Kisah Berandal Lokajaya: Raden Sahid, Putra Adipati Tuban yang Menjadi Sunan Kalijaga
Raden Sahid, yang kelak dikenal sebagai Sunan Kalijaga, adalah putra Adipati Tuban Tumenggung Wilwatikta (Raden Sahur). Ia berasal dari keluarga bangsawan di Tuban, yang saat itu merupakan wilayah penting di bawah Majapahit. Namun, kisah hidupnya penuh dinamika---berawal dari seorang berandal atau perampok, hingga akhirnya menjadi salah satu Wali Songo yang berpengaruh dalam penyebaran Islam di Nusantara.
1. Latar Belakang Raden Sahid: Putra Bangsawan yang Gelisah
Sebagai anak seorang adipati, Raden Sahid dibesarkan dalam lingkungan kerajaan yang kaya dan berpendidikan. Ia memiliki akses ke ilmu pemerintahan, seni, sastra, dan spiritualitas. Namun, sejak muda, ia memiliki jiwa yang gelisah.
Pada masa itu, Majapahit sedang mengalami kemunduran, dan ajaran Islam mulai berkembang pesat di wilayah pesisir utara Jawa, termasuk Tuban. Raden Sahid melihat ketimpangan sosial di sekitarnya---banyak rakyat yang menderita akibat pajak yang tinggi dan kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat kecil.
Ia sering melihat ulama dan rakyat miskin diperlakukan dengan tidak adil, sementara para pejabat hidup mewah. Hal ini menimbulkan pemberontakan dalam hatinya.
2. Berandal Lokajaya: Perampok Dermawan di Hutan Jatiwangi
Karena sering menentang kebijakan ayahnya yang pro-Majapahit, Raden Sahid akhirnya diusir dari istana. Ia meninggalkan kehidupan bangsawan dan memilih hidup sebagai perampok di hutan Jatiwangi (wilayah sekitar Tuban dan Rembang).
Dalam pelariannya, ia dikenal dengan julukan "Berandal Lokajaya". Namun, berbeda dari perampok biasa, ia tidak merampok untuk kepentingan pribadi. Sebaliknya, ia merampok para saudagar kaya dan pejabat korup, lalu membagikan hasil rampokannya kepada rakyat miskin.