Mohon tunggu...
Halimatus Sadiyah
Halimatus Sadiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Kesuksesan tidak akan menemukan kita, jika kita hanya berdiam diri. Maka, bangkit dan raihlah kesuksesan itu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kontribusi Islam terhadap Dunia Pendidikan di Eropa Abad Pertengahan

7 Juli 2020   23:09 Diperbarui: 7 Juli 2020   23:04 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berbeda dengan pandangan para pakar Arab yang belakangan berpendapat bahwa sekolah dasar yang disebut kuttab mulai dikenal pada awal masuk Islam untuk pendidikan anak-anak tengtang Al-Qur'an dan isinya, Shalaby berpandangan bahwa kuttab lebih terfokus pada pengajaran tulis baca dan seringkali gurunya adalah orang-orang Kristen. 

Secara natural, pengajaran tentang ajaran-ajaran Islam pada dasarnya berlangsung dalam forum-forum informal atau pada kegiatan-kegiatan dakwah yang berlangsung di lembaga-lembaga Islam baru, yaitu mesjid. Penyebaran Al-Qur'an berlangsung secara lisan, seperti halnya dengan penyebaran puisi sebelum masa Islam. 

Sampai salinan-salinan Al-Qur'an disebarkan secara luas, Al-Qur'an belum menjadi bagian inti dari kurikulum pendidikan dasar. Hal ini tidak terjadi sampai khalifah Utsman memerintahkan kodifikasi satu salinan asli pada tahun 651. 

Jadi, bagi kebanyakan anak-anak muslim abad pertama, pendidikan formal akalau toh ada terdiri dari pendidkan kuttab  untuk belajar baca-tulis. Menggunakan puisi Arab sebagai buku pelajaran; sementara pendidikan agama terpusat pada bacaan Al-Qur'an dan artinya dalam upacara-upacara di mesjid-mesjid setempat.  

Para guru membutuhkan waktu yang lama untuk memadukan keterampilan baca-tulis dengan pendidikan agama. Buti-bukti menunjukkan bahwa dua jalur pendidikan dasar yang terpisah masih ditemukan sampai pada abad ke-15.  Pendidikan agama mendapat tempat du kuttab hanya bila seorang guru kuttab adalah orang yang hafal Al-Qur'an. 

Lokasi kuttab biasanya di rumah-rumah tinggal, atau di tempat terbuka di luar rumah, sumber lain menyebutkan guru memanggil murid-muridnya ke lapangan sekitar mesjid atau taman umum, namun untuk pelajaran agama level yang tinggi diselenggarakan di mesjid.

Sekolah untuk Ilmu-Ilmu Agama

Halaqah yang dilaksanakan di mesjid-mesjid terbagi menjadi dua jenis: halaqah yang mengkaji ilmu-ilmu agama secara umum pada tingkat tinggi, dan halaqah yang secara khusus diperuntukkan bagi kajian fiqih dalam salah satu mazhab yang empat. Pada periode islam klasik, dikenal dua tipe mesjid. Tipe pertama adalah mesjid jami', dibangun oleh Negara dibawah pengawasan khalifah atau gubernuarnya sebagai tempat berkumpulnya jama'ah mendengarkan khutbah dan melaksanakan shalat Jum'at.  Mesjid jami' juga berfungsi sebagai tempat diumumkannya  hal-hal tentang Negara dan agama kepada masyarakat luas.  Mesjid tipe ini pada umumnya adalah bangunan besar yang dihiasi secara indah  dengan biaya dari perbendaharaan Negara. Khalifah secara resmi menjadikan mesjid-mesjid jami' sebagai penghubung antara pemerintah dengan rakyat banyak. Tipe mesjid kedua adalah mesjid non-jami' mesjid local yang eksklusif. Tipe ini biasanya lebih kecil, dibangun untuk kebutuhan sekelompok masyarakat Islam yang tinggal dilingkungan tertentu atau sekelompok  penganut mazhab tertentu. Mesjid tipe ini mendapatkan dukungan dana dari jama'ahnya sendiri, dari satu patronase, atau dari satu wakap. Halaqah mesjid jami' dipimpin oleh seorang syaikh yang diangkat oleh khalifah untuk mengajarkan fiqih atau bidang kajian agama tertentu, di kota-kota provinsi pengangkatan syaikh dilakukan oleh perwakilan khalifah (Gubernur).  Satu halaqah mengambil tempat  di satu sudut atau seputar satu pilar dalam  satu mesjid; berlangsung pada waktu tertentu, biasanya pagi hari, halaqah diberi nama sesuai dengan nama syaikhnya. Seorang syaikh biasanya memperoleh pengangkatan di satu mesjid untuk jabatan seumur hidup, namun tertutup kemungkinan di mana dia dipecat karena ajaran yang menyimpang atau karena alas an moralitas. Berbagai halaqah dalam satu mesjid menawarkan pelajaran dalam beragam disiplin ilmu mencakup; hadis, tafsie, fiqih, ushul-fiqh, nahwu, shorof dan sastra Arab. Jika halaqah terllu besar atau akustik satu mesjid tidak baik, atau suara syaikh tidak cukup keras maka seorang, mu'id mengulani ucapan-ucapannya agar dapar dapat di dengar oleh murid-murid yang lain. Seorang mudarrris (ahli fiqih) menerima pertanyaan baik dari para pengunjung maupun murid-muridnya. Baik guru maupun murid menikmati kebebasan akademis dalam menelusuri satu persoalan sejauh itu tidak menimbulkan bid'ah, diskusi, debat, dan pandangan-pendangan baru didorong perkembangannya di dalam kerangka kerja ajaran Islam.

Untuk mesjid non jami'  yang ukurannya lebih kecil berfungsi juga sebagai tempat pendidikan formal dalam studi-studi agama dan fiqih. Mengingat fungsi pendidikannya maka mesjid dapat diartikan sebagai mesjid-akademik., satu model institusi yang muncul pada abad kedelapan dan secara konsisten mndominasi  arena pendidikan sepanjang periode klasik Islam.

Madrasah

Perkembangan lembaga pendidikan Islam berikutnya terjadi dibawah patronase wazir Nizam al-Mulk, sekitar tahun 1064. Bangunan baru yang disebut madrasah ini mengambil mesjid-khan sebagai model. Madrasah dalam bentuk klasiknya dapat disebut sebagai akademi (college) sebagaimana kita kenal sekarang. Pada masa ini Turki Saljuq telah mengambil alih pemerintahan Timur Tengah dari kekhalifahan Abbasiyah.  Perbedaan antara mesjid dan madrasah  berada pada prioritas utama penggunaan dana wakaf, sebagaimana diatur oleh hokum penggunaan wakaf. Dalam kasus madrasah, syaikh -- bukan imam dianggap lebih penting. Jadi, madrasah memperhatikan tenaga pengajar lebih dahulu, baru kemudian posisi-posisi lain, sesuai dengan ketersediaan dana. Madrasah mempunyai satu perpustakaan yang tergabung  dalam bangunan yang sama. Walaupun perpustakaan telah lama terdapat istana dan rumah-rumah bangsawan dan hartawan, perpustakaan sebagai bagian dari mesjid-akademi adalah hal yang jarang.  Untuk menyediakan manuskrip bagi mahasiswa, madrasah mencontoh praktek halaqah-halaqah gerakan rasional yang telah terpengaruh  oleh budaya hellenistik dan berkembang pesat pada masa abbasiyah. Tersedianya berbagai karya lebih dari sekedar  buku-buku pelajaran  meningkatkan pengalaman belajar  mahasiswa dengan memperkenalkan mereka berbagai macam pandangan dengan dan kepada sejumlah tulisan, lebih  dari sekedar kebutuhan langsung perkuliahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun