Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru di MTsN 4 Kota Surabaya sejak tahun 2001
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka membaca dan menulis apa saja untuk dibagikan kepada orang lain dengan harapan bisa memahami dan mengerti kalau mau menerapkan apa yang ditulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Oktober Berdarah Akibat Ulah Manusia

1 November 2022   09:38 Diperbarui: 1 November 2022   09:44 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dunia kembali berduka oleh tragedi kemanusiaan yang semestinya bisa dihindari karena bukan termasuk bencana alam maupun perang. Kejadian di bulan Oktober 2022, ini benar benar menjadi perhatian semua manusia agar mau berfikir dan bisa belajar dari kejadian sebelumnya

Di awali dengan tragedi kerusuhan supporter di stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur, pada 1 Oktober 2022,  ketika ratusan nyawa melayang akibat berdesak-desakan untuk keluar stadion Kanjuruhan karena adanya kerusuhan supporter yang dibalas dengan tembakan gas air mata oleh petugas, dalam kondisi pusing, mata berkunang-kunang mereka berlarian menuju pintu masuk stadion dan ternyata pintunya ditutup oleh petugas, jadilah mereka berdesakan, dorong-dorongan, kontak fisik sampai pada saling injak antar sesama supporter dan korban jiwa berjatuhan.

Data terakhir yang dirilis Kepolosian Resor Malang, terdapat 135 jiwa melayang dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.

Tragedi Kanjuruhan menyadarkan pada kita semua bahwa penanganan kerumunan seperti penonton sepak bola harus diperlakukan secara manusiawi dan tanpa menggunakan gas air mata, serta memberikan akses jalan keluar, atau membuka semua pintu stadion bila terjadi kerusuhan agar penonton bisa keluar secara menyebar tidak fokus pada satu pintu keluaar saja.

Tanggal 29 Oktober di Korea Selatan tepatnya di kota industri Itaewon, saat perayaan Hallowen peristiwa berdesakan pada jalan selebar hanya 4 meter yang dijejali ribuan peserta perayaan hallowen maka terjadi gesekan, saling dorong dan akhrinya saling injak dan korban jiwa serta korban luka-luka terjadi.

Data resmi yang dirilis pihak berwenang di Itaewon sebanyak 154 orang dinyatakan meninggal, 26 di anataranya adalah warga negara asing, dari 14 negara,  juga laporan adanya 355  laporan orang hilang saat  mengikuti perayaan horor tersebut.

Tragedi perayaan Hallowen di Itaewon yang merenggut ratusan korban jiwa, sekali lagi menyadarkan kita bahwa sikap hati-hati tidaklah cukup, karena bisa jadi kita menjadi korban akibat perbuatan orang lain yang panik dan melakukan tindakan yang membuat nyawa kita terancam. Semoga Pemerintah Korea Selatan memikirkan langkah terbaik agar perayaan Hallowen tahun depan ditiadakan, kalaupun ditiadakan makan harus di tempat terbuka serta nyaman dan aman bagi peserta.

Tragedi kemanusiaan di bulan Oktober 2022 ditutup dengan peristiwa ambruknya Jembatan Gantung di India, terjadi pada 30 Oktober 2022 lalu.

Jembatan Gantung  setinggi 765 kaki atau 233,2 meter yang melintasi sungai Machhu di kota Morbi, di negara bagian Gujarat, India menyebabkan korban meninggaal karena tercebur ke sungai dan tidak bisa berenang sebanyak 132 orang meninggal dunia, saat itu ada sekitar 500 orang berada di atas  jembatan untuk merayakan festival keagamaan. Jembatan Gantung yang sudah berusia lebih dari 150 tahun ini akhirnya struktur jembatan goyah, reyot dan runtuh orang-orang yang ada di atas Jembatan Gantung ini terjebur ke sungai Morbi dan 132 orang dinyatakan meninggal dunia.

Tragedi Jembatan Gantung yang ambruk di India menyadarkan manusia harus aturan yang jelas bagaimana melaksanakan kegiatan yang mengundang banyak orang pada suatu tempat yang terbatas(jembatan gantung), apalagi dengan kondisi usia jembatan yang sudah ratusan tahun mestinya sudah tidak layak dijadikan tempat kegiatan yang mengundang banyak  meskipun itu adalah perayaan keagamaan.

Antisipasi terjadinya tragedi akibat kerumunan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun