Ara terengah-engah, berdiri di depan lahan kosong bekas penginapan itu. Udara terasa makin berat, seperti menekan paru-parunya. Suara ketukan yang tadi samar kini terdengar jelas, seolah-olah datang dari bawah tanah tepat di kakinya.
“Tok… tok… tok…”
Ia jongkok, menempelkan telinga ke tanah. Suara itu berubah menjadi bisikan yang menyeramkan:
“Bangunkan kami…”
Tiba-tiba tanah di bawahnya bergetar. Ara berlari ketakutan, namun langkahnya berhenti ketika melihat sesuatu yang membuat darahnya membeku - sebuah pintu kayu bertuliskan angka 27 muncul di tengah padang rumput. Pintu itu berdiri sendiri, tanpa dinding, tanpa bangunan.
Tangannya bergetar ketika menyentuh gagang pintu. Begitu pintu itu terbuka, Ara mendapati dirinya kembali berada di… kamar hotel. Ranjang putih, meja kecil, jendela. Semuanya persis seperti semula.
Di meja, ada sebuah koran baru. Ara meraihnya dengan gemetar. Tanggalnya 26 September 2025—hari ini. Judul utamanya:
“Jurnalis Hilang Misterius Saat Menyelidiki Bekas Kebakaran 20 Tahun Lalu”
Foto dirinya terpampang jelas di halaman depan.