Mohon tunggu...
Arif Rahman Hakim
Arif Rahman Hakim Mohon Tunggu... Human Resources - Penyuluh Perikanan

Penyuluh Perikanan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Ecosystem Services dalam Pemanfataan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

3 Februari 2016   11:48 Diperbarui: 6 Juni 2016   14:37 1581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Millenium Ecosystem Assessment (2005) mendefinisikan Ecosystem Services (ES) sebagai keuntungan-keuntungan yang diperoleh manusia dari keberadaan suatu ekosistem. Keuntungan tersebut bisa saja berupa keuntungan yang dapat dihitung maupun tidak.Contohnya ekosistem sebagai penyedia makanan dan obat-obatan, pengatur atau penyelaras iklim dan penyakit, pelindung dari bencana yang ekstrim, dan sebagainya. ES merupakan hal pokok dalam kehidupan manusia baik dalam segi sosial maupun ekonomi serta memiliki hubungan timba balik dengan aktivitas manusia.

Ada empat kategori dalam mengidentifikasi ES dan setiap kategorinya sangat mempengaruhi kesejahteraan manusia, yaitu :

  1. Provisioning Services, yaitu ‘jasa atau pelayanan’ yang disediakan secara langsung oleh sebuah ekosistem seperti makanan, raw material, air tawar, sumberdaya genetic, dan sumber obat-obatan;
  2. Regulating Services, yaitu ‘jasa atau pelayanan’ yang tersedia akibat pengaturan yang dilakukan oleh ekosistem seperti penyerapan karbon, pengontrolan bencana, pemurnian air, pencegahan erosi dan memelihara kesuburan tanah, kontrol biologi, serta  penyerbukan tanaman;
  3. Cutural Services, yaitu ‘jasa atau pelayanan’ yang berkaitan dengan kehidupan sosial atau budaya manusia seperti rekreasi, nilai estetika, nilai spiritual, agama, dan etika;
  4. Supporting Services, yaitu ‘jasa atau pelayanan’ yang dibutuhkan agar semua ‘jasa atau pelayanan’ ekosistem dapat tersedia, seperti menyediakan habitat, produktivitas primer (proses produksi biological seperti fotosintesis), dan siklus nutrisi.

Jika dikaitkan dengan 3 pilar pembangunan kelautan dan perikanan yang mencakup kedaulatan, keberlanjutan, serta kemakmuran maka ES merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam konteks pembangunan kelautan dan perikanan. Bagaimana tidak karena aktivitas pembangunan kelautan dan perikanan sangat bersinggungan dengan ekosistem. Namun demikian bukan berarti semua aktivitas pembangunan menjadi ‘haram’ dalam rangka pelestarian lingkungan akan tetapi yang kemudian perlu kita renungkan adalah apakah aktivitas kita dalam memanfaatkan dan mengelola sumberdaya kelautan dan perikanan mengecilkan nilai/keuntungan ekosistem itu atau memperbesarnya.

Keberadaan Ecosystem Services (ES) terkadang tidak disadari oleh manusia karena tidak adanya rasa memiliki. ES sebagai barang atau properti milik umum menjadi tidak berharga dan diacuhkan sehingga kita tidak pernah mempertanyakan besarnya nilai kerugian dari kerusakan sebuah ekosistem akibat pembangunan atau aktivitas pengelolaan yang dilakukan. Ketidakpedulian tersebut menjadi lumrah karena keuntungan/nilai ekonomi yang diberikan oleh pembangunan atau aktivitas pengelolaan itu langsung terasa oleh manusia meskipun kerugian besar jangka panjang yang diterima.

Contoh sederhana yang terjadi dewasa ini adalah dengan menggunakan alat tangkap ikan yang merusak memang akan memberikan hasil ekonomis yang lumayan saat ini tapi pernahkah kita menghitung berapa nilai kerugian rusaknya terumbu karang ? hilangnya nilai estetika yang menyebabkan matinya bisnis pariwisata ? hilangnya fungsi penahan erosi yang menyebabkan rusaknya pemukiman ? hilangnya suatu habitat karena individu di setiap generasinya menjadi korban pengrusakan? dan sebagainya.

Mungkin sudah saatnya sebelum melakukan aktivitas di sektor kelautan dan perikanan kita bertanya “apakah seimbang antara nilai ekonomi yang diterima dengan nilai ekonomi ekosistem yang hilang akibat aktivitas kita ?”

 

Arif Rahman Hakim

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun