Mohon tunggu...
Hairun Nisaa
Hairun Nisaa Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswi

Never give up.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjalanan Menembus Universitas Bersama Sahabat

26 Februari 2020   18:49 Diperbarui: 26 Februari 2020   18:55 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perkenalkan nama saya Hairun Nisa, umur saya 19 tahun. Saya salah satu mahasiswi di Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan. disini saya ingin menceritakan sedikit tentang perjalanan hidup yang saya lalui bersama teman saya sehingga kami berdua bisa menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu di Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan ini.

Sebelumnya saya mempunyai teman namanya Arbainah. Dia adalah teman yang baik dan tidak sombongkami berdua kenal sejak awal masuk SMK, dari kelas 1-3 kami selalu duduk bersama sehingga kami sering dibilang kembar oleh teman-teman, kakak kelas, adik kelas, Acil kantin bahkan guru pun juga mengira kami kembar di karena kan kami kemana-mana selalu berdua.

Setelah luluk dari SMK kami berdua sama-sama ingin kuliah, kami juga sudah mendaftar disalah satu kampus dan diterima di kampus tersebut, tapi karena biayanya yang terlalu mahal kami berdua mengundurkan diri karena tidak ingin membebani kedua orang tua. Karena keterbatasan ekonomi kami berdua memutuskan untuk mencari pekerjaan,  dan akhirnya kami berdua pun diterima disalah satu pabrik roti, setelah beberapa Minggu  bekerja dipabrik roti tersebut kami berdua berhenti dan melanjutkan bekerja disalah satu toko baju. Karena mempunyai keinginan yang sangat besar untuk melanjutkan kuliah, kami pun mendaftar disalah satu kampus lagi dengan jalur Bidikmisi. 

Setelah memenuhi semua persyaratan dan mengikuti tes kami pun tinggal menunggu pengumuman kelulusan. Pada saat hasil tes diumumkan  kami berdua dinyatakan tidak lulus tentunya kami sangat kecewa dengan hasil tersebut karena tidak bisa melanjutkan kuliah

Yahhhh  harapan pupus ditengah jalan  akhirnya kami pun tidak ingin melanjutkan kuliah lagi dan hanya ingin bekerja saja, dan pekerjaan kami saat itu adalah  berjualan tape dipinggir jalan  karena ditoko baju sebelumnya sudah habis kontrak. setelah jelang beberapa waktu kami berjualan tape ada seseorang menawarkan kuliah gratis dan ini bukan hoax ternyata orang tersebut adalah salah satu dosen dikampus ini, ya dosen kampus Nahdatul Ulama yg sekarang menjadi tempat kami menuntut ilmu. Tentu saja kami  sangat excited karena harapan kami untuk bisa melanjutkan kuliah menjadi kenyataan. Jadi, begitu lah ceritanya. Banyak suka duka yang kami lewati bersama, memang  benar kata orang rejeki itu tidak kemana.
semoga bermanfaat

Selesai...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun