Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Santun dalam Debat, Mendorong Masyarakat yang Bermartabat

26 Januari 2019   08:29 Diperbarui: 26 Januari 2019   09:05 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Debat Santun - merdeka.com

Dalam satu bulan kedepan, salah satu peristiwa yang paling banyak ditunggu oleh masyarakat adalah debat pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Debat perdana sudah dilewati, dan akan segera dilakukan debat kedua, ketiga, keempat dan kelima. Yang menarik dalam debat calon pemimpin negeri ini, kita bisa mendengarkan bagaimana cara pandang mereka dalam menyelesaikan persoalan. 

Tentu saja tidak semua pihak bisa senang dengan penjelasan pasangan calon, bahkan tak jarang ada yang nyinyir, mengejek, bahkan mencaci. Hal itu nyatanya dilakukan oleh masing-masing tim pendukung pasangan calon. Pertanyaannya, kenapa antar pendukung harus saling mencaci?

Memperdebatkan tentang suatu hal sebenarnya tidak masalah. Justru akan semakin membuat kita saling mengerti, saling memahami tentang apa yang ada dipikiran orang lain. Berdebat merupakan bentuk upaya untuk saling mengenal antar sesama. Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda di muka bumi ini.  

Karena itulah, Tuhan meminta kepada seluruh umat manusia, apapun agamanya, apapun latar belakangnya, untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya. Tujuannya apa? Agar kita bisa mengerti latar belakang orang lain. Sehingga toleransi antar umat manusia bisa saling terjalin, tanpa harus ada yang kuat dan lemah, tanpa harus ada mayoritas minoritas. Semuanya bisa saling berdampingan dalam perbedaan.

Sayangnya, hal yang sudah terjalin sekian lama itu kini mulai diganggu oleh oknum tertentu. Ketika kelompok radikal bermunculan di negeri ini, ujaran kebencian menguat di media sosial. Ketika tahun politik seperti sekarang ini, hal yang sama juga dilakukan oleh oknum elit dan para pendukung. 

Hal ini dilakukan untuk menjatuhkan elektabilitas lawan. Termasuk dalam berdebat. Dunia maya kembali dipenuhi ujaran kebencian, hoax, dan segala hal yang bisa menjatuhkan elektabilitas pasangan calon.

Entah apa yang terjadi pada sebagian masyarakat kita. Begitu menggebunya menebar kebohongan dan kebencian. Jika kepentingan politik seperti pemilihan presiden dan wakil presiden diwarnai dengan hal semacam ini, tentu akan membuat negeri akan semakin terpuruk. 

Rasa saling menghargai, saling menghormati mendadak sirna berganti dengan rasa saling membenci dan mencaci. Para pasangan calon, elit politik, partai politik dan para pihak yang terlibat dalam pertarungan politik ini, harus bisa memberikan contoh yang baik kepada publik. Dengan contoh yang baik, maka bangsa ini akan semakin bermartabat.

Mari kita belajar dari banyak negara yang terancam hancur, hanya karena masyarakatnya saling bertikai dalam urusan apapun. Mari kita belajar dari banyak peristiwa yang menyedihkan, hanya karena terprovokasi oleh informasi bohong dan kebencian di media sosial. Mari kita jaga negeri ini agar tetap utuh, masyarakatnya tetap bersatu, saling menghargai antar sesama dan saling mengisi untuk kepentingan negeri. 

Jangan biarkan antar pendukung paslon saling bertikai. Mari kita terus mendorng berdebat dengan cara yang santun. Karena kita orang Indonesia, kesantunan merupakan salah satu ciri khasnya. 

Namun demikian, yang tak kalah pentingnya adalah, kesantunan tidak boleh disertai dengan kebencian dan kebohongan. Berdebatlah secara santun, karena hal itu akan membuat kita semua akan semakin bermartabat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun