Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pahami Indonesia Agar Punya Ideologi Kebangsaan

10 Desember 2019   07:36 Diperbarui: 10 Desember 2019   07:39 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Damai - pictosee.com

Setiap tanggal 13 Desember, masyarakat Indonesia memperingati hari Nusantara. Momentum yang digunakan pada hari Nusantara ini adalah momentum deklarasi Djoenda pada 13 Desember 1957, yang menegaskan bahwa negara mempunyai terotori darat, laut, udara yang tergabung dalam konsep negara kesatuan republik Indonesia.

Jika diartikan sebagai rumah, maka wilayah darat, laut dan udara, merupakan area halaman rumah kita. Bayangkan betapa luasnya negeri ini. Untuk itulah, kita harus benar-benar paham area negeri yang begitu luas ini. Karena negeri yang luas ini adalah rumah kita, Indonesia.

Untuk bisa memahami nusantara, tentu diperlukan sebuah dasar. Apa itu? Saling menghargai dan menghormati. Kenapa? Karena dari Aceh hingga Papua, setiap suku mempunyai karakter yang berbeda. Mereka tidak hanya punya budaya dan adat istiadat yang bebeda, tapi juga punya bahasa dan agama yang berbeda. Dan untuk mendapatkan dasar tersebut sangatlah tidak muda. Karena pada dasarnya setiap suku yang ada di Indonesia, mempunyai dasar saling menghargai dan menghormati antar sesama. Dasar inilah yang kemudian melahirkan toleransi dan gotong royong.

Ini menunjukkan, tidak ada budaya saling mengecam, menghujat atau menebar kebencian dalam tradisi masyarakat Indonesia. Tidak ada pula kebiasaan melakukan persekusi, ataupun melakukan aksi teror. Belakangan, aksi-aksi semacam ini begitu marak di negeri ini. Tidak hanya dalam kehidupan nyata, tapi juga dalam kehidupan maya. Hanya karena berbedap pendapat, seseorang bisa memutus tali pertemanan. Hanya karena berbeda keyakinan, bisa menebar kebencian. Dan hanya karena berbeda ideologi, bisa menebar aksi terorisme.

Mereka-mereka ini jelas tidak memahami karakter bangsa Indonesia. Jika mereka mengenal rumahnya yang bernama Indonesia ini, tentu tidak akan melakukan aksi yang bisa merusak rumah Indonesia. Karena yang namanya rumah, semestinya dijaga.

Baik itu dijaga agar tetap selalu bersih, rapi, tapi juga aman dari segala gangguan. Hal ini harus dilakukan, agar kita yang tinggal dalam rumah itu bisa merasakan ketenangan dan kenyamanan. Selain itu, dengan rasa saling menghormati, maka orang-orang yang berbeda itu bisa saling berdampingan dalam semangat kerukunan antar umat.

Seperti kita tahu, di era yang sudah modern ini, provokasi antar sesama justru masih terjadi. Hanya karena terprovokasi informasi hoaks, keramahan dan kesantunan langsung berubah menjadi amarah yang membabi buta. Amarah yang tanpa dasar inilah yang harus kita reduksi, agar tidak sampai mengganggu rumah Indonesia. Provokasi kebencian dan propanda radikalisme juga harus kita antisipasi, agar tidak sampai merusak genereasi penerus rumah Indonesia ini.

Sekali lagi, mari kita pahami rumah Indonesia, agar kita bisa mengerti mana yang benar dan mana yang salah. Mari kita bekali diri dengan literasi, pemahaman kebangsaan dan keagamaan, agar tidak mudah terprovokasi informasi yang menyesatkan. Karena kita adalah penghuni rumah Indonesia, ayo kita saling menghargai dan menghormati antar sesama. Mari tetap kita jaga toleransi dan gotong royong yang menjadi karakter negeri ini. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun