Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto, yang dilantik sebagai Presiden Indonesia pada Oktober 2024, belum menunjukkan pola serupa dalam pengambilan keputusan penting pada hari tertentu. Namun, langkah signifikan yang diambilnya termasuk pembentukan kabinet terbesar sejak tahun 1966, dengan 109 anggota, yang dikenal sebagai "Kabinet Merah Putih". Kabinet ini mencakup politisi dari tujuh partai koalisi dan beberapa tokoh dari pemerintahan sebelumnya, seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Langkah ini mencerminkan upaya Prabowo untuk menyatukan masyarakat multikultural Indonesia dan berbagai kepentingan politik melalui pemerintahan yang kuat.Â
Meskipun belum ada informasi spesifik mengenai hari-hari tertentu yang dipilih Prabowo untuk keputusan penting, pendekatannya dalam membentuk kabinet menunjukkan fokus pada stabilitas politik dan kontinuitas kebijakan.
Reshuffle Kabinet Pertama Era Pak Presiden Prabowo juga hari Rabu
Pada Rabu, 19 Februari 2025, Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle pertama dalam Kabinet Merah Putih yang baru berusia beberapa bulan. Langkah ini mengejutkan banyak pihak dan dianggap sebagai sinyal tegas bagi para menteri untuk bekerja lebih cermat dan sesuai dengan visi presiden.
Perubahan Utama dalam Kabinet:
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek): Prof. Brian Yuliarto dilantik menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro. Pergantian ini terjadi setelah pernyataan Satryo mengenai efisiensi anggaran yang dikaitkan dengan potensi kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT), memicu reaksi negatif dari masyarakat dan mahasiswa. Pengamat politik menilai bahwa reshuffle ini merupakan peringatan bagi menteri lain untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan kebijakan agar tidak menimbulkan polemik.Â
Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP): Muhammad Yusuf Ateh dilantik sebagai kepala BPKP, dengan Agustina Arumsari sebagai wakilnya. Sebelumnya, Ateh menjabat sebagai pelaksana tugas kepala BPKP, sementara Agustina adalah Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi.Â
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS): Amalia Adininggar Widyasanti dilantik sebagai kepala BPS, didampingi oleh Sonny Harry Budiutomo Harmadi sebagai wakil kepala. Amalia sebelumnya menjabat sebagai pelaksana tugas kepala BPS, dan Sonny adalah pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.Â
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN): Letjen Nugroho Sulistyo Budi dilantik sebagai kepala BSSN yang baru.Â
Pengamat politik dari UIN Jakarta, Ahmad Bakir Ihsan, menyatakan bahwa reshuffle ini berfungsi sebagai "efek kejut" bagi menteri lainnya untuk bekerja lebih serius dan sesuai dengan instruksi presiden. Ia menambahkan bahwa Presiden Prabowo tidak akan ragu untuk mengganti menteri yang dianggap menghambat program pemerintah, meskipun pertimbangan politik, terutama terkait menteri dari partai politik, tetap menjadi faktor penting.Â
Langkah reshuffle ini mencerminkan komitmen Presiden Prabowo untuk memastikan bahwa kebijakan pemerintah dijalankan dengan efektif dan komunikasi yang baik, guna menghindari kesalahpahaman di masyarakat.