Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tan Malaka : Pencetus Awal Nama "Republiek Indonesia", Benarkah ?

12 Maret 2025   12:59 Diperbarui: 12 Maret 2025   12:59 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tan Malaka, Pencetus Awal Nama Republiek Indonesia ? (screenshoot Shopee)

Sebelum Sumpah Pemuda 1928, Tan Malaka adalah tokoh pertama yang secara eksplisit menyebut nama "Republik Indonesia" sebagai negara yang akan merdeka dalam bukunya Naar de Republiek Indonesia (1925)

Namun, ada beberapa tokoh dan organisasi lain yang juga ikut berperan dalam memperkenalkan nama "Indonesia" sebagai identitas nasional, meskipun mereka tidak secara langsung mencetuskan konsep Republik Indonesia sebelum Tan Malaka. 

Berikut beberapa di antaranya:

1. Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) -- 1913

  • Dalam tulisan-tulisannya, ia lebih sering menggunakan istilah "Indonesi" untuk menggantikan nama Hindia Belanda.
  • Saat diasingkan ke Belanda, ia bersama rekan-rekannya mendirikan Indische Vereeniging, yang kemudian berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI) pada 1922.
  • Meskipun tidak secara tegas menyebut "Republik Indonesia", PI mulai memperkenalkan identitas "Indonesia" dalam pergerakan nasional.

2. Perhimpunan Indonesia (1922)

  • Organisasi ini adalah kelanjutan dari Indische Vereeniging di Belanda yang diubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
  • PI adalah organisasi pertama yang secara resmi meninggalkan sebutan Hindia Belanda dan mulai menggunakan "Indonesia" sebagai identitas nasional.
  • Namun, mereka belum secara spesifik menyebut konsep "Republik Indonesia".

3. Douwes Dekker dan Indische Partij (1912)

  • Douwes Dekker bersama Cipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara mendirikan Indische Partij, partai pertama yang memperjuangkan kemerdekaan Hindia Belanda.
  • Mereka mengusulkan nama "Hindia Merdeka", tetapi tidak secara spesifik menggunakan istilah "Republik Indonesia".

Kesimpulan

Dari berbagai tokoh dan organisasi di atas, Tan Malaka adalah orang pertama yang secara tegas dan sistematis mencetuskan nama "Republik Indonesia" dalam konteks kemerdekaan penuh melalui bukunya Naar de Republiek Indonesia (1925).

Meskipun nama "Indonesia" sudah diperkenalkan oleh Perhimpunan Indonesia dan tokoh-tokoh sebelumnya, tidak ada tokoh lain sebelum 1925 yang secara eksplisit menggunakan istilah "Republik Indonesia" sebagai nama negara yang akan merdeka selain Tan Malaka.

----------

Beberapa buku utama yang ditulis oleh Tan Malaka

Tan Malaka adalah seorang pemikir dan pejuang kemerdekaan yang banyak menulis buku dan pamflet yang menggambarkan ide-ide perjuangan, sosialisme, nasionalisme, serta strategi revolusi. Berikut beberapa buku utama yang ditulis oleh Tan Malaka:

1. Naar de Republiek Indonesia (1925)

("Menuju Republik Indonesia")

  • Buku ini adalah salah satu tulisan terpenting Tan Malaka yang menjadi visi awal kemerdekaan Indonesia.
  • Ia menegaskan bahwa Indonesia harus merdeka 100% tanpa kompromi dengan Belanda.
  • Saat buku ini terbit, gagasan republik masih dianggap radikal karena banyak tokoh lain lebih memilih bentuk kerajaan atau dominion di bawah Belanda.

2. Massa Actie (1926)

("Aksi Massa")

  • Buku ini menekankan bahwa perlawanan rakyat harus berbasis aksi massa yang revolusioner.
  • Tan Malaka mengkritik sistem kolonial Belanda dan mengajak rakyat untuk melakukan perlawanan aktif melalui gerakan massa.
  • Buku ini dianggap berbahaya oleh pemerintah Belanda, sehingga Tan Malaka semakin menjadi buronan.

3. Gerpolek (1948)

("Gerilya, Politik, Ekonomi")

  • Ditulis saat masa revolusi kemerdekaan, buku ini menjelaskan strategi perang gerilya dan politik revolusi.
  • Ia menekankan bahwa perjuangan bersenjata harus diimbangi dengan kebijakan ekonomi yang mandiri.
  • Soekarno dan Hatta menolak beberapa gagasan dalam buku ini karena dianggap terlalu radikal.

4. Madilog (1943)

("Materialisme, Dialektika, dan Logika")

  • Buku ini adalah karya filsafat utama Tan Malaka yang mencoba mengganti cara berpikir mistis dengan pendekatan ilmiah berbasis logika dan materialisme.
  • Ia memperkenalkan konsep Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika) untuk mendidik rakyat agar berpikir kritis.
  • Buku ini dianggap menginspirasi pemikir-pemikir nasionalis dan revolusioner Indonesia.

5. Dari Penjara ke Penjara (1950, diterbitkan posthumous)

  • Ini adalah autobiografi Tan Malaka, yang menceritakan perjalanan hidupnya sebagai buronan politik dan perjuangannya melawan Belanda serta pemerintahan Indonesia sendiri.
  • Buku ini sangat penting untuk memahami perjalanan hidup dan pemikiran politik Tan Malaka.

Kesimpulan

Buku-buku Tan Malaka banyak membahas kemerdekaan, aksi massa, revolusi, perang gerilya, ekonomi mandiri, serta cara berpikir ilmiah. Karya-karyanya tetap relevan hingga sekarang dan menjadi bagian penting dalam sejarah pemikiran Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun