Mohon tunggu...
Halimatus Sadiyah
Halimatus Sadiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Metode Belajar Tanpa Mengeja untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak

18 Desember 2022   10:54 Diperbarui: 18 Desember 2022   21:49 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut Anderson (1972:209) membaca didefinisikan sebagai proses kegiatan mencocokkan huruf atau melafalkan lambang-lambang bahasa tulis atau reading is a recording and decoding process. Membaca memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Membaca merupakan suatu kebutuhan. Membaca membuat kita mengenal dunia. Dengan membaca manusia dapat saling berkomunikasi, dapat menangkap suatu pesan dan memahami sebuah makna, baik yang berbentuk tersirat maupun tersurat. Dengan demikian membaca adalah suatu keharusan.

Keberhasilan suatu bangsa ditentukan oleh generasi penerusnya. Generasi yang dimaksud adalah generasi yang cerdas, berkualitas dan berani untuk terus berusaha membuat gerakan-gerakan perubahan yang lebih baik kedepannya. Sebab tidak dapat dipungkiri bahwa  ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang sangat pesat. Terbukti dari perkembangan media elektonik seperti tv, internet, dan Handphone. Oleh karena itu, untuk menghadapi perkembangan zaman manusia harus mempersiapkan diri dengan melakukan kegiatan membaca. Namun, sangat disayangkan sebab budaya baca di Indonesia masih sangat kurang. Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Hasil ini didapat berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019. 

Fenomena rendahnya minat baca di Indonesia memang bukan suatu hal yang mengejutkan, tetapi dengan adanya hasil survei tersebut sudah seharusnya menjadi tamparan bersama untuk membangun kesadaran yang lebih tinggi. Terkhusus para orangtua saat ini. Sebagaimana yang diketahui bahwa orangtua berperan besar dalam tumbuh kembang anak. Orangtua juga merupakan pendidikan pertama bagi anak. Salah satu pendidikan awal yang di berikan kepada anak adalah kemampuan membaca. Namun, mengapa masih ada anak yang belum bisa membaca? Mengapa masih ada anak yang mengalami kesulitan membaca padahal sudah dilatih sejak lama?

Kesulitan membaca adalah suatu kondisi di mana anak mengalami gangguan terkait cara bagaimana otak mengolah dan memproses informasi yang sedang dibacanya. Berkaitan dengan proses dalam membaca, terdapat yang namanya proses sensori. Proses ini dimulai dengan melihat, yaitu stimulus masuk lewat indra penglihatan mata. Kemudian, dilanjutkan dengan kesiapan anak untuk mendengar kesamaan di antara bunyi huruf-huruf dalam kata, mendeteksi kata-kata mulai dan berakhir dengan bunyi yang sama serta mendeteksi irama.

Selain itu, ketika mengajarkan membaca kepada anak sangat penting untuk memperhatikan tingkatan usia anak. Pada umumnya anak mempunyai kesiapan penglihatan untuk membaca pada usia 5-6 tahun. Sebab pada usia tersebut anak memiliki kompetensi koordinasi binakular, persepsi yang dalam, pemfokusan pengaturan dan pengubahan perasaan secara bebas. Akan tetapi, fakta menunjukkan bahwa pada rentetan usia tersebut masih banyak didapati anak yang belum bisa membaca.

Selain mengalami gangguan terkait cara bagaimana otak mengolah dan memproses informasi yang sedang dibaca, penyebab anak yang belum bisa membaca juga disebabkan karena masih menggunakan metode mengeja. Perlu diketahui bahwa metode mengeja memiliki beberapa kelemahan. Pertama, anak kesulitan melafalkan diftong dan fon-fon rangkap seperti /ng/, /ny/, /kh/, /au/, /oi/. Kedua, sulit merangkai bunyi huruf yang satu dengan yang lain. Kemudian, metode mengeja membuat anak cepat merasa bosan, karena anak dipaksa diam dan duduk dengan waktu yang lama.

Mengajari anak membaca bukanlah suatu hal yang mudah, karena harus menggunakan metode yang menyenangkan, efektif dan mudah dalam penyampaiannya. Salah satu dari berbagai macam metode membaca yang dapat dilakukan ialah metode belajar membaca tanpa mengeja. Belajar membaca tanpa mengeja merupakan metode membaca yang dalam pengajarannya tidak langsung mengenalkan huruf pada tahap awal namun anak dikenalkan suku kata terlebih dahulu (Noviana, 2009).

Pada metode ini, anak awalnya akan diajak membaca per suku kata, selanjutnya mengenal beberapa suku kata, kemudian anak diberikan beberapa contoh kalimat untuk dibacanya. Misalkan ba, ca, da, bi, ci, di, bu, do, co, be dan seterusnya. Suku kata tersebut juga bisa dihubungkan dengan gambar yang telah dikenal oleh anak, setelah itu baru ke tulisan. Cara ini berfungsi agar anak dapat mengingat suku kata tersebut dengan baik. Contohnya seperti:

1) Kata "ga" yang dikorelasikan dengan gambar gajah

2) Kata "gi" yang dikorelasikan dengan gambar gigi 

3) Kata "gu" yang dikorelasikan dengan gambar guci

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun