

Apalagi, kesan yang menunjukkan bahwa Nana selalu gigih "mencecar" narasumber, bukan untuk mengorek aib atau cela, tapi untuk menyingkap kebenaran. Kegigihan dan ketekunan seperti itu menjadi keunggulan, modal bagi Nana untuk menjadi menkominfo.

"Persistensi, jangan pernah mau terima tidak dari narasumber, kejar terus sampai dapat,"- Najwa Shihab | Detik

2. Selalu Membangun Relasi Seluas Mungkin dan Meningkatkan Kualitas Diri

Nana tidak membatasi diri dengan ruang lingkup jurnalistik saja, tapi juga mengikuti beberapa organisasi dan komunitas. Hal membangun relasi ini sudah dia jalankan sejak masih sekolah. Dengan berbagai pengalaman tersebut, dia bisa memahami kelebihan dan kekurangan dirinya; dan juga bisa mengerti kelemahan orang lain, serta meningkatkan kekuatan orang lain, bukan saja untuk keuntungan orang tersebut, namun juga untuk kepentingan bersama.

Nana juga tak henti meningkatkan kualitas dirinya. Pekerjaan yang tak selaras dengan jurusan waktu kuliah menunjukkan hal itu. Sebagai Sarjana Hukum, tentu saja jurnalistik sangatlah jauh dari ilmu yang dia pelajari di bangku kuliah. Namun dia telah menunjukkan bahwa tidak ada yang mustahil bagi orang yang mau belajar.

Program "Mata Najwa" dan berbagai penghargaan yang diperoleh menjadi bukti bahwa dia sudah mempunyai kualitas diri yang mumpuni dan terus meningkatkan kemampuan diri, apalagi Perpustakaan Nasional mengangkat Nana sebagai Duta Baca Nasional periode 2016-2020, yang semakin menunjukkan bahwa Nana memiliki kapabilitas yang yahud sebagai pribadi dan profesional.

3. Mempunyai Dedikasi dan Loyalitas terhadap Pekerjaan

Pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu Nana demi keberhasilan program acara "Mata Najwa" menjadi cerminan bahwa dedikasi, pengabdian Nana untuk mengembangkan acara tersebut sehingga menjadi program yang bermanfaat dan menginspirasi, serta bisa bertahan hampir sepuluh tahun, tentu saja menjadi modal penting bagi Nana, apabila dia bersedia menjadi menkominfo, untuk mengatasi permasalahan kominfo di Indonesia.

Tidak mungkin bertahan sampai begitu lama sebagai jurnalis dari tahun 2001 sampai sekarang, 18 tahun, jika tidak ada loyalitas, kesetiaan yang dipicu oleh kecintaan pada dunia jurnalistik. Meskipun banyak tantangan menghadang, Nana tetap melangkah. Kalau seandainya dulu dia menyerah, merasa tak berbakat menjadi jurnalis, pasti dia tidak bisa menjadi Nana yang sekarang. Dengan modal ini, pasti Nana akan tetap setia menjalankan tanggung jawab sebagai menkominfo yang tak jauh dari profesinya sebagai jurnalis, jika Jokowi mempercayakan mandat kepadanya.

..., Apakah Kamu Bersedia?

Tak ada yang bisa menebak jalan pikiran di lubuk hati terdalam Nana.

Jawabannya bisa "Ya", bisa juga "Tidak".

Yang jelas, kalau "Ya", berarti kita akan melihat "gebrakan-gebrakan" Nana yang tak kalah gemilang dan cemerlang seperti "sepak terjang" Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan.

Itu positifnya.

Negatifnya, Kalau Nana menjawab "Ya", berarti kita bakal kehilangan program "Mata Najwa" yang selalu menginspirasi. Mungkin saja program tetap berjalan, tapi "Tuan rumah" yang berganti. Akibat? Jelas tak mungkin namanya "Mata Najwa" lagi. Bisa jadi "Mata Rina", "Mata Rosa", atau pun mungkin "Mata Sinta", tergantung siapa pembawa acaranya. Sapaan "Selamat malam, selamat datang di Mata Najwa. Saya Najwa Shihab, tuan rumah Mata Najwa ...." takkan terdengar lagi di telinga kita, para pemuja Nana yang selalu rindu dengan tatapan magis dan alunan suara merdunya.

Kalau jawabannya "Tidak", telinga dan mata kita akan tetap dimanjakan oleh sajian-sajian aktual nan menginspirasi dari acara "Mata Najwa", namun di sisi yang lain, kita tidak akan pernah tahu bagaimana Nana membenahi komunikasi dan informatika di Indonesia karena dia tak pernah menjadi menteri kominfo.

Itu semua kembali pada Nana, sang fenomena.

Na, seandainya kamu baca artikel ini, apa jawabanmu ^_^?

Rujukan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun