Mohon tunggu...
Hairatunnisa
Hairatunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar

Penikmat literasi dan fiksi dan kini tertarik pada isu wilayah dan kebijakan publik

Selanjutnya

Tutup

Bandung Pilihan

Mang Oded, Figur Pemimpin yang Melipat Jarak

15 Desember 2021   18:03 Diperbarui: 15 Desember 2021   18:11 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mang Oded Menyapa Warga di Pendopo (sumber:  https://www.zonabandung.com/)

Minggu lalu Bumi Parahyangan dirundung duka. Walikotanya yang akrab disapa Mang Oded dikabarkan telah meninggal dunia. Beliau dipanggil Yang Maha Kuasa saat melaksanakan sholat sunnah sebelum menaiki mimbar untuk menyampaikan khutbah. Publik berduka sekaligus terpana. Siapa yang tidak ingin dipanggil dalam keadaan mulia, di tempat yang baik, serta di waktu yang baik seperti Mang Oded. Beliau pastilah merupakan sosok yang sangat baik sehingga di hari kematiannya tersebut, sahabat-sahabatnya pun bersaksi mengenai kebaikannya selama di dunia.

Mang Oded, sosok pemimpin yang sholeh itu meskipun telah tiada namun cerita mengenai kepemimpinannya merupakan mutiara hikmah yang berharga. Beliau adalah salah satu dari sedikit sekali figur pemimpin di negeri ini yang dekat dengan rakyatnya. Ketika kebanyakan pemimpin semakin berjarak dari rakyatnya saat menerima jabatan, Mang Oded justru merupakan sedikit pemimpin yang mencoba melipat jarak saat amanah telah diemban.

Kota Bandung tidak kurang memiliki 30 Kecamatan dan sekitar 150 Kelurahan/Desa. Meski demikian, Mang Oded rutin mengajak pejabat di kecamatan hingga kelurahan ke pendoponya setiap bulan secara bergilir untuk melaksanakan Sholat Subuh berjamaah yang kemudian dilanjutkan dengan pengajian dan sarapan bersama. 

Dalam agenda rutin tersebut, beliau tidak henti-hentinya mengingatkan para pemimpin tersebut agar menjadi teladan serta memberi pelayanan bagi warganya. Beliau mengakui bahwa kepemimpinannya tersebut banyak terinspirasi dari ajaran Al Qur'an dan Hadist yang dicontohkan oleh Rasulullah.

Agenda rutin Subuh Berkah bersama Lurah (sumber: https://humas.bandung.go.id)
Agenda rutin Subuh Berkah bersama Lurah (sumber: https://humas.bandung.go.id)

Hal ini mengingatkan saya dengan gaya kepemimpinan Rasulullah yang dilanjutkan para sahabat dan Khulafaur Rasyidin. Setelah menunaikan sholat berjamaah di Mesjid Nabawi, Rasulullah selalu bercakap-cakap ataupun menyampaikan hikmah kepada sahabat-sahabatnya. 

Kemudian apabila ada yang ingin menyampaikan urusannya, maka beliau akan berdiskusi bersama sahabatnya untuk memecahkan masalah tersebut. 

Tidak sedikit permasalahan-permasalahan umat yang kemudian diselesaikan pada saat tersebut. Di luar itu, Rasulullah juga berkenan apabila ada yang mengetuk pintu rumahnya yang tidak jauh dari Mesjid Nabawi untuk membicarakan urusannya.

Seperti itulah Mang Oded berupaya memaksimalkan fungsi Pendopo Kota Bandung yang juga sekaligus merupakan kediamannya untuk melayani warganya. 

Setiap subuh selalu dilaksanakan program Subuh Berkah dengan mengundang berbagai kalangan. Pendoponya selalu terbuka setiap hari dari jam 09.00-16.00 WIB agar warga dapat berkunjung. 

Di tengah kesibukannya sebagai walikota, Mang Oded tidak lupa dengan fungsi utamanya untuk melayani warga. Bagaimana pula seorang pemimpin dapat mengurus warganya jika saja dia tidak bergaul baik dengan warganya, bukan?

Sebagai warga biasa, pengalaman bertemu pemimpin itu terasa mahal harganya. Saya teringat kembali suatu momen saat event PON diselenggarakan di kota saya. 

Saat itu, siswa-siswa SMA diharuskan berdiri di pinggir jalan untuk menyambut iring-iringan Presiden SBY dari ibukota yang baru tiba di kota kami. Kami menunggu agak lama dalam kondisi cuaca terik saat sinar matahari tepat berada di atas kepala. 

Namun, seketika rasa lelah pun sirna saat melihat Presiden SBY yang tersenyum hangat sembari melambaikan tangannya ke arah kami dari balik jendela mobilnya yang berplat RI-1. 

Sederhana memang, tapi amat membekas di hati. Karena akhirnya saya bisa melihat pemimpin nomor satu di negara ini secara langsung bukan hanya dari layar TV. Jarak saya dengan orang nomor satu tersebut pada hari itu sangat dekat sepelemparan batu saja. Padahal biasanya sejauh jarak Pekanbaru-Jakarta.

Pengalaman bertemu pemimpin bahkan berinteraksi secara langsung merupakan pengalaman yang berharga. Mengetahui bahwa Mang Oded memiliki program Subuh Berkah secara rutin bersama pemimpin dari kecamatan hingga level kelurahan, maka saya dapat membayangkan atmosfir penuh keakraban tersebut perlahan dibangun. 

Momen kebersamaan saat pengajian hingga kemudian sarapan bersama akan melahirkan suasana guyub dan kedekatan di hati hingga tidak ada lagi jarak yang berarti.

Jika hati saja sudah terpaut dekat, tentu tidak sulit untuk mengajak bergotong-royong dalam membangun Kota Bandung agar line in dengan program yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota. 

Apalagi agenda ini rupanya tidak hanya diperuntukkan bagi pemimpin di tingkat lokal Kota Bandung, tapi juga untuk seluruh pejabat struktural Kota Bandung mulai dari Kepala Dinas/Badan, Direktur Rumah Sakit dan Badan Usaha Milik Daerah Kota Bandung hingga komunitas masyarakat seperti komunitas Bikers. 

Mang Oded berusaha bersilaturrahmi dan merangkul semua kelompok dengan hangat dalam suasana keakraban agar sevisi dalam memajukan Kota Bandung.

Kebijakan Mang Oded yang memfokuskan pada aspek pembangunan non fisik untuk membangun Kota Bandung bukanlah suatu kebijakan yang populer saat ini. 

Dewasa ini, para pemimpin lebih mengedepankan pembangunan fisik. Hal ini dapat dipahami dikarenakan pembangunan fisik memiliki indikator ketercapaian yang mudah terukur sehingga menjadi salah satu indikator primadona yang selalu digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program. 

Ditambah lagi, untuk kepemimpinan periodik lima tahunan seperti saat ini, adanya peninggalan infrastruktur fisik di akhir periode dapat dengan mudah dilihat sebagai suatu prestasi. Tidak mengherankan pembangunan non fisik menjadi sesuatu yang tidak diprioritaskan lagi.

Sedangkan pembangunan non fisik membutuhkan waktu yang relatif lama untuk dapat dilihat hasil akhirnya. Bahkan, perlu beberapa periode hingga pergantian pemimpin agar dapat dirasakan keberhasilannya. 

Namun, bukan berarti hal tersebut tidak memungkinkan untuk dilaksanakan jika saja ada yang memulai, dan ada yang melanjutkan. Karena pemimpin sejatinya boleh saja berganti, tetapi apabila seluruh unsur di dalamnya telah sevisi maka pembangunan yang berkelanjutan bukan lagi mimpi. 

Sehingga meskipun saat ini Mang Oded telah tiada, semoga kepemimpinannya yang bersahaja dapat menginspirasi sahabat-sahabatnya untuk meneruskan perjuangannya dalam membangun Kota Bandung yang tercinta.

Sebagai warga biasa, mungkin bukan sekadar pembangunan jalan yang dibutuhkan untuk menempuh jarak yang jauh agar terasa dekat, lebih dari itu, mungkin yang kita butuhkan adalah agar diberikan jalan untuk bersama memperkecil jarak yang ada.

Hairatunnisa, seseorang yang terinspirasi dengan kepemimpinan Mang Oded

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun