Setelah melaksanakan sosialisasi dan pelatihan, terbentuklah kelompok usaha kecil yang dikelola oleh ibu-ibu PKK bersama mahasiswa KKN. Mereka secara rutin memproduksi kerajinan kain perca dan aktif memasarkan produknya. Produk-produk tersebut mulai dikenal di pasar lokal dan mendapat sambutan hangat dari pembeli.
Cerita di Desa Tanjungkenongo ini menjadi bukti nyata bahwa dengan kreativitas dan semangat belajar, sesuatu yang sederhana seperti kain perca bisa menjadi sumber penghasilan dan harapan baru bagi masyarakat. Mahasiswa KKN dan ibu-ibu PKK membuktikan bahwa kolaborasi dan pemberdayaan mampu menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan.
Kini, setiap kain perca yang dulu dianggap sampah, berubah menjadi karya seni yang bernilai dan menjadi simbol semangat baru bagi ibu-ibu PKK Desa Tanjungkenongo. Mereka tidak hanya belajar menjahit, tetapi juga menenun harapan untuk masa depan yang lebih cerah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI